penelitian  menunjukkan  bahwa  melalui  penerapan  media  visual  yang  di proyeksikan siswa lebih mudah memahami serta dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil  belajar  siswa.  Dalam  proses  pembelajaran  melalui  media  ini  dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Penelitian yang mendukung lainnnya adalah penelitian oleh Irma Nangima Sari  2015  dengan  judul Penggunaan  Model  Quantum  Teaching  dengan  Media
Visual  dalam  Peningkatan  Pembelajaran  IPA  pada  Siswa  Kelas  IV  SD
.
Hasil penelitian  menunjukkan  hasil  belajar  siswa  pada  siklus  I  mengalami  ketuntasan
klasikal  sebesar  51,61,  siklus  II  memperoleh  ketuntasan  klasikal  70,96,  dan siklus III mencapai 90,32.
Simpulan  dari  kajian  empiris  tersebut,  dengan  menerapkan  model  Team Assisted  Individualization  TAI  berbantuan  media  visual  dapat  meningkatkan
kualitas pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka kajian empiris di atas dapat dijadikan  acuan  untuk  memperkuat  penelitian  yang  berjudul  “  Peningkatan
Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Team Assisted Individualization TAI Berbantuan  Media  Visual
Siswa kelas VB SDN Tambakaji 04 Kota Semarang”. Perbedaan  penelitian  tersebut  dengan  penelitian  terdahulu  adalah  penelitian
tersebut memadukan antara model Team Assisted Individualization TAI dengan media visual yang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
2.4 KERANGKA BERPIKIR
Permasalahan  pada  pembelajaran  IPA  terjadi  di  SDN  Tambakaji  04  Kota Semarang.  Berdasarkan  refleksi  awal  dengan  kolaborator  melalui  observasi
menunjukkan  bahwa  kualitas  pembelajaran  IPA  di  kelas  VB  masih  belum optimal.  Hal  tersebut  sebabkan  oleh  rendahnya  rasa  antusias  siswa  terhadap
pembelajaran  sehingga  siswa  kurang  memahami  penjalasan  guru.  Guru  sudah menggunakan metode inovatif selain ceramah seperti pemberian tugas kelompok,
tetapi  pada  saat  mengerjakan  tugas  tersebut  hanya  satu  atau  dua  siswa  dalam kelompok  yang  bekerja.  Sedangkan  siswa  yang  lain  justru  membuat  gaduh  dan
hanya bergantung pada siswa  yang mengerjakan. Guru juga sudah menggunakan media  tetapi  kurang  bervariasi.Fasilitas  seperti  LCD  Liquid  Crystal  Display
sudah tersedia, tetapi kurang dimanfaatkan dalam pembelajaran. Hal-hal tersebut mengakibatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi
rendah, yang ditunjukkan dari data hasil analisis ulangan harian pembelajaran IPA pada  semester  2  tahun  pelajaran  20142015  masih  di  bawah  Kriteria  Ketuntasan
Maksimal  KKM  yang  ditentukan  sekolah,  yaitu  70.  Dari  data  hasil  belajar tersebut terlihat bahwa dari 40 siswa, hanya 13 siswa 32,50 yang mendapatkan
nilai  di  atas  KKM,  yaitu  70.  Sedangkan  sisanya  27  siswa  67,50  nilainya dibawah  KKM,  dengan  nilai  terendah  40,  nilai  tertinggi  90,  dan  rata-rata  64,5.
Dari  adanya  data  tersebut,  maka  diperlukan  tindakan  perbaikan  yang  dapat meningkatkan  kualitas  pembelajaran  yang  mengaktifkan  seluruh  siswa  dan
membantu  siswa  untuk  dapat  memahami  materi  agar  nantinya  kualitas membelajaran IPA juga meningkat.
Berdasarkan  diskusi  peneliti  dengan  kolaborator,  untuk  memecahkan masalah pembelajaran tersebut, kolaborator menetapkan alternatif tindakan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dapat mendorong seluruh siswa terlibat
dalam  proses  pembelajaran  dan  dapat  meningkatkan  keterampilan  guru.  Maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif, yaitu tipe  Team
Assisted Individualization TAI. Alur  kerangka  berpikir  dalam  penelitian  ini  secara  sederhana  dapat
digambarkan sebagai berikut: 1.
Guru:  Sudah  menerapkan  variasi  dalam  pembelajaran  tetapi  masih belum optimal.
2. Siswa:  rendahnya  rasa  antusias  siswa  terhadap  pembelajaran
sehingga  siswa  kurang  memahami  penjalasan  guru,  saat  kerja kelompok hanya satu atau dua siswa dalam kelompok yang bekerja.
Sedangkan  siswa  yang  lain  justru  membuat  gaduh  dan  hanya bergantung pada siswa yang mengerjakan.
3. Hasil Belajar:
Data nilai rata-rata ulangan IPA SDN Tambakaji 04 Kota Semarang semester  1  tahun  pelajaran  20142015  menunjukkan  bahwa  67,50
siswa memperoleh nilai di bawah KKM.
Penerapan model Team Assisted Individualization TAI berbantuan media visual dalam pembelajaran IPA.
Tindakan
Kondisi akhir
Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir
Kondisi awal
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA meningkat.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA meningkat.
3. Minimal 80 dari seluruh siswa kelas VB SDN Tambakaji 04 Kota
Semarang mengalami
ketuntasan belajar
individual dalam
pembelajaran  IPA  melalui  model  Team  Assisted  Individualization TAI  berbantuan  media  visual  di  meningkat  dengan  dengan
nilai 70.
2.5 HIPOTESIS TINDAKAN