8. Jenis Material Benda terhadap Besar Nilai Emisivitas
Kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh Koestoer tentang emisivitas terdapat pada buku Perpindahan Kalor untuk Mahasiswa Teknik,
menunjukkan bahwa adanya perbedaan nilai emisivitas pada masing –masing
material. Hal ini ditunjukkan pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Tabel harga Emisivitas Normal pada tiap
– tiap Nilai Temperatur untuk Masing
–Masing Material yang Diuji Koestoer, 2002: 286 Temperatur
°K Stainless
Steel Seng
Kuningan Aluminium Tembaga
398 0,227
0,1766 0,115
0,071 0,042
423 0,230
0,1401 0,097
0,073 0,044
473 0,211
0,1627 0,074
0,075 0,048
523 0,201
0,1422 0,075
0,078 0,056
573 0,209
0,1698 0,081
0,080 0,060
623 0,218
0,1790 0,070
0,083 0,060
673 0,202
0,1820 0,067
0,086 0,064
698 0,213
0,1896 0,061
0,087 0,066
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat emisivitas pada masing
–masing material. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa adanya hubungan antara tingkat emisivitas benda dengan
temperatur. Material seng, aluminium, dan tembaga nilai emisivitas memiliki gradien positif terhadap kenaikan suhu. Sedangkan untuk material stainless steel
dan kuningan memiliki nilai emisivitas gradien negatif terhadap kenaikan suhu.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Media pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam memahami suatu materi telah banyak dibuat dalam penelitian terdahulu. Pemahaman peserta
didik tentang materi pembelajaran akan terbantu apabila adanya suatu alat peraga pendidikan yang mampu menunjukkan secara langsung fenomena yang terjadi.
Hal tersebut ditegaskan dalam penelitian Wicaksono, dkk 2013: 38-39 menyatakan bahwa alat peraga merupakan salah satu media visual yang dapat
didefinisikan sebagai alat bantu untuk mendidik atau mengajar, agar materi yang diajarkan oleh guru mudah dipahami oleh siswa. Setiawan, dkk 2009: 22 juga
mengemukakan dalam penyampaian sebuah materi akan lebih baik dengan menggunakan panel peraga dan dikaitkan dengan kehidupan nyata, apalagi dalam
bidang teknik. Media pembelajaran telah menjadi sesuatu yang penting berkaitan dengan kemudahan pemahaman peserta didik mengenai materi yang diajarkan.
Salah satu hasil penelitian tes ketuntasan hasil belajar tentang penggunaan media pembelajaran perpindahan panasberupa modul mengemukakan bahwa dari
uji coba kelas terbatas sebanyak 10 mahasiswa setelah menggunaan modul pembelajaran perpindahan panas diperoleh ketuntasan belajar 100 dengan nilai
terendah 83 dan nilai tertinggi 90 Huda dan Arsana 2013: 22. Selain itu penelitian lain yang menggunakan media pembelajaran perpindahan panas terjadi
peningkatan pemahaman siswa dengan nilai pre test sebesar 63 dan nilai rata-rata post test sebesar 81,65 Viajayani, dkk. 2013: 154.
Dari beberapa penelitian di atas dapat dapat diamati bahwa keberadaan media pemebelajaran perpindahan panas dapat meningkatkan hasil belajar dan
dapat membantu pemahaman mahasiswa mengenai materi perpindahan panas.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Memahami konsep perpindahan panas secara radiasi tidak bisa didasarkan pada hal yang hanya bersifat teoritis. Untuk memahami konsep perpindahan panas
secara radiasi perlu langsung diaplikasikan pada kondisi sebenarnya yang ada di lapangan, sehingga membutuhkan objek peraga tiruan yang sederhana. Karena
pernyataan tersebut perlu adanya peraga perpindahan panas secara radiasi sebagai media pembelajaran perpindahan panas.
Media pembelajaran yang dibuat peneliti merupakan masukan dari dosen dan ahli media pembelajaran. Hasil masukan tersebut kemudian akan digunakan
untuk perbaikan alat peraga untuk mendapatkan validasi dari ahli media pembelajaran dan ahli materi. Selain itu, untuk memberikan keyakinan bahwa
peraga perpindahan panas secara radiasi tersebut layak digunakan sebagai media pembelajaran serta dapat memberikan kemudahan baik untuk dosen sebagai
fasilitator dan mahasiswa sebagai pengguna. Kelayakan dari peraga tersebut sebagai media pembelajaran didapatkan melalui serangkaian prosedur uji coba
dan perbaikan. Pada proses uji coba alat peraga, peneliti akan melakukan pengujian laju
perpindahan panas secara radiasi dengan variasi spesimen uji yang membuktikan bahwa adanya perbedaan besar laju perpindahan panas. Setelah mendapatkan
validasi dari ahli media pembelajaran dan ahli materi perpindahah panas, media pembelajaran yang dibuat diterapkan langsung pada pembelajaran mata kuliah
perpindahan kalor dasar di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. Selanjutnya, mahasiswa yang mengikuti mata kuliah tersebut diminta
kesediaannya untuk memberikan tanggapan dengan cara mengisi angket yang berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran perpindahan panas secara
radiasi dengan variasi spesimen uji. Hasil dari proses validasi dan tanggapan mahasiswa terhadap media pembelajaran tersebut kemudian dianalisis dan ditarik
suatu kesimpulan.
D. Pertanyaan Penelitian