Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

22 Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa faktor tunggal ruang simpan dan media simpan, serta interaksi antara ruang dan media simpan berpengaruh nyata terhadap persentase berakar propagul R. stylosa PB. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara ruang simpan dan media simpan terhadap persentase propagul R. stylosa yang berakar dapat dilihat pada hasil uji Duncan Tabel 2, yang menunjukkan bahwa propagul akan mengeluarkan akar pada perlakuan ruang kamar B2 dengan media simpan serbuk gergaji C1 dan sabut kelapa C2. Propagul yang disimpan di ruang kamar dalam media simpan berupa sabut kelapa memiliki nilai rata-rata PB yang jauh lebih besar 22,67 dibandingkan dengan propagul yang disimpan di ruang kamar dalam media simpan serbuk gergaji 1,78. Dengan demikian dapat diketahui bahwa ruang AC dan serbuk gergaji dapat menghambat pertumbuhan akar dari propagul R. stylosa. Tabel 2. Uji Duncan Pengaruh Interaksi Ruang Simpan dan Media Simpan terhadap Persentase Berakar PB Propagul R. stylosa Perlakuan Rata-rata PB Interaksi 2 Faktor B2C2 22,67 a B2C1 1,78 b B1C1 0 b B1C2 0 b A.2. Kadar Air Propagul KA Pada penelitian ini, hasil pengukuran kadar air menunjukkan bahwa rata- rata kadar air propagul cenderung menurun dengan semakin bertambahnya lama waktu penyimpanan. Penurunan paling cepat terjadi pada propagul yang disimpan di ruang kamar dalam media simpan serbuk gergaji, yaitu sebesar 10,75 dari kadar air awal sebesar 41,82 menjadi 31,07. Adapun penurunan yang paling lambat terjadi pada propagul yang disimpan di ruang kamar dalam media simpan sabut kelapa, yaitu sebesar 1,57. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpanan propagul di ruang kamar dengan media simpan sabut kelapa lebih dapat mempertahankan kadar air popagul R. stylosa. Kecenderungan penurunan kadar air propagul selama penelitian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. 56.79 41.2 41.04 36.73 33.31 39.37 38.74 38.68 37.78 41.82 41.68 37.7 31.07 40.84 50.82 39.89 39.27 10 20 30 40 50 60 1 2 3 4 K a d a r A ir Lama Penyimpanan Minggu B1C1 B1C2 B2C1 B2C2 24 Tabel 3. Uji Duncan Pengaruh Faktor Tunggal Lama Penyimpanan terhadap Kadar Air KA Propagul R. stylosa Perlakuan Rata-rata KA Lama Penyimpanan A 0 Minggu A0 56,79 a 2 Minggu A2 43,07 b 1 Minggu A1 40,83 bc 3 Minggu A3 38,25 cd 4 Minggu A4 35,36 d Berdasarkan hasil uji Duncan di atas, propagul yang diberikan perlakuan penyimpanan mempunyai kadar air yang relatif lebih kecil daripada kadar air propagul segar tanpa perlakuan penyimpanan. Adapun propagul yang disimpan selama 1 dan 2 minggu memiliki kadar air yang relatif lebih besar daripada propagul yang disimpan selama 3 dan 4 minggu. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kadar air propagul akan cenderung menurun dengan semakin bertambahnya lama penyimpanan yang dilakukan. A.3. Daya Berkecambah DB Hasil pengamatan perkecambahan Lampiran 1 menunjukkan bahwa daya berkecambah R. stylosa cenderung menurun dengan semakin lamanya penyimpanan. Nilai rata-rata daya berkecambah mulai menurun pada minggu kedua penyimpanan. Dalam jangka waktu penyimpanan selama 4 minggu, nilai rata-rata daya berkecambah terbesar 91,11 dimiliki oleh propagul yang disimpan di ruang kamar dengan media simpan berupa sabut kelapa, dan yang terendah 37,78 diperlihatkan oleh propagul yang disimpan di ruang kamar dengan media serbuk gergaji. Gambar 4 yang memperlihatkan rata-rata daya berkecambah propagul, menunjukkan bahwa propagul yang memiliki daya berkecambah yang paling tinggi adalah propagul yang diberi perlakuan penyimpanan di ruang kamar dalam media sabut kelapa. Hal tersebut dapat dilihat setelah penyimpanan selama 4 minggu nilai daya berkecambah propagul tetap tinggi. 100 93.33 86.67 71.11 53.33 100 95.55 100 68.89 93.33 100 84.44 37.78 100 100 93.33 91.11 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 D a y a B e rk e ca m b a h Lama Penyimpanan Minggu B1C1 B1C2 B2C1 B2C2 26 Tabel 4. Uji Duncan Pengaruh Interaksi Lama Penyimpanan A, Ruang Simpan B, dan Media Simpan C terhadap Daya Berkecambah DB Propagul R.stylosa Perlakuan Rata-rata DB Interaksi 3 Faktor A0B1C1 100 a A0B1C2 100 a A0B2C1 100 a A0B2C2 100 a A2B2C1 100 a A1B1C2 100 a A1B2C2 100 a A3B1C2 100 a A2B2C2 100 a A2B1C2 95,55 a A1B1C1 93,33 a A1B2C1 93,33 a A3B2C2 93,33 a A4B2C2 91,11 ab A2B1C1 86,67 abc A3B2C1 84,44 abc A3B1C1 71,11 bcd A4B1C2 68,89 cd A4B1C1 53,33 de A4B2C1 37,78 e Hasil uji Duncan interaksi tiga faktor terhadap pengaruh daya berkecambah, menunjukkan bahwa pada kurun waktu penyimpanan selama 3 minggu, propagul R. stylosa, baik yang disimpan di ruang AC maupun ruang kamar dengan media simpan serbuk gergaji dan sabut kelapa mempunyai nilai rata-rata daya berkecambah yang relatif tinggi DB 80 , kecuali propagul yang disimpan di ruang AC dalam media simpan serbuk gergaji. Pada periode penyimpanan selama 4 minggu selain propagul yang disimpan di ruang kamar dalam media simpan sabut kelapa, propagul lainnya mempunyai rata-rata DB yang relatif rendah, terutama terhadap propagul yang disimpan di ruang kamar dalam media simpan serbuk gergaji. 0.58 0.75 0.91 0.27 0.34 1.1 0.55 0.71 0.26 0.77 0.84 0.37 0.12 0.55 0.52 0.45 0.4 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1 2 3 4 N il a i P e rk e ca m b a h a n Lama Penyimpanan Minggu B1C1 B1C2 B2C1 B2C2 28 Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa pemberian perlakuan lama penyimpanan menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap nilai perkecambahan propagul, selain itu interaksi antara lama penyimpanan dan media simpan berpengaruh nyata terhadap nilai perkecambahan propagul R. stylosa. Pengaruh interaksi antara lama penyimpanan dengan media simpan terhadap nilai perkecambahan propagul dapat dilihat pada hasil uji Duncan Tabel 5. Tabel 5. Uji Duncan Interaksi Lama Penyimpanan dan Media Simpan terhadap Nilai Perkecambahan NP Propagul R. stylosa Perlakuan Rata-rata NP Interaksi 2 Faktor A2C1 0,88 a A1C2 0,82 ab A1C1 0,76 ab A0C2 0,58 abc A0C1 0,58 abc A3C2 0,58 abc A2C2 0,54 bc A4C2 0,33 cd A3C1 0,32 cd A4C1 0,23 d Hasil uji Duncan interaksi antara lama penyimpanan dengan media simpan terhadap nilai perkecambahan R. stylosa di atas, menunjukkan bahwa propagul yang disimpan selama 2 minggu dengan media simpan serbuk gergaji mempunyai nilai perkecambahan propagul yang lebih tinggi dibandingkan dengan propagul yang diberi perlakuan lainnya. Adapun nilai perkecambahan propagul terendah ditunjukkan oleh propagul yang diberi perlakuan lama penyimpanan selama 4 minggu dalam media simpan serbuk gergaji. A.5. Kecepatan Tumbuh KT Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian perlakuan faktor tunggal lama penyimpanan dan interaksi antara lama penyimpanan dengan media simpan berpengaruh signifikan terhadap kecepatan tumbuh propagul. Dengan demikian dapat diketahui bahwa semakin lama waktu simpan, kecepatan tumbuh propagul akan cenderung menurun, berarti viabilitas propagul cenderung menurun pula. 1.83 2.17 2 1.29 1.01 1.79 1.77 1.96 1.27 2.2 2.21 1.51 0.7 1.85 1.77 1.78 1.47 0.5 1 1.5 2 2.5 1 2 3 4 K e ce p a ta n T u m b u h Lama Penyimpanan Minggu B1C1 B1C2 B2C1 B2C2 30 Tabel 6. Uji Duncan Interaksi Lama Penyimpanan dan Media Simpan terhadap Kecepatan Tumbuh KT Propagul R. stylosa Perlakuan Rata-rata KT Interaksi 2 Faktor A1C1 2,19 a A2C1 2,11 ab A3C2 1,87 ab A0C2 1,83 ab A0C1 1,83 ab A1C2 1,82 ab A2C2 1,77 b A3C1 1,40 c A4C2 1,37 c A4C1 0,86 d Berdasarkan hasil uji Duncan di atas, dapat diketahui bahwa penyimpanan propagul R. stylosa selama 1 minggu dalam media simpan berupa serbuk gergaji menyebabkan kecepatan tumbuh propagul yang bersangkutan lebih tinggi dibandingkan dengan propagul yang diberi perlakuan lainnya. Fenomena ini menunjukkan bahwa propagul yang disimpan selama 1 minggu memiliki viabilitas propagul yang lebih tinggi dibandingkan propagul yang disimpan lebih dari 1 minggu. A.6. Nisbah Pucuk Akar NPA Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa pemberian faktor tunggal lama penyimpanan, media simpan, dan interaksi kedua faktor tersebut berpengaruh nyata pada nisbah pucuk akar semai R. stylosa. Data pada Lampiran 1 menunjukkan bahwa nisbah pucuk akar cenderung terus menurun dengan bertambahnya lama penyimpanan. Hasil pengamatan nisbah pucuk akar untuk semai R. stylosa selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 7. Perlakuan Rata-rata NPA Interaksi 2 Faktor A1C1 0.12 a A0C2 0.12 a A0C1 0.12 a A2C1 0.09 b A3C2 0.08 b A4C2 0.08 b A1C2 0.06 bc A3C1 0.06 bc A4C1 0.06 bc A2C2 0.05 c 0.12 0.12 0.09 0.06 0.07 0.07 0.05 0.07 0.07 0.13 0.08 0.07 0.05 0.06 0.05 0.08 0.08 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 1 2 3 4 N is b a h P u cu k A k a r Lama Penyimpanan Minggu B1C1 B1C2 B2C1 B2C2 32 Berdasarkan fenomena di atas, semai R. stylosa dari propagul segar tanpa penyimpanan dan propagul yang disimpan selama 1 minggu dalam media simpan serbuk gergaji mempunyai nilai nisbah pucuk akar NPA sama dan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai NPA semai yang berasal dari propagul yang diberi perlakuan lainnya. A.7. Pendugaan Viabilitas Berdasarkan Uji Belah Cutting Test dan Uji Perkecambahan Langsung Hasil pengujian daya berkecambah, baik uji langsung maupun uji belah cutting test, secara statistik dilakukan dengan menggunakan uji-t dan disajikan pada Lampiran 10. Berdasarkan Lampiran 10, diketahui bahwa daya berkecambah hasil uji perkecambahan langsung tidak berbeda nyata pada taraf uji 0,05 dengan potensi daya berkecambah hasil uji belah. Nilai rata-rata daya berkecambah hasil uji perkecambahan langsung adalah sebesar 88,44, sedangkan nilai rata-rata potensi daya berkecambah cutting test sebesar 81,67. Untuk lebih jelasnya, daya berkecambah propagul hasil uji perkecambahan langsung dan potensi daya berkecambah propagul hasil uji belah disajikan pada Gambar 8. 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 66.67 66.67 66.67 100 33.33 100 100 100 100 100 93.33 100 93.33 100 86.67 95.55 100 100 71.11 100 84.44 93.33 53.33 68.89 37.78 91.11 20 40 60 80 100 120 D a y a B e rk e ca m b a h Perlakuan Cutting Langsung 34 B. Pembahasan B.1. Pendugaan Viabilitas Propagul Rhizophora stylosa Griff. Berdasarkan Uji Perkecambahan Langsung Berdasarkan hasil pengamatan perkecambahan propagul yang dilakukan selama 90 hari Lampiran 1, menunjukkan bahwa daya berkecambah propagul R. stylosa tanpa penyimpanan mencapai 100 dan cenderung menurun seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Hasil uji Duncan Tabel 4 juga menunjukkan bahwa rata-rata daya berkecambah propagul R. stylosa pada berbagai perlakuan yang diberikan cenderung menurun dengan semakin bertambahnya lama penyimpanan. Hasil uji Duncan Tabel 4 menunjukkan bahwa setelah penyimpanan propagul selama 4 minggu, rata-rata daya berkecambah dari propagul yang diberi perlakuan penyimpanan di ruang kamar dalam media serbuk gergaji memberikan hasil yang paling buruk, dengan rata-rata daya berkecambah sebesar 37,78. Propagul dengan rata-rata daya berkecambah tertinggi setelah dilakukan penyimpanan selama 4 minggu adalah propagul yang diberikan perlakuan penyimpanan di ruang kamar dalam media sabut kelapa, dengan rata-rata daya berkecambah sebesar 91,11. Propagul R. stylosa yang disimpan dalam media sabut kelapa mempunyai daya berkecambah lebih tinggi dibandingkan propagul yang disimpan dalam media serbuk gergaji, hal ini diduga dipengaruhi oleh faktor kelembaban. Sabut kelapa memiliki kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan serbuk gergaji, yang dapat ditunjukkan dengan relatif lebih tingginya rata-rata kadar air yang dimiliki media simpan sabut kelapa dibandingkan dengan media simpan serbuk gergaji Lampiran 13. Dengan demikian, kemampuan sabut kelapa untuk mempertahankan kadar air benih menjadi lebih tinggi. Menurut Sadjad 1975, pada umumnya kadar air benih di tempat penyimpanan akan selalu berada dalam keadaan seimbang dengan kelembaban udara di sekitarnya. Berdasarkan hasil uji Duncan Tabel 4, diketahui bahwa daya berkecambah propagul yang disimpan di ruang kamar cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan benih yang disimpan di ruang AC. Propagul yang disimpan di ruang kamar mengalami penurunan daya berkecambah relatif lebih lambat 35 dibandingkan dengan propagul yang disimpan di ruang AC. Hal ini disebabkan karena pada ruang AC kelembaban udaranya lebih rendah dibandingkan ruang kamar. Menurut Justice dan Bass 1978, kelembaban udara sekitar yang lebih rendah dapat menyebabkan benih akan mudah dan semakin cepat kehilangan kelembabannya sehingga terjadi penurunan kadar air. Penurunan kadar air inilah yang menjadi salah satu penyebab kemunduran benih rekalsitran yang terjadi secara cepat. Hasil di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara kadar air propagul dengan daya berkecambah propagul R. stylosa sebagai salah satu benih rekalsitran. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 1, yang menunjukkan hubungan positif antara kadar air dengan daya berkecambah. Hubungan tersebut dapat dilihat dari propagul yang memiliki nilai rata-rata kadar air yang tinggi cenderung memiliki nilai rata-rata daya berkecambah yang tinggi. Sadjad 1972 menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi benih dalam mempertahankan viabilitasnya adalah kadar air benih pada awal dan akhir periode simpan. Berdasarkan Lampiran 1, diketahui bahwa rata-rata kadar air awal benih R.stylosa tanpa penyimpanan adalah 56,79 dan penurunan rata- rata kadar air benih pun cenderung terjadi seiring bertambahnya lama penyimpanan. Penurunan kadar air propagul R. stylosa paling cepat terjadi pada propagul yang disimpan di ruang kamar dalam media simpan serbuk gergaji, yaitu sebesar 10,75 dari kadar air awal penyimpanan sebesar 41,82 menjadi 31,07. Adapun penurunan paling lambat terjadi pada propagul yang disimpan di ruang kamar dalam media simpan sabut kelapa, yaitu sebesar 1,57. Hal ini menunjukkan bahwa media simpan sabut kelapa lebih dapat membantu mempertahankan kadar air propagul dibandingkan dengan media simpan serbuk gergaji. Karena kelembaban serbuk gergaji lebih rendah dibandingkan sabut kelapa. Kogo 1985 dalam Kongsangchai 1988 melaporkan bahwa kematian propagul R. stylosa terjadi bila kehilangan airnya lebih dari 20. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa propagul yang memiliki nilai penurunan kadar air sebesar 22,64 dari kadar air awal benih, ternyata memiliki daya kecambah nol. 36 Dalam penelitian ini, penurunan kadar air tidak mencapai 20, yang terbesar penurunannya sebesar 10,75 dari kadar air awal yang memiliki daya berkecambah sebesar 37,78. Pada Gambar 3, dapat dilihat terjadi peningkatan kadar air yang cukup tinggi di minggu kedua, yaitu propagul yang disimpan di ruang kamar dalam media simpan sabut kelapa. Peningkatan yang terjadi sebesar 9,98 dari rata-rata kadar air minggu 1 sebesar 40,84 dan minggu 2 sebesar 50,82. Hal ini mungkin terjadi karena adanya perubahan suhu, terutama pada ruang kamar. Ruang AC cenderung memiliki suhu yang stabil dibandingkan suhu kamar. Menurut Sutopo 1985, suhu yang tinggi menyebabkan terjadinya proses kondensasi pada permukaan benih. Karena permukaan benih lebih dingin dari udara disekitarnya. maka uap air akan melekat dipermukaan benih. Titik air akan diserap kembali oleh benih sehingga mengakibatkan kadar air benih meningkat. Kadar air benih pada akhir periode simpan merupakan faktor yang sangat kritis dalam pengaruhnya terhadap daya kecambah dan viabilitas benih R. stylosa, karena pada kadar air tertentu yang relatif tinggi propagul akan cenderung berakar, sedangkan pada kadar air tertentu yang relatif rendah maka viabilitas propagul juga rendah. Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa propagul R. stylosa mulai mengeluarkan akarnya setelah dilakukan penyimpanan selama 2 minggu di ruang kamar dengan media serbuk gergaji maupun sabut kelapa. Kondisi tersebut berkaitan dengan kelembaban lingkungan tempat penyimpanan propagul, yang dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh kelembaban relatif ruang simpan dan kadar air media simpan. Hasil uji Duncan Tabel 2 menunjukkan bahwa penyimpanan propagul di ruang kamar akan memacu pertumbuhan akar pada propagul, baik dalam media simpan serbuk gergaji atau sabut kelapa. Berdasarkan hasil uji tersebut, diketahui bahwa penyimpanan propagul di ruang kamar dalam media sabut kelapa memiliki rata-rata persentase berakar lebih besar dibandingkan dengan perlakuan penyimpanan lainnya. Hal tersebut dikarenakan propagul yang disimpan dalam media sabut kelapa akan lebih mampu menyerap uap air yang berasal dari media tersebut. Demikian juga dengan propagul yang disimpan di ruang kamar, yang memiliki kelembaban relatif tinggi. Sebaliknya dengan propagul yang disimpan di