Bahan dan Alat Penelitian Metode Analisis

12 D. Pelaksanaan Penelitian D.1. Tahap Persiapan a. Wadah simpan Wadah simpan yang digunakan adalah kardus berukuran panjang 50 cm, lebar 30 cm dan tinggi 20 cm. Jumlah wadah yang digunakan sebanyak 48 buah untuk penyimpanan benih dengan masing-masing perlakuan yang diberikan. b. Media simpan Media simpan yang digunakan adalah sabut kelapa dan serbuk gergaji. c. Ruang simpan Ruang simpan yang digunakan adalah ruang AC dan ruang kamar yang masing-masing diukur suhu dan kelembabannya setiap tiga hari sekali selama penyimpanan. Dalam penelitian ini ruang AC yang digunakan suhunya 19 ºC – 20 ºC dan RH 60 - 61, sedangkan ruang kamar bersuhu 26 – 28 ºC dan RH 80 – 85. d. Media perkecambahan Dalam penelitian ini media perkecambahan yang digunakan adalah media tanah campuran yaitu tanah, kompos dan pasir 1:1:1. D.2. Pengunduhan Benih Benih yang dimaksud dalam penelitian ini adalah propagul Rhizophora stylosa Griff. Benih yang diunduh berasal dari buah yang telah matang dan berasal dari tegakan mangrove yang tumbuh di sepanjang pesisir Muara Angke, Jakarta. Adapun ciri-ciri dari propagul yang digunakan, yaitu kotiledon berwarna hijau muda kekuningan dan hipokotil yang kompak. D.3. Seleksi Benih Setelah pengunduhan, sebelum penyimpanan dilakukan seleksi benih. Benih atau propagul yang dipilih adalah propagul yang sehat dan masak, serta bebas dari hama penyakit maupun luka mekanis. 13 D.4. Penyimpanan Benih Penyimpanan benih dilakukan sesuai dengan perlakuan yang akan diberikan. Adapun tahapan-tahapan kegiatan penyimpanan tersebut adalah sebagai berikut : a. Benih yang akan digunakan untuk penelitian dibagi-bagi untuk masing-masing perlakuan. Pembagian dilakukan secara acak. Untuk masing-masing perlakuan digunakan 18 buah, yaitu 15 buah untuk pengujian perkecambahan, 2 buah untuk pengujian kadar air, dan 1 buah untuk uji belah Cutting Test. b. Benih sebelum dan sesudah penyimpanan ditentukan dulu kadar airnya, demikian juga dengan media simpannya. c. Memasukkan serbuk gergaji dan sabut kelapa sebagai media simpan ke dalam wadah penyimpanan. d. Benih diletakkan dalam wadah penyimpanan yang telah diisi dengan media simpan. Pada setiap wadah simpan diletakkan 18 benih untuk pengujian perkecambahan, kadar air, dan uji belah Cutting Test. Selanjutnya wadah simpan ditutup dan dimasukkan ke ruang simpan sesuai dengan perlakuan yang diberikan. D.5. Uji Belah Cutting Test D.5.1. Persiapan dan Perlakuan Benih Uji belah ini merupakan uji viabilitas benih yang paling mudah dan sederhana tanpa menggunakan bahan kimia. Benih yang digunakan diambil dari hasil seleksi benih. Jumlah benih yang digunakan adalah 1 benih untuk setiap ulangan perlakuan. Benih tanpa perlakuan penyimpanan dan setelah perlakuan penyimpanan dibungkus dalam kertas merang selama 24 jam. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelembaban benih. Kemudian benih dibelah searah keping benih memanjang dan diamati struktur tumbuh benihnya embrio dan kotiledon dengan mata atau dengan menggunakan kaca pembesar. 14 D.5.2. Evaluasi Hasil Uji Belah Cutting Test Pengamatan dilakukan dengan melihat warnapenampakan dari struktur tumbuh benih sehingga dapat diketahui benih tersebut viabel atau non viabel. Benih viabel dicirikan dengan penampakan struktur tumbuh benih yang segar dan berwarna kehijauan atau putih kekuningan, sedangkan benih non viabel dicirikan dengan kondisi struktur tumbuh benih yang kering atau layu dan warnanya tampak coklat kehitaman Zanzibar 2001. D.6. Penyemaian Benih Kegiatan pengujian perkecambahan benih dilakukan dengan menggunakan metode langsung, yaitu dengan cara menyemaikan benih pada setiap akhir periode simpan. Penyemaian dilakukan dengan cara membenamkan ujung hipokotil sedalam kurang lebih 5 cm sesuai petunjuk teknis penanaman Rhizophora stylosa pada media tanam. D.7. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Benih yang ditanam langsung disemprotkan pupuk cair dengan dosis 2 ml tiap 1 liter air, kemudian penyemprotan dilakukan setiap satu minggu sekali selama empat minggu. b. Penyiraman air garam dengan konsentrasi 2,5 dilakukan sekali selama penelitian, yaitu langsung setelah penyemaian. c. Penyiraman dengan air tawar satu kali sehari. d. Pencabutan gulma. e. Penyemprotan pestisida mulai minggu ketiga dan selanjutnya dilakukan setiap sepuluh hari sekali. Dosis pestisida yang digunakan pada setiap kali penggunaan adalah 2 ml per liter air.