Penokohan Tokoh dan Penokohan

Dengan melihat definisi di atas, dapat dilihat bahwa tokoh dalam cerita memiliki variasi fungsi atau peran mulai dari peran utama, penting, agak penting, sampai sekedar penggembira saja. Perbedaan peran inilah yang menjadikan tokoh mendapat predikat sebagai tokoh utama sentral, tokoh protagonis, antagonis, peran pembantu utama tokoh andalan, tokoh tidak penting figuran, dan tokoh penggembira lataran. Tokoh pada dasarnya adalah analisis ciri-ciri tokoh sebagaimana terlihat oleh pemandang. Meskipun tokoh cerita bersifat fiktif, umumnya mereka digambarkan dengan ciri-ciri yang berhubungan dengan kepribadian keterangan psikologis dan sosial serta sikap tingkah laku mereka dalam tindakan. Ciri fisik, mental, dan sosial adalah ciri-ciri atau tanda yang khas yang ditampilkan pengarang. Oleh karena itu, kritikus harus mampu menemukan tanda-tanda semiotis tersebut untuk mengungkap tabir yang berhubungan dengan tokoh.

2.2.2 Penokohan

Biasanya di dalam suatu cerita fiksi terdapat tokoh cerita atau pelaku cerita. Tokoh cerita bisa satu atau lebih. Tokoh yang paling banyak peranannya di dalam suatu cerita disebut tokoh utama. Antara tokoh yang satu dengan yang lain ada keterkaitan. Tindakan tokoh cerita ini merupakan rangkaian peristiwa antra satu kesatuan waktu dengan waktu yang lain. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tokoh tentu ada penyebabnya dalam hal ini adalah tindakan- tindakan atau peristiwa sebelumnya. Jadi mengikuti atau menelusuri jalannya cerita sama halnya dengan mengikuti perkembangan tokoh melalui tindakan- tindakannya. Perwatakan dalam suatu fiksi biasanya dipandang dari dua segi. Pertama mengacu kepada orang atau tokoh yang bermain dalam cerita, yang kedua adalah mengacu kepada perbauran dari minat, keinginan, emosi, dan moral yang membetuk individu yang bermain dalam suatu cerita. Jadi perwatakan mengacu kepada dua hal, yaitu tokoh itu sendiri dan bagaimana watak atau kepribadian yang dimiliki tokoh tersebut. Dalam suatu cerita fiksi, pengarang menggambarkan atau memperkenalkan bagaimana watak sang tokoh melalui dua cara yaitu dengan terus terang pengarang menyebutkan bagaimana sifat tokoh dalam cerita, misalnya keras kepala, tekun, sabar, tinggi hati atau yang lain, dan yang kedua yaitu pengarang menggambarkan. Aminuddin 2002 : 80 – 81 menyatakan, dalam upaya memahami watak pelaku, pembaca dapat menelusuri lewat 1 tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya, 2 gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupan maupun cara berpakaian, 3 menunjukkan bagaimana perilakunya, 4 melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri, 5 memahami bagaimana jalan pikirannya, 6 melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya, 7 melihat bagaimana tokoh lain berbincang dengannya, 8 melihat bagaimana tokoh-tokoh yang lain memberikan reaksi terhadapnya, dan 9 melihat bagaimana tokoh itu dalam memberikan reaksi tokoh yang lainnya. Suharianto 2005:31 menyatakan bahwa penokohan atau perwatakan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang berupa pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadat dan sebagainya. Tokoh dan penokohan dalam novel dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan konkret tentang keadaan para tokoh cerita tersebut sehingga dapat lebih mengesankan Nurgiyantoro 2000:13. Penokohan dapat iartikan sebagai cara penampilan tokoh dan pelaku Aminudin 2002:79. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Pengertian penokohan lebih luas dari pada tokoh, penokohan menyarankan pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam cerita Jones dalam Nurgiyantoro 2000:165. Nurgiyantoro 2000:23 menyatakan bahwa penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh disebut penokohan. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penokohan adalah penggambaran atau pelukisan mengenai tokoh cerita baik lahirnya maupun batinnya yang dimunculkan pengarang dalam suatu cerita.

2.2.3 Teknik Pelukisan Tokoh