yang lebih jelas dan konkret tentang keadaan para tokoh cerita tersebut sehingga dapat lebih mengesankan Nurgiyantoro 2000:13.
Penokohan dapat iartikan sebagai cara penampilan tokoh dan pelaku Aminudin 2002:79. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang
seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Pengertian penokohan lebih luas dari pada tokoh, penokohan menyarankan pada teknik perwujudan dan
pengembangan tokoh dalam cerita Jones dalam Nurgiyantoro 2000:165. Nurgiyantoro 2000:23
menyatakan bahwa penyajian watak tokoh dan
penciptaan citra tokoh disebut penokohan. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penokohan
adalah penggambaran atau pelukisan mengenai tokoh cerita baik lahirnya maupun batinnya yang dimunculkan pengarang dalam suatu cerita.
2.2.3 Teknik Pelukisan Tokoh
Nurgiyantoro 2000:194 menyatakan bahwa secara garis besar ada dua cara teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya sasatra:
a. Teknik ekspositoriteknik analitis
Pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberi deskripsi, uraian atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita dan dihadirkan oleh pengarang ke
hadapan pembaca secara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai deskripsi kediriannya, yang mungkin berupa sikap, sifat, watak, tingkah
laku, atau bahkan juga ciri fisiknya.
b. Teknik Dramatik
Penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatik, artinya mirip dengan yang ditampilkan pada drama, dilakukan secara tidak langsung. Artinya, pengarang
tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri
melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku dan juga melalui peristiwa yang
terjadi. Wujud penggambaran teknik dramatik menurut Nurgiyantoro 2000:200
dapat dilakukan dengan sejumlah teknik: a.
Teknik cakapan Percakapan yang dilakukan olehditerapkan pada tokoh-tokoh cerita
biasanya juga
dilakukan untuk
menggambarkan sifat-sifat
tokoh yang
bersangkutan. b.
Teknik tingkah laku Apa yang dilakukan orang dalam wujud tindakan dan tingkah laku. Dalam
banyak hal dapat dipandang sebagai menunjukkan reaksi, tanggapan, sifat, dan sikap yang mencerminkan sifat-sifat kediriannya.
c. Teknik pikiran atau perasaan
Bagaimana keadaan dan jalan pikiran serta perasaan, apa yang melintas di dalam pikiran dan perasaan, serta apa yang sering dipikirkan dan dirasakan oleh
tokoh, dalam banyak hal akan mencerminkan sifat-sifat kediriannya juga.
d. Teknik arus kesadaran
Arus kesadaran
merupakan sebuah
teknik narasi
yang berusaha
menangkap pandangan dan aliran proses mental tokoh, di mana tanggapan indera bercampur dengan kesadaran dan tak kesadaran pikiran, perasaan, ingatan,
harapan, dan asosiasi-asosiasi acak Abrams dalam Nurgiyantoro 2000:205 e.
Teknik reaksi tokoh Teknik reaksi tokoh dimaksudkan sebagai reaksi tokoh terhadap suatu
kejaian, masalah, keadaan, kata, dan sikap tingkah laku orang lain, dan sebagainya yang berupa “rangsang” dari luar diri tokoh yang bersangkutan. Bagaimana reaksi
tokoh terhadap hal-hal tersebut dapat dipandang sebagai suatu bentuk penampilan yang mencerminkan sifat-sifat kediriannya.
f. Teknik reaksi tokoh lain
Reaksi tokoh-tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan tokoh lain terhadap tokoh utama, atau tokoh yang dipelajari kedirinya, yang berupa
pandangan, pendapat, sikap, komentar, dan lain-lain. g.
Teknik pelukisan latar Pelukisan suasana latar dapat lebih mengidentifikasikan sifat kedirian
tokoh seperti yang telah diungkapkan dengan berbagai teknik yang lain. h.
Teknik pelukisan fisik Keadaan fisik seseorang sering berkaitan dengan keadaan kejiwaannya,
atau paling tidak, pengarang sengaja mencari dan memperhubungkan adanya keterkaitan itu. Misalnya, bibir tipis menyaran pada sifat ceriwis dan bawel.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa secara garis besar teknik pelukisan tokoh dapat dibagi menjadi dua yaitu secara langsung dan
secara tak langsung. Untuk memberi petunjuk tentang diri tokoh, pengarang mengemukakan ciri-ciri yang khas. Hal ini disampaikan dalam ciri-ciri fisik,
mental, dan sosial. Banyak tidaknya tanda-tanda yang diberikan dapat bervariasi, tetapi pengarang perlu meyakinkan adanya keutuhan tokoh, memberikan alasan
atas tindakan-tindakannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa kepribadian tokoh dapat diketahui melalui ciri-ciri yang khas, juga melalui
perilaku mereka. Setiap tokoh mempunyai wataknya sendiri-sendiri. Tokoh adalah bahan
yang paling aktif menjadi penggerak jalan cerita karena tokoh ini berpribadi, berwatak dan memiliki sifat-sifat karakteristik tiga dimensional, yaitu:
a. Dimensi fisiologis ialah ciri-ciri badan, misalnya usia tingkat kedewasaan,
jenis kelamin, keadaan tubuhnya, ciri-ciri muka dan ciri-ciri badani yang lain. b.
Dimensi sosiologis ialah ciri-ciri kehidupan, misalnya status sosial, pekerjaan, jabatan atau peran dalam masyarakat, tingkat pendidikan, pandangan hidup,
agama, aktivitas sosial, suku bangsa dan keturunan. c.
Dimensi psikologis ialah latar belakang kejiwaan, misalnya mentalitas, ukuran moral, temperamen, keinginan, perasaan pribadi, IQ dan tingkat
kecerdasan keahlian khusus Soediri Satoto, 1998:44-45. Tokoh
berkaitan dengan
orang atau
seseorang sehingga
perlu penggambaran yang jelas tentang tokoh tersebut.
2.3 Klasifikasi Emosi