10. IBA 1,5 mgl
4,22
ab
141,99 11.
IBA 0,1 mgl 5,02
a
168,72
Nilai rata-rata yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95.
Hasil uji Dunca n menunjukkan bahwa perlakuan NAA 1,5 mgl dan IBA 0,1 mgl memberikan pertambahan jumlah daun yang nyata, seperti tersaji pada
Tabel 4.
4. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diamati sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan
yang diterapkan. Ini didasarkan atas kenyataan bahwa tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat. Sebagai parameter pengukur
pengaruh lingkungan, tinggi tanaman sensitif terhadap faktor lingkungan seperti cahaya Sitompul dan Guritno, 1995.
Gambar 5. Histogram Rata -rata Tinggi Tanaman dengan perlakuan NAA, IBA dan Kontrol
Histogram diatas menunjukkan bahwa tinggi stek pule pandak tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan IBA 0,1 mgl yaitu 2,03 cm dan tinggi stek terendah
pada perlakuan IBA 2,0 mgl yaitu 0.9 cm. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap tinggi stek pule pandak
dilakukan pengujian dengan statistik. Berdasarkan sidik ragam, perlakuan berpengaruh nyata terhadap tinggi stek pule pandak P0,05. Hasil Uji Duncan
memperlihatkan bahwa stek tanaman pule pandak yang diberi perlakuan IBA 0,1 mgl dan 2,0 mgl menunjukkan hasil yang berbeda nyata dibandingkan dengan
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
Perlakuan
Rata-rata Tinggi Tanaman cm
IBA 2,0 mgl KONTROL
NAA 1,5 mgl NAA 0,5 mgl
IBA 0,5 mgl NAA 0,1 mgl
IBA 1,5 mgl NAA 1,0 mgl
NAA 2,0 mgl IBA 1,0 mgl
IBA 0,1 mgl
perlakuan lainnya. Hasil analisis sidik ragam terlampir Lampiran 7, dan hasil Uji Duncan seperti yang tersaji pada Tabel 5.
Tabel 5. Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Tinggi Stek Tanaman Pule Pandak
No. Perlakuan
Tinggi Tanaman cm Persen terhadap kontrol
1. IBA 2.0 mgl
0,90
d
83,33
2. Kontrol
1,08
bc
100
3. NAA 1.5 mgl
1,19
bcd
109,72
4. NAA 0.5 mgl
1,28
cd
118,06
5. IBA 0.5 mgl
1,36
bcd
125,46
6. NAA 0.1 mgl
1,51
ac
139,81
7. IBA 1.5 mgl
1,56
abc
144,44
8. NAA 1.0 mgl
1,59
abc
146,76
9. NAA 2.0 mgl
1,71
ab
158,33
10. IBA 1.0 mgl
1,77
ab
163,43
11. IBA 0.1 mgl
2,03
a
187,96 Nilai rata-rata yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95.
C. Pengaruh Media terhadap Pertumbuhan
1. Persentase Stek Berakar
Persentase stek berakar pada akhir pengamatan untuk stek yang ditanam pada media arang sekam sebesar 46,37 atau sebanyak 154 stek, sedangkan pada
media zeolit sebesar 53,63 atau sebanyak 179 stek. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa stek yang ditanam pada media kontrol juga mampu berakar.
Hal ini terjadi karena adanya peran auksin alami yang diproduksi pucuk dan yang terdapat pada bahan stek pada saat dipotong. Hormon yang dihasilkan pucuk
sebagian akan diangkut ke bagian basal stek melalui jaringan floem. Akumulasi hormon tersebut menjadikan sel kambium lebih cepat membelah membentuk
kalus yang selanjutnya berkembang menjadi akar Rochiman dan Harjadi, 1973. Kandungan karbohidrat yang seimbang dalam bahan stek juga akan memberikan
pertumbuhan stek yang baik dan langsung berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan akar Afrizal, 2002.
Gambar 6. Histogram Persentase Stek Berakar pada Media Tumbuh 2. Panjang Akar
Gambar 7. Histogram Rata-rata Panjang Akar pada Media Tumbuh Rata-rata panjang akar tertinggi ditunjukkan oleh stek pule pandak yang
ditanam pada media zeolit yaitu 3,09 cm dan terendah pada media arang sekam yaitu 1,92 cm. Hal ini diduga disebabkan oleh porositas zeolit yang lebih baik
sehingga ruang untuk memanjangkan akar jadi lebih banyak. Sedangkan media arang sekam lebih padat karena masih menyimpan air siraman, sehingga akar
tumbuh hanya disekitar batang. Menurut Prihartini et al. 1989 dalam Kusumawati 2002, zeolit mampu mengikat hara-hara yang diberikan sebelum
dimanfaatkan oleh tanaman dan mampu menyerap serta mengeluarkan air dan
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
Media
Rata-rata Panjang Akar cm
Arang Sekam Zeolit
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00
Media Persentase Stek Berakar
Arang Sekam Zeolit
46,37 53,63