kation secara reversible , sehingga apabila molekul air yang terdapat dalam rongga saluran keluar, maka zeolit dapat menyerap kembali air serta molekul lain. Zeolit
mampu mengalirkan air lebih baik daripada arang sekam yang lebih ba nyak menyerap air. Arang sekam juga menutupi lubang pada bak kecambah yang
berfungsi untuk membuang kelebihan air. Air yang tersimpan menyebabkan struktur media tumbuh lebih padat sehingga mengurangi ruang untuk
memanjangkan akar. Untuk mengetahui pengaruh kelompok terhadap panjang akar stek pule
pandak dilakukan pengujian dengan statistik. Berdasarkan sidik ragam kelompok berpengaruh sangat nyata terhadap panjang akar stek pule pandak P0,01. Hasil
analisis sidik ragam terlampir Lampiran 5. 3. Pertambahan Daun
Jumlah total daun pada stek pule pandak yang ditanam pada media zeolit sebanyak 697 helai dan jumlah total daun stek pule pandak yang ditanam pada
media arang sekam sebanyak 718 helai. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kelompok tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun P0,05.
Hasil analisis sidik ragam terlampir Lampiran 6. Histogram pertambahan daun
seperti tersaji pada Gambar 8.
Gambar 8. Histogram Jumlah Total Daun pada Media Arang Sekam dan Zeolit Secara umum, pada 1 MST stek pada setiap perlakuan sudah
memperlihatkan pertumbuhan tunas dan pada 2 MST sudah menjadi daun. Pada awal pertumbuhan juga terlihat sifat stek yang melakukan penyesuaian terhadap
kondisi lingkungan. Bentuk penyesuaian yang dilakukan stek adalah dengan
50 100
150 200
250 300
350 400
450 500
550 600
650 700
750
Media Jumlah Total Daun helai
Zeolit Arang Sekam
menggugurkan daun yang dilakukan umumnya pada 1 MST sampai 4 MST. Bahkan sampai dengan akhir pengamatan, beberapa stek masih menggugurkan
daunnya. Setelah melakukan penyesuaian stek kemudian menumbuhkan pucuk baru dari bagian atas tanaman.
4. Tinggi Tanaman
Gambar 9. Histogram Rata-rata Tinggi Tanaman pada Media Arang Sekam dan Zeolit
Dari histogram terlihat bahwa rata -rata tinggi tanaman tertinggi ditunjukkan oleh stek yang ditanam pada media arang sekam yaitu 1,48 cm dan
rata-rata tinggi terendah ditunjukkan oleh stek yang ditanam pada media zeolit yaitu 1,42 cm.
Untuk mengetahui pengaruh kelompok terhadap tinggi stek pule pandak dilakukan pengujian dengan statistik. Berdasarkan sidik ragam, kelompok tidak
berpengaruh nyata terhadap tinggi stek pule pandak P0,05. Hasil analisis sidik ragam terlampir Lampiran 7.
Suhu dan kelembaban rata -rata diukur untuk menunjang data penelitian. Pada penelitian ini kisaran suhu rata -rata selama penelitian berlangsung adalah
26-30 C. Suhu terendah tercatat 23
C dan suhu tertinggi 42 C. Kisaran
kelembaban rata-rata yang terjadi selama penelitian berlangsung adalah 65-97. Kelembaban terendah tercatat 45 dan kelembaban tertinggi tercatat 100. Data
lengkap suhu dan kelembaban terlampir Lampiran 9. Hartmann dan Kester 1983 menyatakan bahwa temperatur yang paling baik bagi perakaran untuk
semua jenis tumbuhan adalah 21-27 C pada siang hari dan 15
C pada malam
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00
Media
Rata-rata Tinggi Tanaman cm
Arang Sekam Zeolit
hari. Pengaruh suhu terlalu tinggi terhadap pertumbuhan stek menyebabkan stek menjadi kering dan mati. Kekeringan disebabkan oleh transpirasi yang berlebihan.
Transpirasi pada suhu tinggi terjadi lebih cepat dan tidak dapat mengimbangi transpirasi yang terjadi pada daun. Suhu yang tinggi juga menyebabkan terjadinya
peningkatan respirasi. Meningkatnya kegiatan respirasi menyebabkan peningkatan penggunaan cadangan makanan pada stek, sementara stek belum mampu
mensintesa karbohidrat melalui fotosintesis dalam jumlah yang cukup. Kondisi ini akan mempercepat pengurangan cadangan makanan sebelum stek mampu berakar,
sehingga stek menjadi layu dan akhirnya mati. Untuk mencegah hal tersebut maka stek ditanam setelah daun awal dipangkas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan
1. Secara keseluruhan, zat pengatur tumbuh IBA menunjukkan nilai rata-rata tertinggi pada peubah pertambahan daun dan tinggi tanaman serta persentase
stek hidup dan persentase stek berakar, sedangkan NAA menunjukkan nilai rata-rata tertinggi hanya pada peubah panjang akar stek.
2. Media zeolit menunjukkan nilai rata -rata tertinggi pada peubah pertambahan daun, tinggi tanaman serta persentase hidup, sedangkan media arang sekam
menunjukkan nilai tertinggi pada peubah persentase berakar dan panjang akar. 3. Secara umum IBA dapat memacu pertumbuhan lebih baik dibanding NAA.
4. Zat pengatur tumbuh IBA efektif memacu pertumbuhan pada konsentrasi rendah, sedangkan NAA lebih efektif memacu pertumbuhan pada konsentrasi
lebih tinggi. 5. Jumlah stek yang hidup sampai dengan akhir pengamatan adalah 352 dari 440
sampel atau sebesar 80. Pada perlakuan dengan NAA jumlah stek yang hidup sampai dengan akhir pengamatan berjumlah 158 dari 200 sampel atau
sebesar 79,00, sedangkan pada perlakuan dengan IBA jumlah stek yang hidup sampai dengan akhir pengamatan berjumlah 174 dari 200 sampel atau
sebesar 87,00. Jumlah stek yang hidup pada media zeolit sebanyak 188 dari 220 sampel atau sebesar 85,46 dan jumlah stek yang hidup pada media
arang sekam sebanyak 164 dari 220 sampel atau sebesar 74,55. Persentase stek berakar sebesar 94,6 dari stek yang masih hidup atau sebanyak 333
stek. 6. Stek yang diberi perlakuan NAA menunjukkan persentase stek berakar sebesar
91,14 atau sebanyak 144 stek, sedangkan pada stek dengan perlakuan IBA persentase stek berakar sebesar 96,55 atau sebanyak 168 stek. Persentase
stek berakar pada akhir pengamatan untuk stek yang ditanam pada media