Penanaman Stek Pengamatan dan Pengambilan Data

Kriteria uji: jika F hit F tab maka terima H 1 tolak H

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

Persentase Stek yang Hidup Berdasarkan hasil pengamatan jumlah stek yang hidup sampai dengan akhir pengamatan berjumlah 352 dari 440 sampel atau sebesar 80,00. Pada perlakuan dengan NAA jumlah stek yang hidup sampai dengan akhir pengamatan berjumlah 158 dari 200 sampel atau sebesar 79,00, sedangkan pada perlakuan dengan IBA jumlah stek yang hidup sampai dengan akhir pengamatan berjumlah 174 dari 200 sampel atau sebesar 87,00. Pada media zeolit, jumlah stek yang hidup sampai dengan akhir pengamatan berjumlah 188 dari 220 sampel atau sebesar 85,46. Sedangkan pada media arang sekam, jumlah stek yang hidup sampai dengan akhir pengamatan berjumlah 164 dari 220 sampel atau sebesar 74,55. Pada kontrol, jumlah stek yang hidup sampai dengan akhir pengamatan berjumlah 20 dari 40 sampel atau sebesar 50,00. Stek umumnya mengalami kematian pada 4 minggu setelah tanam MST. Penyebab kematian diduga oleh bakteri, jamur dan serangga berukuran kecil. Serangan bakteri ditunjukkan oleh membusuknya batang dan pangkal stek, kemudian tanaman mati. Serangan serangga ditunjukkan oleh rusaknya pangkal stek atau akar, kemudian batang membusuk dan mati, sedangkan serangan jamur ditunjukkan oleh adanya benang-benang halus yang ada di sekitar stek.

B. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh terhadap Pertumbuhan

Penggunaan NAA dan IBA sebagai zat pengatur tumbuh memberikan pengaruh yang nyata P0,05 pada seluruh peubah pertumbuhan yang diamati. Penggunaan arang sekam dan zeolit sebagai media tumbuh stek berpengaruh sangat nyata P0,01 pada peubah panja ng akar tetapi tidak berpengaruh nyata P0,05 pada peubah tinggi tanaman dan pertambahan jumlah daun. Rekapitulasi analisis sidik ragam terhadap berbagai peubah pertumbuhan seperti yang tersaji pada Tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Analisis Sidik Ragam terhadap Berbagai Peubah Pertumbuhan Stek Pule Pandak Peubah Pertumbuhan Sumber Keragaman Panjang Akar Pertambahan Daun Tinggi Tanaman Perlakuan Kelompok tn tn Keterangan : = berbeda nyata pada taraf 5 = berbeda sangat nyata pada taraf 1 tn = tidak berbeda nyata

1. Persentase Stek Berakar

Pembentukan akar pada stek dipengaruhi oleh perubahan aliran auksin dalam bahan stek ketika terjadi pelukaan pada pangkal stek. Hal ini menyebabkan pengumpulan auksin di sekitar pangkal stek untuk pembentukan kalus. Saragih 2001 menyatakan adanya kallus belum tentu merupakan tanda bahwa stek dapat menghasilkan akar, karena fungsi kalus untuk menutup luka dan mencegah pembusukan stek. Pembentukan akar terjadi karena adanya pergerakan ke bawah dari karbohidrat, auksin dan rooting cofactor zat yang berinteraksi dengan auksin yang mengakibatkan terjadinya perakaran. Zat-zat ini akan mengumpul di dasar stek dan kemudian menstimulir pembentukan akar. Dengan adanya akumulasi auksin tersebut sel kambium membelah lebih cepat membentuk kalus yang kemudian menjadi akar stek Rochiman dan Harjadi, 1973. Pemberian zat pengatur tumbuh pada pangkal stek sangat membantu proses pertumbuhan stek dalam pembentukan akar. Dengan terdapatnya zat pengatur pada pangkal stek menyebabkan terakumulasinya zat pengatur tumbuh dalam keadaan tersedia pada pangkal pelukaan stek. Munculnya akar merupakan indikator kemampuan stek untuk dapat bertahan hidup. Tetapi ada beberapa stek yang tetap hidup sampai akhir pengamatan meski tidak berakar. Hasil pengamatan menunjukkan stek yang masih hidup 94,60 mempunyai akar atau sebanyak 333 stek. Sisanya tidak berakar, tetapi masih menunjukkan pertumbuhan sampai dengan akhir pengamatan. Stek yang berakar seluruhnya membentuk aka r serabut, sedangkan stek yang tidak berakar membentuk kallus. Stek yang diberi perlakuan NAA menunjukkan persentase stek berakar sebesar 91,14 atau sebanyak 144 stek, sedangkan pada stek dengan perlakuan IBA persentase stek berakar sebesar 96,55 atau sebanyak 168 stek. Hal ini sesuai dengan Salisbury dan Ross 1992 yang mengatakan IBA lebih lazim digunakan untuk memacu perakaran dibanding dengan NAA atau auksin lainnya. Hartmann dan Kester 1983 dengan percobaannya membuktikan bahwa aktivitas pertumbuhan akar tertinggi diperlihatkan oleh stek yang diberi perlakuan IBA dibanding stek yang diberi perlakuan NAA. Gambar 2. Histogram Persentase Stek Berakar pada Perlakuan NAA dan IBA 2. Panjang Akar Perakaran menjadi hal yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan stek. Semakin cepat stek membentuk akar maka semakin cepat pula proses keseimbangan metabolisme dalam tubuh stek. Fungsi utama akar sebagai penyerap air dan unsur hara dari dalam tanah atau media untuk disuplai ke dalam batang stek mempunyai peranan penting. Pada berbagai perlakuan yang diberikan, sampai dengan 2 MST stek belum berakar. Menjelang 3 MST sebagian stek sudah berakar dan pada 4 MST lima stek yang dipilih secara acak pada masing-masing perlakuan sudah berakar. 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Perlakuan Persentase Stek Berakar NAA IBA 91,14 96,55