3.9.2 Reliabilitas
Menurut Arikunto 2006, reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Cara mengetahui reliabilitas keefektifan metode pembelajaran demonstrasi
peneliti menggunakan rumus KR-20 yaitu :
11=
− 1 � −
� dimana Vt = varian total
Dengan
� =
�
2
−
� �
2
�
Keterangan :
11
= Realibilitas instrument K
= Banyaknya butir pertanyaan �
2
= Jumlah skor total kuadrat �
2
= Kuadrat dari jumlah skor N
= Jumlah peserta tes p
= Banyaknya subjek yang skornya 1 q
= Banyaknya subjek yang skornya 0 Jika
11
r tabel maka tes dikatakan reliabel Arikunto, 2006. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
11
= 0,906 sedang r tabel= 0,349 sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen dalam penelitian ini reliabel.
3.9.3 Taraf Kesukaran Soal
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal di sebut indeks kesukaran Arikunto, 2009. Besarnya indeks kesukaran antar 0,0
sampai1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks 0,0 meunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0
menunjukkan bahwa soalnya mudah. Soal yang baik adalah tidak terlalu sukar dan
tidak terlalu mudah. Menurut Arikunto 2009, untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
� =
Keterangan: P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS: Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifiasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut: -
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar -
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang -
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah Tabel 3.2 Taraf kesukaran soal uji coba pada kriteria soal valid
No Kriteria
No Soal Jumlah
1 Sukar
1, 6, 8, 10, 17, 21 6
2 Sedang
2, 5, 11, 12, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 29, 30, 32, 33, 35, 38, 39
18 3
Mudah 4, 7, 22, 24, 28, 31, 34, 36
8 Data selengkapnya terdapat pada lampiran 11
Tabel 3.3 Soal yang digunakan untuk evaluasi akhir
Data selengkapnya terdapat pada lampiran 11
No Kriteria
No Soal Jumlah
1 Sukar
1, 6, 8, 10, 17, 21 6
2 Sedang
2, 5, 11, 12, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 29, 30, 32, 33, 35, 38, 39
18 3
Mudah 4, 7, 24, 28, 31, 34
6
3.9.4 Daya Pembeda Soal
Analisis daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemapuan soal tersebut dalam membedakan peserta didik yang kurang pandai. Daya pembeda
digunakan untuk menguji apakah soal-soal yang dibuat tersebut dapat memberikan hasil yang beragam angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D. Menurut Arikunto 2009, untuk menghitung daya pembeda item soal bentuk pilihan ganda digunakan
rumus:
= −
= � − �
Keterangan : : Banyaknya peserta kelompok atas
: Banyaknya kelompok peserta bawah :Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar � : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
�
,
: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda adalah:
- D : 0,00 - 0,20 : jelek - D : 0,20 - 0,40 : cukup
- D : 0,40 - 0,70 : baik - D : 0,70 - 1,00 : baik sekali
- D : Negatif, soalnya tidak baik, jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D sebaiknya dibuang saja Arikunto, 2009.
Berdasarkan hasil perhitungan dari 40 soal uji coba diperoleh bahwa: Tabel 3.4 Daya pembeda soal uji coba pada kriteria soal valid
No Kriteria
No Soal Jumlah
1 Jelek
- 2
Cukup 7, 13, 16, 19, 21, 23, 25, 30, 31, 35, 36, 38
12 3
Baik 1, 2, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 17, 18, 23, 24, 28, 29,
32, 33, 34, 39 19
4 Sangat
baik 26
1 Data selengkapnya terdapat pada lampiran
11
3.10 Metode Analisis Data