penting bagi guru karena dapat memberikan informasi yang berkenaan dengan hasil belajar siswa.
2.3 Media Pembelajaran Word Square
Pengajar sebagai jantung proses pembelajaran harus memiliki kemampuan dan kreatifitas mengembangkan media presentasi dan pembelajaran
yang menarik serta berdasarkan kurikulum yang benar, dan buku IPA yang terlalu tebal membuat sebagian siswa menjadi bosan maka dibutuhkan media
pembelajaran IPA yang menarik untuk mempermudah dalam pembelajaran IPA Wijayanto dan Sumirat, 2012. Menurut Sopyan sebagaimana dikutip oleh
Purnomo et al. 2012, media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Edward 2006 berpendapat bahwa media pembelajaran adalah pengantar atau perantara
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Purnama 2009 juga mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
berfungsi sebagai alat bantu belajar siswa sehingga siswa dapat lebih mudah untuk mempelajari materi pelajaran. Jadi, media pembelajaran merupakan alat
bantu dalam proses pembelajaran untuk mendorong terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode
mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dan siswa dan juga interaksi siswa dan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu, fungsi
utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Menurut
Sudjana sebagaimana dikutip oleh Fathurrohman 2009, Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi
mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif dan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Situasi belajar yang efektif dapat terwujud dengan bermain. Menurut Pepe 2011, salah satu karakteristik yang paling khas dari semua anak di dunia
adalah untuk melihat kehidupan sebagai permainan dan untuk mempelajari segala sesuatu melalui permainan. Bermain sebagai bentuk kegiatan belajar adalah
bermain yang kreatif, menyenangkan dan bersifat mendidik, sehingga siswa tidak akan canggung lagi menghadapi pembelajaran di jenjang berikutnya. Menurut
Badu 2011, bermain akan menumbuhkan anak untuk melakukan eksplorasi, melatih pertumbuhan fisik serta imajinasi, serta memberikan peluang yang luas
untuk berinteraksi dengan orang dewasa dan teman lainnya, mengembangkan kemampuan berbahasa dan menambah kata-kata, serta membuat belajar yang
dilakukan sebagai belajar yang sangat menyenangkan. Permainan adalah alat bagi anak menjelajah dunianya. Pepe 2011 berpendapat bahwa permainan adalah
suatu proses dimana anak-anak belajar dengan melakukan dan berinteraksi dengan lingkungan.
Melalui permainan diharapkan siswa akan memperoleh beberapa manfaat diantaranya imajinasi dapat tumbuh, memperoleh kegembiraan dan
peningkatan semangat dalam belajar. Semangat belajar yang timbul dapat meningkatkan memotivasi siswa dalam belajar. Hamdu dan Agustina 2011
berpendapat bahwa siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan
akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin tinggi intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka
semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Menurut Cimer 2012, jika siswa tidak senang dengan cara ilmu pengetahuan yang diajarkan, mereka
mungkin menunjukkan ketidaktertarikan dan sikap negatif terhadap ilmu pengetahuan dan pengajaran. Hal ini berarti bahwa ketertarikan siswa terhadap
LKS yang dikembangkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan sebaliknya ketidaktertarikan siswa terhadap LKS yang dikembangkan akan
menurunkan motivasi siswa dalam belajar terutama pada tema pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, bentuk-bentuk aktivitas bagi siswa haruslah
berbentuk permainan edukatif. Word square adalah permainan mencari kata-kata yang tersembunyi
dibalik huruf-huruf yang telah diatur secara acak. Menurut Saptono 2009 word square merupakan sejumlah kata bermakna yang disusun ke kanan, keatas, atau
miring di antara beberapa kata acak yang tidak bermakna dapat dijadikan permainan kata agar siswa dapat memahami konsep yang telah direncanakan guru.
Teknik pencarian kata dapat dilakukan secara horizontal, vertikal, dan bentuk diagonal. Media pembelajaran word square bertujuan untuk meningkatkan
kekayaan kosakata siswa terutama kekayaan kosakata pada tema pencemaran lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar. Metode pembelajaran permainan
word square mengajak siswa untuk berkompetisi dalam permainan.
2.4 Pencemaran Lingkungan