Rumusan Masalah Penegasan Istilah

antara materi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dipadukan dengan materi pengenalan bahan kimia kemudian kedua materi tersebut disatukan dengan tema pencemaran lingkungan dengan menggunakan model keterpaduan connected. Selain keterpaduan dengan tema pencemaran lingkungan LKS ini berisi poin-poin materi pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pengenalan bahan kimia yang divariasi dengan soal dan gambar yang diaplikasikan dengan permainan yang mengandung unsur pendidikan edukatif, sehingga LKS yang dikembangkan dapat merangsang siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya dan lebih termotivasi dalam mempelajari IPA serta menambah kekayaan kosakata terutama pada tema pencemaran lingkungan. LKS yang telah dikembangkan diharapkan dapat menjadi alat bantu pembelajaran IPA yang dapat memenuhi tujuan pembelajaran materi pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pengenalan bahan kimia kelas VII MTs Negeri 1 Semarang. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul Pengembangan LKS Berbasis Word Square tema Pencemaran Lingkungan Kelas VII MTs Negeri 1 Semarang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah LKS berbasis word square tema pencemaran lingkungan pada siswa kelas VII MTs Negeri 1 Semarang layak dan efektif digunakan sebagai bahan ajar untuk SMPMTs?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan dan keefektifan LKS berbasis word square tema pencemaran lingkungan untuk digunakan sebagai bahan ajar di kelas VII SMPMTs. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Secara Teoritis Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya tentang pengembangan LKS.

1.4.2 Manfaat Secara Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini antara lain: a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat mendorong guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran terutama pada tema pencemaran lingkungan dengan menggunakan LKS yang telah dikembangkan. b. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat menambah informasi tentang variasi alat bantu pembelajaran berupa LKS hasil pengembangan yang lebih menarik, bervariasi, dan dapat merangsang siswa untuk lebih termotivasi dalam mempelajari IPA. c. Bagi Siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan motivasi belajar pada tema pencemaran lingkungan.

1.5 Penegasan Istilah

Untuk memberikan batasan ruang lingkup penelitian skripsi dengan judul “Pengembangan LKS berbasis word square tema pencemaran lingkungan”, maka ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut: 1. LKS LKS adalah suatu lembaran yang berisi penjabaran materi dan kumpulan soal-soal objektif serta soal esay singkat. Prastowo 2011 mengemukakan LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. LKS yang dikembangkan oleh peneliti merupakan LKS yang berisi penjabaran pada tema pencemaran lingkungan dengan variasi soal-soal dan desain yang diaplikasikan dengan permainan edukatif berupa word square. 2. Word square Word square merupakan suatu permainan untuk menemukan kata-kata dalam kotak yang berisi huruf yang disusun secara acak. Saptono 2009 mengemukakan word square merupakan sejumlah kata bermakna yang disusun ke kanan, ke atas, atau miring di antara beberapa kata acak yang tidak bermakna dapat dijadikan permainan kata agar siswa dapat memahami konsep yang telah direncanakan guru. Permainan ini bertujuan untuk meningkatkan kekayaan kosakata siswa terutama kekayaan kosa kata dalam IPA. Metode pembelajaran permainan word square mengajak siswa untuk berkompetisi dalam permainan. 3. Pencemaran Lingkungan Pencemaran lingkungan merupakan salah satu tema pada pembelajaran lingkungan yang mempunyai dua standar kompetensi yaitu memahami klasifikasi zat kimia dan memahami saling ketergantungan dalam ekosistem biologi. Kedua materi tersebut dipadukan dengan menggunakan model keterpaduan connected, model ini menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu keterampilan dengan keterampilan lain, ide yang satu dengan ide yang lain tetapi masih dalam lingkup satu bidang studi Balitbang, 2007b. 9

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pembelajaran IPA Terpadu

IPA atau sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala- gejala alam Balitbang, 2007a. Mempelajari konsep-konsep IPA tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga diperlukan adanya metode ilmiah yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah sehingga bisa membentuk nilai dan sikap ilmiah. Jadi, pada hakikatnya IPA memiliki empat unsur utama Balitbang, 2007b yaitu : 1 produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum 2 proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan 3 aplikasi: penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari 4 sikap: rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, sains bersifat open ended. Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang bersifat menyeluruh atau holistik. Pendekatan ini menempatkan siswa dalam posisi