1.2 . Rumusan Masalah
Penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah belum dikemas sebagaimana mestinya, sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,
baik dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, permasalahan dalam
penelitian pengembangan ini adalah: “Bagaimana bentuk pengembangan model permainan sepakbola melalui
permainan soccer ball bounce bagi siswa kelas VIII SMP N 13 Magelang? ”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan model pembelajaran soccer ball bounce pada kelas VIII SMP N 13 Magelang dalam meningkatkan pembelajaran
pendidikan jasmani di sekolah.
1.4. Spesifikasi Produk
Produk yang akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini berupa model pembelajaran permainan sepakbola yang sudah di kembangkan untuk siswa
SMP, yang dapat mengembangkan baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor, dan siswa dapat melakukan olahraga dengan senang, aktif bergerak
tanpa rasa jenuh, serta dapat meningkatkan intensitas fisik sehingga kebugaran jasmani dapat terwujud. Agar tujuan dari pendidikan jasmani juga dapat tercapai.
1.5. Manfaat Pengembangan
1.5.1. Bagi Siswa
Dengan adanya pengembangan model permainan sepakbola, siswa dapat merasa lebih senang dan lebih menikmati suatu permainan sepakbola dengan cara
yang baru.
1.5.2. Bagi Guru Penjas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sebagai alternatif bagi guru penjas dalam memberikan materi permainan sepakbola di
sekolah.
1.5.3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
1.5.4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan bekal dalam mempersiapkan diri dalam profesi keguruan, selain itu hasil dari penelitian
ini dapat dijadikan landasan bagi peneliti lain untuk mengadakan pengembangan penelitian yang sejenis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan
kesehatan dan pertumbuhan badan Abdul Kadir Ateng,1992:4. Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan
jasmani sebagai alat perantaranya. Pendidikan jasmani tidak lepas dari usaha pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah kehidupan yang sehat jasmani dan rohani, usaha tersebut berupa kegiatan jasmani atau fisik yang
diprogram secara ilmiah, terarah, dan sistematis, yang disusun oleh lembaga pendidikan yang berkompeten Trisnowati Tamat,2005:1.5.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan dan bertujuan untuk mengembangkan individu secara organis,
neuromuskuler, intelektual, dan emosional.
2.1.2. Tujuan Pendidikan Jasmani
Menurut Adang Suherman 2000 : 23, Secara umum pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: 1 Perkembangan fisik.
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang
melibatkan kemampuan-kemampuan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang physical fitness. 2 Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan
kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna skilfull. 3 Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan
berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa. 4 Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan
diri pada suatu kelompok atau masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa tujuan dari mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan, adalah: 1 Kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga dan kesehatan pada SDMISDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup
sehat. 2 Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan pada SMPMTsSMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. 3 Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMAMASMALBSMKMAK
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIVAIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
2.2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta
tingkat kemampuan peserta didik Trianto, 2010: 52. Dalam mengajarkan suatu konsep atau materi tertentu, tidak ada satu model
pembelajaran yang lebih baik daripada model pembelajaran lainnya. Berarti untuk setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan
dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus
memiliki pertimbangan-pertimbangan, seperti materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan fasilitas yang
tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai. Untuk mengetahui kualitas model pembelajaran harus dilihat dari dua aspek,
yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan joyful learning serta
mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu meningkatkan kemampuan
siswa kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek
prosessudah dapat dipastikan berlangsung baik.
2.3. Pengertian Gerak Dasar