gawang 30 pemain tanpa
penjaga gawang dan diujikan tiga kali untuk
skala besar Lemparan  ke
dalam Jarang terjadi tendangan
bola ke dalam Mempergunakan
seluruh luas lapangan dan benda yang
terdapat dalam lapangan
Waktu 2 x 45 menit
Waktu 15 menit setiap
permainan Pemain dalam
permainan lebih aktif
Peraturan offside berlaku
Peraturan offside tidak berlaku
Semua pemain bebas berposisi dimanapun
Tackling dan benturan fisik
diperbolehkan Tackling dan benturan
fisik tidak diperbolehkan Dengan lapangan yang
kecil sangat rentan terjadi cedera apabila
melakukan tackling
2.10 Kerangka Berpikir
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan  secara  keseluruhan,  bertujuan  untuk  mengembangkan  aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan  lingkungan  bersih  melaui  aktifitas  jasmani,  olahraga  dan  kesehatan terpilih  yang  direncanakan  secara  sistematis  dalam  rangka  mencapai  tujuan
Pendidikan Nasional Depdiknas 2006. Sesuai  dengan  kompetensi  dasar  dalam  kurikulum  Pendidikan  Jasmani,
Olahraga  dan  Kesehatan  di  sekolah,  siswa  diharapkan  dapat  mempraktekkan permainan  sepakbola  dengan  peraturan  yang  sudah  dikembangkan  dengan
memanfaatkan  lahan  kosong  di  lingkungan  sekolah.  Pada  kenyataannya  dalam proses  pembelajaran  permaianan  sepakbola  di  sekolah  masih  dalam  bentuk
permainan  yang  sesuai  peraturan  baku,  baik  dalam  hal  peralatan,  lapangan  yang digunakan  maupun  peraturannya.  Dari  pelaksanaan  pembelajaran  tersebut
dijumpai anak-anak  yang  merasa tidak senang, bosan, dan kurang aktif  bergerak dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani.
Pengembangan  pembelajaran  permainan  sepakbola  merupakan  salah  satu upaya yang harus diwujudkan. Model pembelajaran permainan sepakbola melalui
permainan  sepakbola  jalanan  berpasangan  diharapkan  mampu  membuat  anak lebih  aktif  bergerak  dalam  berbagai  situasi  dan  kondisi  yang  menyenangkan,
ketika mengikuti pembelajaran permainan sepakbola.
BAB III
Metode Pengembangan
3.1. Metode Pengembangan
Metode  penelitian  yang  digunakan  adalah  penelitian  pengembangan  yang biasanya disebut penelitian berbasis pengembangan research-based development
merupakan  jenis  penelitian  yang  tujuan  penggunaanya  adalah  menghasilkan produk berupa pembelajaran soccer ball bounce bagi siswa SMP.
Suharsimi  Arikunto  2006:  7  mengatakan  bahwa  penelitian  pengembangan atau penelitian  developmental adalah penelitian yang mengadakan percobaan dan
penyempurnaan. Adapun langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk modifikasi peraturan
permainan sepakbola ini adalah sebagai berikut: 1
Melakukan  penelitian  pendahuluan  dan  pengumpulan  informasi,  termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka.
2 Mengembangkan bentuk produk awal permainan soccer ball bounce.
3 Evaluasi ahli pendidikan jasmani dan satu orang ahli pembelajaran, uji coba
kelompok  kecil  dengan  menggunakan  kuesioner,  konsultasi  dan  evaluasi yang kemudian dianalisis.
4 Revisi  produk  pertama,  revisi  produk  berdasarkan  hasil  dari  evaluasi  ahli
dan  uji  coba  kelompok  kecil.  Revisi  ini  untuk  perbaikan  terhadap  produk awal yang dibuat oleh peneliti.
5 Uji lapangan.
6 Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji lapangan.
7 Hasil akhir pengembangan model permainan sepakbola untuk siswa SMP N
13 Magelang Kota Magelang yang dihasilkan melalui revis uji lapangan.
3.2. Prosedur Pengembangan