2.5.4. Fungsi dan Peran Koperasi
Menurut Widjaya 2000, koperasi mempunyai fungsi dan peran:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan katahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
sokogurunya. 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
2.6. Hasil Penelitian Terdahulu
Jatmiko 1994 meneliti tentang Asset-Liability Management sebagai salah satu alternatif manajemen risiko. Pelaksanaan manajemen risiko untuk
industri perbankan pada dasarnya sama dengan industri usaha lainnya yaitu terdiri atas tahap analisa risiko dan pengawasan risiko. Tahap identifikasi
risiko yang dihadapi bank meliputi tiga risiko utama yaitu risiko tingkat suku bunga, risiko kredit serta risiko likuiditas.
Pada penilaian risiko kredit terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat risiko kredit, faktor tersebut antara lain:
berubahnya kondisi perekonomian baik mikro maupun makro, dan kurang tepat dalam penilaian analisis kredit. Tinggi rendahnya risiko kredit tersebut
sulit untuk diukur secara tepat karena secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kredit sulit dikendalikan dan sangat bergantung pada
pelaksanaan manajemen kredit dari masing-masing bank yang bersangkutan.
Herdianto 2001 meneliti tentang manajemen risiko kredit dalam rangka mempertahankan KAP Kualitas Aktiva Produktif pada sebuah
bank X. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas aktiva produktif di antaranya melalui restrukturisasi yang terdiri atas
reshceduling, reconditioning, restructuring sebagai bentuk penyelamatan kredit untuk meningkatkan KAP. Selain itu juga dapat dilakukan dengan
penagihan, penguasaaan jaminan, pengikatan jaminan secara sempurna dan rekaan hukum untuk mengikat jaminan yang bukti kepemilikannya belum
sempurna serta melaksanakan pemantauan debitur secara periodikbulanan melalui on the spot usaha debitur secara periodik.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran
Fungsi BMT di antaranya adalah sebagai lembaga intermediasi yang menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang meliputi
kegiatan funding dan financing. Dalam menjalankan fungsi intermediasi tersebut BMT dihadapkan pada suatu kondisi ketidakpastian yang
berpotensi untuk mempengaruhi kinerjanya. Risiko ketidakpastian yang dihadapi BMT meliputi kecenderungan perubahan kondisi moneter, tatanan
dunia politik, regulasi serta kondisi internal dalam BMT itu sendiri. Aktivitas BMT dalam menyalurkan pembiayaan mengandung
berbagai risiko, untuk itu identifikasi risiko operasional bidang pembiayaan tersebut sangatlah penting, karena hal ini dapat berpengaruh pada kinerja
pembiayaan khususnya kualitas pembiayaan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat pembiayaan yang bermasalah.
Manajemen risiko sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan
mengendalikan risiko yang timbul akibat suatu kegiatan usaha. Proses manajemen risiko operasional bidang pembiayaan meliputi langkah-
langkah sebagai berikut : 1. Identifikasi Risiko Operasional Bidang Pembiayaan
Dalam proses mengidentifikasi risiko yang perlu diperhatikan yaitu: a. Melakukan Analisis Lingkungan
Menganalisis lingkungan yang berpotensi memberikan pengaruh terhadap pemberian pembiayaan, misalnya: keadaan ekonomi, politik,
dan sebagainya. b. Menganalisis Prosedur Pembiayaan
Melakukan analisis terhadap prosedur pembiayaan untuk dapat mengidentifikasi risiko-risiko operasional yang terjadi saat
pembiayaan diberikan.