Aminoglikosida Kuinolon Manajemen Infeksi Bakteri ESBL

muncul dengan nama Klebsiella Producing Carbapenemases KPC dan New Delhi Metalo Beta Lactamase NDM sehingga penggunaannya haruslah rasional. 29 2 .5.2 Βeta lactamΒeta lactamase inhibitor Βeta lactamase inhibitor merupakan antibiotik yang ideal untuk ESBL karena memiliki kemampuan menghambat enzim beta laktamase, namun banyaknya mutasi yang terjadi pada enzim beta laktamase mengakibatkan berkurangnya efektivitas antibiotik beta lactamase inhibitor ini. Oleh karena itu, antibiotik beta lactambeta lactamase inhibitor dapat digunakan untuk ESBL yang tidak berat. AmoksisilinKlavulanat efektif untuk infeksi saluran kemih komunitas akibat ESBL. Tazobaktam lebih efektif terhadap ESBL CTX-M dibandingkan beta lactam lainnya dan sulbaktam lebih baik terhadap SHV dan TEM, namun pada labolatorium sederhana pemeriksaan fenotif ini sulit dilakukan. 6,29 Penelitian Rodriquez-Bano dkk, penggunaan amoxicillinclavulanat selama 5-7 hari pada indeksi saluran kemih tanpa komplikasi memiliki angka kesembuhan 84. 30 Adapun dosis standar pada dewasa amoxicillin-clavulanat 625 mg1,2 mg 8 jam baik oral maupun intravena. 28 Piperasilin-tazobactam memiliki kerentanan yang bervariasi terhadap ESBL. Penelitian Muharrmi dkk memperoleh 64,4 sensitif terhadap ESBL E.coli dan 43,6 terhadap ESBL K.pneumonia. 31 DiAmerika Serikat dari hasil MYSTIC Study diperoleh 72,5 sensitif ESBL E.coli dan 38,5 terhadap ESBL K.pneumonia, sedangkan di Eropa 80 ESBL E.coli dan 42,1 terhadap ESBL K.pneumonia. 31 Kemampuan eradikasinya meningkat dengan mengkombinasi- kannya dengan obat lain seperti dengan amikasin atau gentamisin. Piperasilin-tazobactam dikombinasikan dengan amikasin 98,1 sensitif terhadap ESBL E.coli dan 93,1 terhadap ESBL K.pneumonia. Sedangkan kombinasi Piperasilin-tazobactam dengan gentamisin 73,1 sensitif terhadap ESBL E.coli dan 61,4 terhadap ESBL K.pneumonia. 26 Penelitian Aminzadeh dkk, Piperasilin-tazobactam 100 sensitif terhadap ESBL. 23 Adapun dosis standar pada dewasa 4,5 gr setiap 8jam intravena. 28

2.5.3 Aminoglikosida

Aminoglikosida yang sering digunakan untuk indeksi bakteri ESBL adalah gentamisin dan amikasin. Gentamisin memiliki kerja bakterisidal yang cepat, namun penggunaan sebagai monoterapi ESBL dihindari. Gentamisin memiliki kerentanan yang bervariasi. Penelitian Universitas Sumatera Utara Muharrmi dkk, memperoleh 38,3 sensitif terhadap ESBL E.coli dan 37,6 terhadap ESBL K.pneumonia. 25 Penelitian Kulkarni dkk, gentamisin 19,4 sensitif terhadap ESBL. 25 Penelitian Aminzadeh dkk, gentamisin 85,2 resisten terhadap ESBL. 23 Adapun dosis standar pada dewasa 5 mgKgBB perhari intravena. 28 Amikasin memiliki kerentanan yang bervasriasi. Penelitian Muharrmi dkk memperoleh kerentanan 94 terhadap ESBL 95,2 sensitif terhadap ESBL E.coli dan 90,1 terhadap ESBL K.pneumonia. 24 Penelitian Kulkarni dkk, amikasin 70,4 sensitif terhadap ESBL. 26 Penelitian Aminzadeh dkk, amikasin 81,1 sensitif terhadap ESBL. 23 Adapun dosis standar pada dewasa 15 mgKgBB perhari terbagi dalam dua dosis intravena. 28

2.5.4 Kuinolon

Bakteri ESBL yang sensitif terhadap kuinolon dapat menggunakannya. Namun belakangan semakin banyak dilaporkan adanya resistensi terhadap kuinolon pada bakteri ESBL dengan penyebab yang belum sepenuhnya dipahami. Resistensi ini diduga akibat hilangnya porin bakteri untuk masuknya kuionolon dan aktifnya efluks kuinolon keluar sel. 10,29 Siprofloksasin memiliki kemampuan eradikasi ESBL yang rendah. Dari penelitian Muharrmi dkk, diperoleh hanya 29,6 sensitif terhadap ESBL 24,9 E.Coli dan 39 K.Pneumonia. 24 MYSTIC Study di Amerika Serikat Siprofloksasin 20 sensitif terhadap ESBL E.coli dan 36,8 terhadap ESBL K.pneumonia, sedangkan di Eropa 20,2 sensitif ESBL E.coli dan 57,5 ESBL K.pneumonia. 31 Kemampuan eradikasinya meningkat dengan mengkombinasikannya dengan obat lain seperti dengan amikasin atau gentamisin. Siprofloksasin dikombinasikan dengan amikasin memiliki 96,7 sensitif terhadap ESBL E.coli dan 91,1 terhadap ESBL K.pneumonia. Sedangkan kombinasi siprofloksasin dengan gentamisin memiliki 41,2 sensitif ESBL E.Coli dan 51,5 ESBL K.Pneumonia. 26 Penelitian Kulkarni dkk, siprofloksasin 30,2 sensitif terhadap ESBL. 25

2.5.5 Sefalosporin

Dokumen yang terkait

Skrining Enterobactericeae Penghasil Extended Spectrum Beta-Lactamase dengan Metode Uji Double Disk Synergy Pada Sampel Urin Pasien Suspek Infeksi Saluran Kemih di RSUP. H. Adam Malik Medan

14 109 94

Penilaian Akurasi Italian Score Sebagai Prediktor Infeksi Extended- Spectrum Beta Lactamase (ESBL)

1 57 77

Pola Kepekaan Antibiotik Bakteri Extended Spectrum Beta Laktamases-producing Escherichia coli dari Spesimen Urin di RSUP H. Adam Malik Periode Juli 2013-Juni 2014

1 50 81

ANALISIS PERBANDINGAN KEBERADAAN EXTENDED SPECTRUM BETA LACTAMASE (ESBL) PADA KLEBSIELLA PNEUMONIAE DARI FESES PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP DEWASA DAN RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD. Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

8 110 77

Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) and Extended Spectrum Beta-Lactamases (ESBL).

0 1 16

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Lidah Buaya terhadap Bakteri Penghasil Extended Spectrum β-Lactamase (ESBL) Isolat Infeksi Luka Operasi.

0 2 12

Prevalensi Kuman ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase) dari Material Darah di RSUP Dr. Kariadi Tahun 2004-2005 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian - Akurasi Duke Model Score Sebagai Prediktor Infeksi Extended-Spectrum Beta Lactamase (ESBL) Pada Pasien Rawat Inap

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL) - Akurasi Duke Model Score Sebagai Prediktor Infeksi Extended-Spectrum Beta Lactamase (ESBL) Pada Pasien Rawat Inap

0 0 13

AKURASI DUKE MODEL SCORE SEBAGAI PREDIKTOR INFEKSI EXTENDED-SPECTRUM BETA LACTAMASE (ESBL) PADA PASIEN RAWAT INAP TESIS

0 1 17