dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan stakeholder. Hak pengendalian yang dimiliki manajer memungkinkan untuk diselewengkan dan akan menimbulkan
masalah keagenan yang dapat diartikan dengan sulitnya investor memeperoleh keyakinan bahwa dana yang mereka tanamkan tidak dikelola dengan semestinya
oleh manajer Rahmawaty, 2010. Oleh karena itu, semakin kecilnya kepemilikan manajerial maka permasalahan agensi yang timbulakan semakin besar sehingga
permintaan laporan keuangan yang bersifat konservatif akan semakin meningkat.
4.3.3. Pengaruh Keberadaan Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi
Berdasarkan hasil pengujian variabel komite audit tidak dapat membuktikan pengaruh secara signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Komite audit
memiliki arah koefisien negatif terhadap konservatisme akuntansi. Keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan membuat proses pelaporan keuangan
perusahaan akan termonitor dengan baik. Komite audit ini akan memastikan bahwa perusahaan menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang akan menghasilkan
informasi keuangan perusahaan yang akurat dan berkualitas. Oleh karena itu keberadaan komite audit ini akan mendorong penggunaan prinsip konservatisme
yang lebih tinggi dalam proses pelaporan keuangan perusahaan. Komite audit ini akan meningkatkan kualitas keseluruhan dari proses pelaporan keuangan
perusahaan dengan penggunaan prinsip konservatisme Wardhani, 2008. Hasil penelitian ini konsisten dengan penilitian Wardhani 2008 dan
Rahmawaty,2010 dalam penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa keberadaan komite audit dengan pengukuran nilai pasar berpengaruh secara
signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Maka, hipotesis ketiga dapat didukung dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada variabel komite audit dapat terlihat perusahaan yang belum memiliki komite audit lebih dominan yaitu
sebesar 65,9. Komite audit belum dapat menjalankan fungsinya sebagai alat untuk memonitoring kinerja manajemen dikarenakan dalam perusahaan sampel
keberadaan komite audit masih relatif kecil. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar perusahaan belum menerapkan peraturan good corporate governance yang
mengharuskan setiap perusahaan mempunyai komite audit yang membantu komisaris untuk memonitoring kinerja perusahaan dalam proses pelaporan
keuangan Rahmawaty, 2010. Maka, seharusnya perusahaan memiliki komite audit sesuai dengan Kep.
29PM2004 tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit, pada pasal 2 Kep. 29PM2004 dijelaskan emiten atau perusahaan publik wajib
membentuk komite audit sebagaimana disyaratkan dalam lampiran keputusan ini selambat-lambatnya pada 31 Desember 2004. Komite audit adalah komite yang
dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite audit merupakan komponen baru dalam sistem pengendalian
perusahaan Nasution dan Setiawan, 2007 agar terciptanya good corporate governance
.
4.3.4. Pengaruh Mekanisme Internal Corporate Governance terhadap