40
No. Peneliti
Judul Variabel
Temuan
Belajar. pendidikan sebesar 10.6, dan
besarnya pengaruh kepemimpinan sebesar 8.7.
Sedangkan secara simultan disiplin kerja, fasilitas kerja,
tingkat pendidikan dan kepemimpinan sebesar 79.2..
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian Sudikno 2014, sama-sama menggunakan variabel motivasi belajar
sebagai variabel intervening. Pada penelitian Sudikno terdapat tiga variabel bebas yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, disiplin belajar dengan variabel
terikat prestasi belajar ekonomi. Sedangkan pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu kondisi fisik dan lingkungan sekolah dengan variabel
tergantung prestasi belajar kewirausahaan.
2.7. Kerangka Berpikir
Kegiatan belajar siswa dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa
seperti kecerdasan, bakat, motivasi, perhatian, dan kondisi fisik siswa sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti metode pembelajaran, peranan
guru, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Motivasi merupakan faktor utama yang harus ada dalam belajar. Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi akan
menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar siswa. Seorang siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi dapat diketahui pada saat ia mengikuti
41
pelajaran, seperti adanya minat untuk belajar kewirausahaan, tekun dalam menghadapi tugas, senang memecahkan soal-soal, ulet dalam mengatasi kesulitan
belajar serta keinginan untuk mencapai keberhasilan. Adanya pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa diungkap dalam penelitian Listyanto 2013: 293
dan penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sulistyowati 2012: 1 dan Hamid 2013: 12 bahwa motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa. Motivasi belajar siswa turut dipengaruhi oleh konsisi fisik siswa, di mana
kondisi fisik yang sehat akan memudahkan siswa menerima transfer ilmu pengetahuan dari guru, begitu pula sebaliknya kondisi fisik yang kurang sehat
akan menghambat siswa dalam belajar. Kondisi fisik sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar, karena kondisi fisik yang kurang baik umumnya akan diikuti
penurunan motivasi bagi siswa yang akhirnya berpengaruh terhadap prestasi belajar. Rendahnya nilai mata pelajaran Kewirausahaan juga dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yang kondusif akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan dalam belajar sehingga proses belajar
akan berjalan dengan baik dan mudah dalam menguasai materi pelajaran secara maksimal.
Lingkungan sekolah terdiri dari fasilitas sekolah, yang meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan
di sekolah, fasilitas sekolah juga merupakan salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa, dan dal tersebut juga berdampak
pada prestasi belajar siswa. Dari kajian tersebut dapat dilihat lebih mudah melalui skema kerangka
berfikir sebagai berikut:
42
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.8. Hipotesis