33
2.5.3. Teori-teori Belajar
Terdapat banyak teori belajar yang dikemukakan oleh berbagai ahli belajar, namun ada beberapa teori yang mendapat banyak perhatian dari para
pakar pendidikan. Teori belajar adalah konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan telah teruji kebenarannya melalui eksperimen, diantaranya
seperti diungkap oleh Saputra 2012: 1-15 sebagai berikut: 1. Teori belajar menurut J. Bruner
Bruner menyatakan bahwa inti belajar adalah bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Menurut
Bruner selama kegiatan belajar berlangsung hendakanya siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri discovery learning makna segala sesuatu yang
dipelajari. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berperan
dalam memecahkan
masalah. Dengan
cara tersebut
diharapkan mereka mampu memahami konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri.
2. Teori belajar E.L. Thorndike Thorndike menyatakan ada 2 prinsip belajar, yaitu law of effect dan law
of exercise, yang terangkum dalam teorinya yaitu The Connectionism Theory. a. Law of Effect, adalah prinsip yang menyatakan bahwa seseorang dapat
dengan cepat menguasai perilaku baru, apabila ia merasa memperoleh susuatu yang menyenangkan, memuaskan ketika melakukan perbuatan
respons yang berkenaan dengan perilaku tersebut di atas. b. Law of Exercise, adalah prinsip yang menyatakan bahwa makin sering
perilaku baru itu dipraktekkan atau dilatih penerapannya makin kuat dan makin cepat berintegrasi dengan keseluruhan perilaku kebiasaannya.
34
3. Teori belajar dari Piaget Piaget mengemukakan aspek-aspek perkembangan intelektual anak
sebagai berikut: a. Aspek struktur, yaitu ada hubungan fungsional antara tindakan fisik,
tindakan mental, dan perkembangan berpikir logis anak-anak. Tindakan- tindakan menuju perkembangan operasi-operasi dan selanjutnya menuju
pada perkembangan struktur-struktur. Struktur yang juga disebut skema atau juga biasa disebut dengan konsep, merupakan organisasi mental
tingkat tinggi. b. Aspek isi, yaitu pola perilaku anak khas yang tercermin pada tanggapan
yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.
c. Aspek fungsi, yaitu cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual. Perkembangan intelektual didasarkan pada dua
fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. 4. Teori belajar dari David Ausubel
David Ausubel mengemukakan teori belajar yaitu teori belajar bermakna. Belajar dapat diklasifikasikan dalam dua dimensi, yaitu:
a. Dimensi yang berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan
b. Dimensi yang menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengabaikan informasi pada struktur kognitif yang ada. Struktur kognitif adalah fakta,
konsep, dan generalisasinya yang telah dipelajari dan diingat siswa.
35
c. Dalam implementasinya, teori ini terdiri dari dua fase, aitu mula-mula ia menyangkut pemberian “the organizer” atau materi pendahuluan diberikan
sebelum kegiatan berlangsung dan dalam tingkat abstraksi. Fase berikutnya di mana organisasinya lebih spesifik dan terarah.
5. Teori belajar dari Robert M Gagne Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia
dapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut “The Domain of learning” yaitu: a. Keterampilan motoris motor skill
Dalam hal ini perlu dikoordinasi dari berbagai gerakan badan, misalnya melempar bola, main tenis, mengemudi mobil, dan sebagainya.
b. Informasi verbal Orang
dapat menjelaskan
sesuatu dengan
berbicara, menulis,
menggambar. c. Kemampuan intelektual
Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan menggunakan simbol-simbol.
d. Strategi kognitif Merupakan organisasi keterampilan yang internal yang perlu untuk belajar
mengingat dan berfikir. e. Sikap
Sikap ini penting dalam belajar, tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik.
36
6. Teori Psikologi Gestalt Teori ini disebut juga field theory atau insight full lerning. Menurutnya
manusia bukan hanya sekadar makhluk reaksi yang hanya berbuat atau bereaksi jika ada rangsang yang mempengaruhinya. Manusia adalah individu
yang mempunyai kebulatan antara jasmani dan rohani. Secara pribadi manusia tidak secara langsung bereaksi kepada rangsang, dan tidak pula reaksi itu
dilakukan secara tidak terarah, tidak pula dilakukan dengan cara trial and error. Reaksi yang dilakukan manusia tergantung pada rangsang dan
bagaimana motif-motif yang terdapat pada dirinya. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan.
2.5.4. Prinsip-Prinsip Belajar