BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola komunikasi orangtua tunggal yang ditinggal karena kematian maupun perceraian
yang memiliki anak remaja, hal ini dilakukan agar dapat memperoleh hasil yang lebih akurat. Pola komunikasi keluarga didefenisikan sebagai karakteristik pola-pola
interaksi sirkular dalam keluarga, disamping mempengaruhi dan mengorganisir anggota keluarga, pola-pola itu juga menghasilkan arti dari transaksi diantara para
anggota keluarga Petter, 1974 dalam Friedman, 1998. Pola komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi menurut Friedman 1998, karena
pola komunikasi ini lebih operasional dalam keluarga dan lebih mudah dipahami oleh peneliti.
Friedman 1998 membagi dua pola komunikasi yaitu : pola komunikasi fungsional dan disfungsional.
31
Universitas Sumatera Utara
POLA KOMUNIKASI KELUARGA - Keterbukaan
- Kejujuran - Adanya toleransi
- Memahami ketidaksempurnaan - Mampu mengakui kebutuhan dan emosi
- Adanya musyawarahdiskusi dalam keluarga FUNGSIONAL
- Menerima perbedaan pendapat - Menghargai pendapat orang lain
- Tidak menyalahkan - Menyelesaikan masalah dengan tenang
- Harga diri yang rendah
- Pemusatan pada diri sendiri
- Kurang empati
- Tidak ada toleransi
DISFUNGSIONAL -
Ekspresi perasaan tidak jelas -
Ketidakmampuan mengungkapkan kebutuhan karena takut ditolak
- Penerima disfungsional tidak berfungsi
Skema 1. Kerangka Konseptual Pola Komunikasi Keluarga Sumber : Friedman, 1998
Universitas Sumatera Utara
3.2 Defenisi Operasional
Tabel 1. defenisi operasional
KETERANGAN DEFENISI
OPERASIONAL ALAT
UKUR HASIL
UKUR SKALA
Pola komunikasi Fungsional orangtua
tunggal dengan anak remaja
Cara orangtua tunggal berkomunikasi
maksud hal yang disampaikan pengirim
pesan orangtua - anak remaja dapat diterima
jelas oleh penerima pesan orangtua - anak
remaja meliputi - Keterbukaan
- Kejujuran - Adanya toleransi
- Memahami ketidaksempurnaan
- Mampu mengakui kebutuhan dan
emosi Alat ukur
yang digunakan,
menggunak an
kuesioner dengan
pertanyaan fungsional
sebanyak 15 kuesioner
dengan bentuk
dichotomy question
Hasil ukur
komuni kasi
fungsio nal
dimana yang
paling banyak
dijawab benar
fungsio nal
Interval
Universitas Sumatera Utara
- Menerima perbedaan pendapat
- menghargai perbedaan orang lain
- Tidak menyalahkan - menyelesaikan
masalah dengan tenang.
sama-sama memahami makna dan isi pesan
yang disampaikan didalam keluarga
di Desa Gempolan Kecamatan Sei
Bamban Kabupaten Serdang Bedagai
Pola komunikasi Disfungsional orangtua
tunggal dengan anak remaja
Cara orangtua tunggal berkomunikasi dimana
pengirim pesan orangtua – anak
remaja dengan Alat ukur
yang digunakan,
menggunak an
Hasil ukur
komuni kasi
disfung Rasio
Universitas Sumatera Utara
penerima pesan orangtua – anak
remaja didalam keluarga berbeda
mengartikan maksud dan makna dari pesan
tersebut karena meliputi adanya
- Harga diri rendah - Pemusatan pada diri
sendiri - Kurang empati
- Tidak ada toleransi - Ekspresi perasaan
tidak jelas - Ketidakmampuan
mengungkapkan kebutuhan karena
takut ditolak - Penerimaan
disfungsional tidak kuesioner
dengan pertanyaan
Disfungsion al sebanyak
15 kuesioner
dengan bentuk
dichotomy question
sional dimana
yang dijawab
paling banyak
salah disfung
sional
Universitas Sumatera Utara
diterima di Desa Gempolan
Kecamatan Sei Bamban Kabupaten
Serdang Bedagai
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODE PENELITIAN