BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi 2.1.1
Pengertian
Komunikasi adalah proses barbagi makna melalui perilaku verbal dan non verbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau
lebih. Komunikasi terjadi setidaknya suatu sumber membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik
dalam bentuk verbal kata-kata atau bentuk non verbal non kata-kata, tanpa harus memastikan terlebih dulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu
sistem simbol yang sama Mulyana, 2004. Komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan dan
perasaan. Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis dengan kata-kata, atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya
maupun penampilan diri, menggunakan alat bantu disekeliling kita sehingga sebuah pesan menjadi lebih kaya Hybels dan Weafer II 1992, Liliweri, 2003.
2.1.2 Peraturan-peraturan dalam komunikasi
Wahlroos 2002 mengatakan bahwa terdapat beberapa peraturan dalam komunikasi diantaranya, ingatlah bahwa tindakan berbicara lebih keras dari pada
8
Universitas Sumatera Utara
kata-kata komunikasi non verbal lebih kuat dari pada komunikasi verbal, tentukanlah mana yang penting dan tekankanlah itu tentukan mana yang tidak
penting dan
abaikan itu,
membuat komunikasi
sepositif mungkin,
mengusahakan agar komunikasi jelas dan spesifik, dalam meberikan pertanyaan hendaknya realistis dan masuk akal, menguji segala pengandaian dengan lisan
dan pasangan bicara setuju sebelum bertindak, mengakui bahwa setiap kejadian dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda-beda, mengakui bahwa anggota
didalam keluarga benar-benar mengenal dan mengetahui perilaku masing- masing anggota dalam keluarga, mau belajar bagaimana menyetujui tanpa
perdebatan yang dekstruktif, mau bersikap jujur dan terbuka mengenai perasaan mengemukakan semua persoalan yang penting walaupun kita takut akan
mengganggu perasaan lawan bicara kita, jangan melakukan teknik komunikasi yang tidak adil, jangan melakukan “pertengkaran yang kotor” hendaklah
menjadi pegangan kita tentang akibat dari komunikasi bukan maksud yang terkandung didalamnya, menerima semua perasaan dan berusaha memahaminya,
jangan terima semua tindakan, tetapi berusaha untuk memahaminya, hendaklah tenggang rasa, penuh perhatian, sopan dan hormat terhadap lawan bicara kita
dan perasaan-perasaannya, jangan berkomunikasi seperti menceramahi atau memberi kuliah lebih baik mengajukan pertanyaan, jangan menggunakan dalih
dan jangan sampai termakan oleh dalih, jangan mengomel, berteriak dan menggerutu, belajar kapan bergurau dan kapan serius, jangan meledek pihak lain
secara dekstruktif, belajar mendengarkan, serta berhati-hati dengan permainan yang dekstruktif.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Unsur-unsur komunikasi
Menurut Liliweri 2007 menjelaskan bahwa komunikasi sebagai aktifitas memiliki beberapa unsur diantaranya :
a. Pengiriman sender atau sumber
resource yaitu individu, kelompok, atau organisasi yang berperan untuk mengalihkan
transferring pesan. b. Encoding, pengalihan gagasan kedalam pesan.
c. Pesan message, gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada orang lain.
d. Saluran media, merupakan tempat dimana sumber menyalurkan
pesan kepada penerima, misalnya melalui gelombang suara, cahaya atau halaman cetak.
e. Decoding, pengalihan pesan kedalam gagasan. f. Penerima receiver, individu atau kelompok yang menerima pesan.
g. Umpan balik feed back, reaksi terhadap pesan. h. Gangguan noise, efek internal atau eksternal akibat dari peralihan
pesan. i.
Bidang pengalaman field of experience, bidang atau ruang yang menjadi latar belakang informasi dari pengiriman maupun penerima.
j. Pertukaran makna shared meaning, bidang atau ruang pertemuan
tumpang tindih yang tercipta karena kebersamaan. k. Konteks,
situasi, suasana,
atau lingkungan fisik,
non fisik
sosiologos, antropologis, psikologis, politik, ekonomi, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Fungsi Komunikasi