Perumusan Masalah Perkawinan Usia Dini Dalam Perspektif Pluralisme Hukum (Studi Kasus di Desa Saentis Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang)

atau memiliki budi yang baik Herusatoto, 2005:72. Kebanyakan orang Jawa percaya bahwa hidup manusia di dunia ini sudah diatur dalam alam semesta, sehingga tidak sedikit mereka yang bersikap narima, yaitu menyerahkan diri kepada takdir.

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di uraiankan sebelumnya, dijelaskan bahwa di dalam pengesahan suatu perkawinan khususnya perkawinan usia dini, tidak hanya berdasarkan pada satu pilihan hukum saja. Ada beberapa aturan hukum dalam mengesahkan suatu perkawinan pada masyarakat itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa adanya gejala “pluralisme hukum” di dalam sistem perkawinan tersebut, khususnya pada masyarakat Jawa di Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Dalam mensahkan suatu perkawinan usia dini yang terjadi pada masyarakat tersebut, tidak hanya di sahkan melalui satu pilihan hukum saja. Akan tetapi masyarakat tersebut dapat mengesahkannya melalui pemilihan hukum Negara, Agama dan Adat, yang ada pada masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain disebut dengan “Pluralisme Hukum”. Hal ini disebabkan karena sifatnya yang kompleks dari kehidupan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu setiap manusia memiliki karakter dan sifat yang berbeda-beda, sehingga manusia sekarang ini bukan hanya saja bagian dari suku bangsanya saja, melainkan manusia juga adalah bagian dari Negara yang memiliki berbagai macam aturan hukum yang berlaku dan digunakan sebagai alat yang bermanfaat di dalam pengesahhan perkawinan. Universitas Sumatera Utara Dewasa sekarang ini permasalahan perkawinan usia dini yang terjadi, menunjukkan bahwa masih ada beberapa masyarakat Jawa khususnya di Desa Saentis ini yang melakukan perkawinan usia dini, oleh karena itu penulis ingin melihat bagaiamana kedudukan hukum dalam masyarakat itu sendiri, dapat dilihat melalui berbagai macam pilihan hukum baik itu pilihan hukum Negara, Agama atau juga melalui pilihan hukum Adat. Ini menunjukkan bahwa pada masyarakat terdapat adanya kemajemukan hukum di dalam mensahkan suatu perkawinan usia dini. Berdasarkan pengamatan penulis lakukan sebelumnya, terlihat jelas bagaimana pengesahan status perkawinan usia dini yang dilakukan oleh masyarakat Jawa yang tinggal di Desa Saentis ini. Maka dapat dikaji lagi berdasarkan hukum apa saja masyarakat Desa Saentis ini, dalam mensahkan perkawinan usia dini tersebut, apakah masyarakat itu hanya mensahkan perkawinan usia dini mereka melalui pilihan hukum Negara, Agama ataupun Adat. Oleh karena itu penelitian ini akan mengkaji tentang : 1. Mengidentifikasi proses dan tata cara pengesahan perkawinan usia dini pada masyarakat Jawa yang ada di desa Saentis ini. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan perkawinan usia dini pada masyarakat Jawa yang ada di desa Saentis itu sendiri. 3. Menggambarkan status perkawinan usia dini itu dilihat dari berbagai macam aturan hukum baik hukum Negara, hukum agama dan hukum adat masyarakat setempat secara umum. Universitas Sumatera Utara

1.4. Ruang Lingkup Masalah