BAB II URAIAN TEORITIS
2.1. Sejarah Televisi
Radio merupakan media massa elektronik, seperti halnya televisi siaran yang begitu besar manfaatnya bagi kehidupan manusia seperti sekarang, mengalami
proses perkembangan yang panjang. Pada awalnya melakukan penelitian yang seksama terhadap televisi adalah
para cendikiawan di universitas-universitas di Eropa dengan bertitik tolak dari prinsip-prinsip yang sudah lama ada.
Kemajuan dan perkembangan televisi tidak lepas dari teleskop telescope oleh Galilei pada tahun 1608. Teropong atau alat penglihat jauh tele berarti jauh,
scopein berarti melihat pada waktu itu dianggap sebagai penemuan yang mempunyai arti penting bagi komunikasi jarak jauh dengan menggunakan isyarat-
isyarat. Pada tahun 1800, yakni ditemukannya elemen galvanik yang memungkinkan
dibangkitkannya aliran listrik, maka cara-cara baru untuk berkomunikasi jarak jauh itu lebih dapat dikembangkan.
Pada tahun 1835 sejarah seorang Amerika bernama S. Morse menemukan telegraph tele berarti jauh, graphein berarti menggambar atau menulis yang
memungkinkan pengiriman dan perekaman isyarat-isyarat dalam jarak jauh yang merupakan perkembangan dari prinsip-prinsip di atas, jika sebuah tombol pada
alat pemancar ditekan ke bawah, maka terjadilah getaran-getaran listrik pada kawat yang panjangnya beberapa kilometer dan pada kertas yang dipasang pada
Universitas Sumatera Utara
alat penerima tampak sebuah titik atau garis, tergantung dari lamanya menekan knop. Kombinasi titik dan garis tersebut dapat mengandung makna tertentu sesuai
dengan abjad huruf. Maka, dengan sistem Morse tersebut dapat dikirimkan pesan dalam jarak jauh.
Penemuan yang ditemukannya sistem komunikasi jarak jauh seperti di atas itu, para cendikiawan mempunyai pikiran yang lebih jauh bahwa akan lebih baik,
apabila komunikasi jarak jauh itu bukan dengan cara pengiriman dan penerimaan dalam bentuk titik dan garis, melainkan suara manusia. Pada waktu itu sudah
diketahui bahwa dapat didengarnya suara manusia adalah dikarenakan getaran- getaran udara dan bahwa getaran-getaran tersebut disebabkan perubahan tekanan
halus pada udara. Alexander. G Bell berhasil melakukan penelitian itu pada tahun 1875.
Lahirlah telephone tele berarti jauh, phone berarti suara. Dalam telepon tersebut Bell menempatkan komponen pemancar dan komponen penerima pada satu
perangkat, sehingga dua orang yang berbeda dalam jarak yang jauh dapat berkomunikasi secara dialogis, berbicara dan sekaligus mendengarkan.
Hasil penemuan Bell itu pada tahun 1878 telah disempurnakan oleh Hughes, yakni dengan mengganti komponen pemancarnya dengan apa yang dinamakan
Microphone micros berarti kecil, sehingga getaran udara yang disebabkan suara yang diucapkan seseorang menjadi lebih kecil dan halus, dan oleh pihak penerima
dapat terdengar lebih keras. Terjadinya kemajuan sebagaimana diutarakan di atas, tidak mengherankan
kalau kemudian timbul harapan yang lebih dari pada itu, yakni ditemukannya alat yang memungkinkan dapat terlihatnya sesuatau dari jarak jauh dengan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan menghilangkannya rintangan-rintangan yang biasa menutupi penglihatan. Yang diinginkan adalah perkembangan dari teleskop, yakni televisi
television yang bebas dari penghalang untuk melihatnya tele berarti jauh, vision berarti penglihatan yang berasal dari kata videre yang berarti melihat.
Apabila pada telegrap dan telepon yang menjadi persoalan berkisar pada bagaimana pemamfaatan tenaga yang sifatnya mekanik perubahan tekanan pada
kunci Morse dan perubahan tekanan pada micropon yang membangkitkan getaran listrik dan pada gilirannya menjadi getaran mekanik kembali, maka pada
televisi yang menjadi permasalahan ialah bagaimana agar suatu titik cahaya yang muncul di depan pemancar dan yang dapat menimbulkan perubahan getaran
listrik, pada alat penerima dapat timbul titik cahaya juga. Masalah tersebut tidaklah mudah diatasi, sehingga sesudah ditemukannya
telepon, diperlukan waktu kira-kira 50 tahun untuk memperoleh jawaban yang berarti. Hal ini berkat penemuan dua orang Inggris bernama May dan Vellough by
Smith yang pada tahun 1873 menemukan apa yang dinamakan gejala listrik foto electric photo. Penemuan ini sejalan dengan penemuan bola lampu oleh Edison
pada tahun 1879. Sesudah itu timbullah pemikiran-pemikiran ke arah penyempurnaan televisi, yang meskipun belum memuaskan untuk dilihat, namun
ditinjau dari segi ilmu pengetahuan dan teknik, merupakan kemajuan yang tidak kecil artinya.
Hasil penemuan gejala listrik foto tersebut dapat diketahui bahwa jika seseorang menyalakan suatu cahaya di depan sel listrik foto, akan menimbulkan
getaran-getaran yang berubah-ubah. Ini dapat disalurkan melalui kawat yang panjang, yang kemudian dapat menimbulkan gejala cahaya.
Universitas Sumatera Utara
Scanning disk atau alat peraba merupakan alat yang amat penting dalam televisi. Yang mula-mula menemukannya adalah Paul Nipkow pada tahun 1884,
yang kemudian disempurnakan oleh Lazarre Weiller pada t6ahun 1885. Metode Nipkow dan Weiller ini dinamakan mechanical scanning procedure atau cara
perabaan secara mekanik, yang dalam ekperimennya menggunakan bahan yang bernama selenium.
Penemuan Nipkow dan Weiller itu diteliti terus oleh para ahli sampai 30 tahun lamanya. Pada tahun 1920 Herbert E. Ives dari Bell Laboratories di
Amerika Serikat mengadakan penelitian tentang cara pengiriman isyarat dalam bentuk gambar, yakni gambar diam still picture dengan jalan
mentransmisikannya melalui kawat. Kemajuan yang pesat dalam pertelevisian sehingga mencapai taraf yang
begitu memuaskan bagi manusia seperti sekarang ini adalah berkat ditemukannya iconoscope icon berarti gambar, scopein berarti melihat oleh Dr. Vladimir K.
Zworykin pada tahun 1920. Dia adalah sarjana Rusia yang bekerja pada Westinghouse Electric and Manufacturing Company di Amerika Serikat.
Iconoscope merupakan sebuah alat semacam “pistol listrik” untuk melakukan perabaan scanning terhadap gambar dari suatu obyek yang diambil
lensa kamera, segaris demi segaris sedemikian cepatnya, sehingga bagi orang yang melihatnya bagaikan gambar bersinambungan.
Iconoscope yang berupa lampu itu terdapat di dalam kamera elektronik lain dengan kamera mekanik yang menggunakan film yang fungsinya merubah
gambar-gambar menjadi getaran listrik, kemudian ditransmisikan dan setelah ditangkap oleh pesawat penerima dalam pesawat penerima terjadi proses
Universitas Sumatera Utara
perubahan getaran listrik tadi menjadi gambar yang sama dengan yang diambil kamera dengan alat yang dinamakan kinescope.
Iconoscope termasuk alat kuno, sebab kini banyak digunakan model yang lebih baru, yakni image-orthicon, yang sedemikian pekanya, sehingga mampu
menampilkan apa saja yang dapat dilihat manusia. Image-orthicon ini berbentuk lampu senter flashlight yang panjangnya 30 cm. Di dalamnya terdapat sehelai
mika yang sangat tipis, berbentuk persegi dengan ukuran beberapa inci dan dipasang di bagian ujung kamera untuk mengambil suatu obyek. Keping mika
yang amat halus itu ditaburi partikel-partikel kalsium perak yang disebut mosaic. Kemampuannya ialah dapat membangkitkan getaran listrik apabila dihadapkan
kepada cahaya. Mosaic adalah suatu kumpulan sel-sel listrik foto photo electric,
perubahan-perubahan cahaya pada suatu obyek yang diambil lensa kamera, menyebabkan sel-sel pada obyek dapat menimbulkan electron-elektron yang
jumlahnya berubah-ubah. Terjadinya proses tersebut disebabkan sebuah alat peraba yang dinamakan scanner atau dapat dikatakan pistol electron, yang apabila
memberus terhadap setiap sel, maka terbangkitkanlah getaran listrik yang kemudian mengalir melalui jaringan lampu-lampu kamera.
Bekerjanya scanner hampir sama dengan kalau kita manusia sedang membaca buku : dari kiri ke kanan, lalu pindah ke bawah, dari kiri ke kanan lagi
dan demikian seterusnya. Sebuah kumparan spoel yang kawatnya dijalin secara horizontal dan vertikal melakukan kontrol terhadap perubahan atau gerakan tadi
dan menyebabkan sinar elektronik meraba-raba mosaic dalam 525 garis secara berkelok patah zigzag sebanyak 30 kali setiap detik. Ini berarti bahwa gambar-
Universitas Sumatera Utara
gambar yang tampak pada layer televisi berlalu dengan kecepatan 30 rangka frames setiap detik film yang diputar di gedung bioskop berlalu dengan
kecepatan 24 rangka setiap detik. Getaran-getaran yang ditimbulkan terlalu lemah, haruslah diperkuat sebelum
lepas dari lampu gambar. Alat untuk memperkuatnya dinamakan electron amplifier atau penguat electron, setelah lepas maka melalui alat penguat
tambahan, getaran-getaran tersebut dapat dipancarkan dengan perantaraan gelombang pembawa atau carrier wave dan dilakukan oleh pemancar.
Getaran-getaran listrik yang dipancarkan oleh alat pemancar dengan perantaraan gelombang pembawa itu, tertangkap oleh antena pesawat televisi
yang dipasang di puncak-puncak rumah, kemudian tersalurkan ke dalam pesawat penerima. Prosesnya sekarang menjadi terbalik. Getaran-getaran listrik dirubah
kembali menjadi cahaya oleh sebuah alat bernama kinescope yang telah diterangkan di muka. Sinar elektronik ditimbulkan untuk melakukan perabaan
terhadap muka yang bercahaya dari kinescope yang lazim disebut layer televisi. Partikel-partikel cahaya yang sangat halus pada layar televisi yang diraba-raba
oleh sinar tadi, menimbulkan gambar-gambar yang diambil kamera. Jelasnya : tampaklah pada layar televisi gambar-gambar dari obyek-obyek yang diambil oleh
kamera. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui
pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi di
rumah dengan menggunakan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite DBS.
Universitas Sumatera Utara
Menurut catatan Agee, et al, siaran percobaan televisi di Amerika Serikat dimulai pada tahun 1920-an. Para ilmuwan terus mengembangkan teknologi
komunikasi dalam bentuk televisi ini. Antara tahun 1890 dan 1920, sekelompok ilmuwan Inggris, Perancis, Rusia dan Jerman menyarankan pengembangan
teknik-teknik transmisi gambar televisi. John L. Baird, sebagai penemu dari Skotlandia, memperagakan pertama kali teknologi gambar hidup televisi di
London tahun 1926. Sejak itu televisi dapat menayangkan gambar-gambar hidup seperti film layar lebar. Sementara itu, the English Derby membuat movie house
film televisi pada tahun 1923. British Broadcast Corporation BBC merupakan televisi siaran yang pertama di dunia yang membuat jadwal televisi secara teratur
pada 2 Nopember 1936. Tahun 1948 merupakan tahun pentingdalam dunia pertelevisian, dengan
adanya perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di Amerika. Karena perkembangan televisi yang sangat cepat, dari waktu ke waktu media ini
memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Secara bertahap, layar televisi berkembang dari diagonal 7 inci kemudian
12, 17, 21, 24 sampai 39 inci. Penonton televisi kini lebih selektif. Jam tayang televisi bertambah. Penerimaan programnya mengalami peningkatan dari waktu
ke waktu. Sistem penyampaian program lebih berkembang lagi.
2.2. Fungsi Televisi