suatu pengertian yang sebelumnya belum pernah dialami, serta merangsang untuk menumbuhkan hasrat dan menggali hubungan dengan kegiatan dengan kegiatan
sekitar. Anak-anak yang dimaksud juga biasanya terdiri atas dua bagian yaitu
masa kanak-kanak dini 2 sampai 6 tahun adalah usia prasekolah atau “prakelompok”. Anak itu berusaha mengendalikan lingkungan dan mulai belajar
menyesuaikan diri secara sosial. Akhir masa kanak-kanak 6 sampai 13 tahun pada anak perempuan dan 14 tahun pada anak laki-laki adalah periode dimana terjadi
kematangan seksual dan masa remaja dimulai. Perkembangan utama ialah sosialisasi, ini merupakan usia sekolah atau “usia kelompok”. Hurlock, 1997 :
38 Penelitian ini memfokuskan perhatiannya pada anak-anak usia 6 – 13
tahun. Berdasarkan pra penelitian yang telah dilakukan yang menunjukkan bahwa intensitas anak-anak SD menonton TV cukup tinggi, memiliki prestasi akademik
yang tinggi. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
bagaimana fungsi televisi sebagai media informasi anak di SD melati Marelan Pasar III Medan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“Bagaimana Fungsi Televisi Sebagai Media Informasi Anak di SD Melati komplek Marelan Pasar III Medan ?”
Universitas Sumatera Utara
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan mengambang, maka penulis memberikan batasan permasalahan agar lebih spesifik
dan jelas. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui fungsi
televisi sebagai media informasi anak di SD Melati Komplek Marelan Pasar III Medan.
2. Penelitian ini ditujukan kepada murid kelas 3 sampai kelas 5 di SD Melati
Komplek Marelan Pasar III Medan. 3.
Penelitian ini dilakukan selama bulan April-Juni 2008.
1.4. Tujuan dan Mamfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui fungsi televisi sebagai media informasi anak. 2.
Untuk mengetahui pola menonton televisi pada anak SD.
1.4.2. Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah dan
memperkaya khasanah bacaan di Jurusan Ilmu Komunikasi Mahasiswa FISIP USU Medan.
2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah
penelitian mengenai Ilmu Komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan teori sebagai dasar untuk menjelaskan berbagai fenomena-fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti. Kerlinger
menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk konsep, definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan
relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004 : 6.
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka
teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi, 2001:39.
Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah fungsi televisi dan televisi sebagai media informasi anak.
1.5.1. Fungsi Televisi
Televisi dalam bahasa inggris adalah television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di
suatu tempat lain melalui sebuah perangkat penerimatelevisi set wahyudi. Menurut definisi diatas televisi merupakan salah satu media komunikasi
massa yang dapat menampilkan gambar untuk dipertunjukkan kepada khalayak melalui tempat yang berbeda sehingga khalayak dapat melihat secara serempak
ataupun bersamaan. Televisi mempunyai fungsi yang sangat berperan penting dalam menyiarkan
bentuk-bentuk program acaranya. Fungsi tersebut diantaranya :
Universitas Sumatera Utara
a. Fungsi menyiarkan informasi
Fungsi yang pertama dan utama inilah televisi dapat menyiarkan informasi kepada khalayak. Khalayak yang menonton memerlukan informasi
mengenai berbagai hal yaitu mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan
orang lain dan lain sebagainya. Acara-acara yang bersifat informatif seperti berita, dokumenter, wawancara, diskusi dan features dapat
dimanfaatkan untuk menunjang pengetahuan bagi khalayak terutama anak- anak. Dari acara-acara inilah banyak sekali butir-butir pengetahuan
terutama pengetahuan umum yang berfaedah. Jenis acara tersebut juga dapat dijadikan pendorong untuk menghaluskan perasaan anak agar
memahami dunia sekitar. Isi televisi harus memberikan ide bagi anak di balik program acara tersebut dan dapat memberikan penjelasan mengenai
kata-kata asing dan informasi yang didapat. b. Fungsi mendidik
Fungsi kedua ini ialah mendidik. Sebagai sarana pendidikan massa mass
education, televisi memuat gambar dan tulisan yang mengandung
pengetahuan, sehingga khalayak bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk berita dan dalam bentuk
yang lainnya yang mengandung aspek pendidikan. Tetapi kita tidak mungkin juga menuntut semua bentuk program acara mempunyai nilai
edukasi yang tinggi, inilah resensi program televisi. Persoalannya bagaimana memanfaatkan televisi untuk khalayak.
Universitas Sumatera Utara
c. Fungsi Menghibur Hal-hal yang bersifat hiburan sering disiarkan di televisi untuk
mengimbangi berita-berita yang berbobot. Isi televisi yang bersifat hiburan bisa berbentuk reality show, gossip, sinetron dan yang lainnya. Maksud
pemuatan isi yang mengandung hiburan, semata-mata untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah khalayak disajikan acara-acara yang berat.
d. Fungsi Mempengaruhi Fungsi yang keempat ini, yakni fungsi mempengaruhi, yang menyebabkan
televisi memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi yang didalam televisi ini biasanya terdapat pada iklan-iklan
yang dipesan oleh agen-agen iklan tersebut.
1.5.2. Televisi sebagai media informasi Anak
Televisi menggabungkan hal-hal yang menarik di setiap program acaranya untuk menyiarkan informasinya. Disinilah anak-anak termotivasi untuk mengikuti
apa yang dilihat di layar televisi. Semula dinilai bahwa televisi siaran kurang bermamfaat dalam dunia
pendidikan, hal ini mengingat biaya operasionalnya cukup mahal, tetapi kemudian muncul pendapat-pendapat yang berlawanan, yang menyatakan bahwa televisi
sebagai media massa sangat bermanfaat dalam memajukan pendidikan suatu bangsa.
Dari pendapat itu dalam perkembangannya membuktikan bahwa dengan sifat audio visual yang dimiliki televisi, menjadikan televisi sangat pragmatis,
sehingga mudah mempengaruhi penonton dalam hal : sikap, tingkah laku dan pola
Universitas Sumatera Utara
berpikirnya, maka tidak pantaslah kalau dalam waktu relatif singkat televisi telah menempati jajaran teratas dari jajaran media massa.
Menurut pendapat DR. Jack Lyle, Director of Communication Institute The West Center, menyatakan sebagai berikut :
Bahwa televisi untuk kita sebagai “jendela dunia”, apa yang kita lihat melalui jendela ini, sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi kita.
Darwanto, 2005 : 118. Disinilah televisi memegang peranan penting disini untuk menyiarkan informasinya.
Jelas sekali dari penjelasan diatas, bahwa televisi mampu memberikan apresiasi kepada khalayak penonton. Sebagai media audio visual penyajian
acaranya lebih menekankan kepada bahasa visual, meskipun tidak berarti mengabaikan masalah auditif, walaupun yang bersifat auditif itu hanya sebagai
kelengkapan penjelasan, bagi hal-hal yang belum atau tidak nampak pada gambar. Hal ini berarti audio visual dapat memberikan pengalaman-pengalaman yang
baru sesuai dengan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya, atau dapat memberikan “pengalaman semu” atau Simulated Experience.
Simulated experience ini misalnya : 1.Melihat sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya.
2.Berjumpa dengan seseorang yag sebelumnya belum pernah dijumpai. 3.Datang ke suatu tempat yang belum pernah dijumpai.
Dengan hal-hal seperti tersebut diatas, menyebabkan anak perasaannya terlibat ke dalam pengalaman aktual.
Dalam kehidupan sehari-hari sering mendapat berbagai pengalaman, hal ini disebabkan terintegrasinya kelima indra yang dimiliki, tetapi dengan menonton
Universitas Sumatera Utara
media audio visual, akan mendapatkan informasi sebesar 10 dari informasi yang pernah diperoleh sebelumnya, ini sebagai akibat timbulnya pengalaman
tiruan Simulated Experience dari media audio visual tadi. Pengalaman tiruan yang didapat justru akan memberikan kesan yang mendalam bagi penonton, dan
inilah salah satu karakteristik media televisi yang sangat baik dimamfaatkan untuk merencanakan program siaran, khususnya program siaran pendidikan, sebab akan
membuat khalayak penonton tertarik pada hal-hal yang baru serta mempunyai keinginan untuk mengetahui hal-hal yang lebih banyak, dampak yang demikian
ini merupakan gejala kejiwaan, dimana khalayak merasakan adanya perubahan emosinya, termasuk didalamnya berkenaan dengan kesenangan, kesedihan,
kegembiraan, kesusahan, kegusaran, percintaan dan sebagainya.
1.6. Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai. Untuk
itu kerangka konsep dapat berupa teori-teori baru yang akan diuji atau pengembangan teori-teori yang sudah ada dan bahkan berupa kemungkinan-
kemungkinan implementasi hasil penelitian bagi kehidupan nyata. Perumusan kerangka konsep itu merupakan bahan yang akan menuntut dalam merumuskan
hipotesis penelitian. Nawawi, 2001 : 40. Kerangka konsep disusun sebagai perkiraan teoritis dan hasil yang akan
dicapai, setelah dianalisa secara kritis berdasarkan bahan persepsi pengamatan yang dimiliki dan kerangka konsep disusun sebagai pemikiran teoritis dan hasil
yang dicapai. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus
Universitas Sumatera Utara
dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel, yaitu fungsi televisi sebagai media informasi anak bagi murid-murid SD Melati
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : - Fungsi televisi sebagai media informasi: bagaimana fungsi televisi berperan
sebagai media informasi bagi anak dan televisi juga mampu meningkatkan kemampuan belajar, bukan saja untuk anak-anak, melainkan juga untuk semua
tingkatan usia.
1.7. Model Teoritis