Televisi sebagai media informasi Anak

c. Fungsi Menghibur Hal-hal yang bersifat hiburan sering disiarkan di televisi untuk mengimbangi berita-berita yang berbobot. Isi televisi yang bersifat hiburan bisa berbentuk reality show, gossip, sinetron dan yang lainnya. Maksud pemuatan isi yang mengandung hiburan, semata-mata untuk melemaskan ketegangan pikiran setelah khalayak disajikan acara-acara yang berat. d. Fungsi Mempengaruhi Fungsi yang keempat ini, yakni fungsi mempengaruhi, yang menyebabkan televisi memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi yang didalam televisi ini biasanya terdapat pada iklan-iklan yang dipesan oleh agen-agen iklan tersebut.

1.5.2. Televisi sebagai media informasi Anak

Televisi menggabungkan hal-hal yang menarik di setiap program acaranya untuk menyiarkan informasinya. Disinilah anak-anak termotivasi untuk mengikuti apa yang dilihat di layar televisi. Semula dinilai bahwa televisi siaran kurang bermamfaat dalam dunia pendidikan, hal ini mengingat biaya operasionalnya cukup mahal, tetapi kemudian muncul pendapat-pendapat yang berlawanan, yang menyatakan bahwa televisi sebagai media massa sangat bermanfaat dalam memajukan pendidikan suatu bangsa. Dari pendapat itu dalam perkembangannya membuktikan bahwa dengan sifat audio visual yang dimiliki televisi, menjadikan televisi sangat pragmatis, sehingga mudah mempengaruhi penonton dalam hal : sikap, tingkah laku dan pola Universitas Sumatera Utara berpikirnya, maka tidak pantaslah kalau dalam waktu relatif singkat televisi telah menempati jajaran teratas dari jajaran media massa. Menurut pendapat DR. Jack Lyle, Director of Communication Institute The West Center, menyatakan sebagai berikut : Bahwa televisi untuk kita sebagai “jendela dunia”, apa yang kita lihat melalui jendela ini, sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi kita. Darwanto, 2005 : 118. Disinilah televisi memegang peranan penting disini untuk menyiarkan informasinya. Jelas sekali dari penjelasan diatas, bahwa televisi mampu memberikan apresiasi kepada khalayak penonton. Sebagai media audio visual penyajian acaranya lebih menekankan kepada bahasa visual, meskipun tidak berarti mengabaikan masalah auditif, walaupun yang bersifat auditif itu hanya sebagai kelengkapan penjelasan, bagi hal-hal yang belum atau tidak nampak pada gambar. Hal ini berarti audio visual dapat memberikan pengalaman-pengalaman yang baru sesuai dengan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya, atau dapat memberikan “pengalaman semu” atau Simulated Experience. Simulated experience ini misalnya : 1.Melihat sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya. 2.Berjumpa dengan seseorang yag sebelumnya belum pernah dijumpai. 3.Datang ke suatu tempat yang belum pernah dijumpai. Dengan hal-hal seperti tersebut diatas, menyebabkan anak perasaannya terlibat ke dalam pengalaman aktual. Dalam kehidupan sehari-hari sering mendapat berbagai pengalaman, hal ini disebabkan terintegrasinya kelima indra yang dimiliki, tetapi dengan menonton Universitas Sumatera Utara media audio visual, akan mendapatkan informasi sebesar 10 dari informasi yang pernah diperoleh sebelumnya, ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan Simulated Experience dari media audio visual tadi. Pengalaman tiruan yang didapat justru akan memberikan kesan yang mendalam bagi penonton, dan inilah salah satu karakteristik media televisi yang sangat baik dimamfaatkan untuk merencanakan program siaran, khususnya program siaran pendidikan, sebab akan membuat khalayak penonton tertarik pada hal-hal yang baru serta mempunyai keinginan untuk mengetahui hal-hal yang lebih banyak, dampak yang demikian ini merupakan gejala kejiwaan, dimana khalayak merasakan adanya perubahan emosinya, termasuk didalamnya berkenaan dengan kesenangan, kesedihan, kegembiraan, kesusahan, kegusaran, percintaan dan sebagainya.

1.6. Kerangka Konsep