Lidah Buaya TINJAUAN PUSTAKA

.

2.3 Lidah Buaya

A.vera Lidah buaya A.vera merupakan salah satu dari 10 tanaman terlaris didunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri 5 dan dijuluki the miracle plant . 10 Menurut taksonominya, A.vera diklasifikasikan dalam Kingdom Plantae , Divisi Spermatophyta , Kelas Monocotyledoneae , Bangsa Liliflorae , Suku Liliaceae , Marga Aloe , Spesies Aloe barbadensis Miller. A.vera merupakan tanaman asli Afrika Ethiopia, memiliki nama yang bervariasi, yaitu: Aloe Latin, Prancis, Portugis, Jerman, Crocodiles tongues Inggris, Jadam Malaysia, Luhui Cina, Sa’villa Spanyol, Musabbar India, Sabbar Arab, Lidah buaya Indonesia, dan Natau Filipina. 10 Menurut Dowling, ada tiga jenis lidah buaya yang dibudidayakakan secara komersial didunia, yakni Aloe barbadensis Miller , Aloe ferox Miller , Aloe Perryi Gambar 2. Seal ganda dari obat-obatan intrasaluran: A. pasta obat; B. Gulungan kapas; C. Cavitbahan penutup sementara serupa; D. Restorasi penguat IRM, GIC, RK, atau amalgam. 2 Universitas Sumatera Utara Baker . Dari ketiga jenis tersebut yang banyak dimanfaatkan adalah spesies Aloe barbadensis Miller yang ditemukan tahun 1768 oleh Phillip Miller, seorang pakar botani asal Inggris. Aloe barbadensis Miller memiliki bentuk daun bagian atas cembung, warna daun hijau tua dan berlapis lilin yang sangat tebal. Duri hanya terdapat di tepi daun. Panjang daun bisa mencapai 60 – 80 cm, lebar 10 – 14 cm, dan tebal 2 – 3 cm. Berat pelepah antara 1,2 – 1,5 kg per pelepah Gambar 3. 22 Lidah buaya adalah tanaman yang semua bagian tumbuhannya bermanfaat, pelepah lidah buaya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yang dapat digunakan untuk pengobatan, antara lain: daun, keseluruhan daunnya dapat digunakan baik secara langsung ataupun dalam bentuk ekstrak. Kemudian eksudat, adalah getah yang keluar dari dalam saat dilakukan pemotongan, eksudat ini berbentuk kental berwarna Gambar 3. Aloe barbadensis Miller yang ditanam di Kelurahan Sidomulyo, Kec. Medan Tuntungan, Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kuning dan rasanya pahit, berfungsi sebagai obat pencahar. 13 Kemudian gel, adalah bagian yang berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam daun, 25 bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menstabilkan kadar kolesterol darah, memperlambat penuaan dini, dan lain lain. Gel A.vera tidak mengandung antrakuinon, yang memiliki efek laksatif yang kuat, sementara ekstrak A.vera secara keseluruhan mengandung antrakuinon. 4 Meskipun produk komersial A.vera berasal dari gel, namun The British Pharmacopoeia tidak menyarankan menggunakan gel A.vera saja untuk penelitian tetapi menggunakan A.vera secara keseluruhan. Aksi farmakologi A.vera baik secara in vitro ataupun pada hewan hampir semuanya menggunakan ekstrak keseluruhan A.vera yang khasiatnya berguna sebagai antiinflamasi, antiartritis, antibakteri, dan efek hipoglikemik. 7 A.vera memiliki 75 kandungan yang diketahui. 7,8 Tanaman ini tersusun oleh 99,5 air dan dengan total padatan terlarut hanya 0,49 selebihnya mengandung lemak, karbohidrat, protein, dan vitamin. 10 Tabel 1 menunjukkan komponen utama A.vera , sementara itu kegunaannya dapat dilihat pada Tabel 2. Kandungan A.vera yang bersifat toksik adalah antrakuinon, saponin dan tanin. 13,14 Antrakuinon diketahui membentuk kompleks yang bersifat irreversible dengan asam amino nukleofilik dalam protein, sehingga terjadi inaktivasi protein dan kehilangan fungsi. Antrakuinon terutama aloin dan emodin ini juga bersifat antiviral dan analgesik. Saponin berperan sebagai antimikroba dalam melawan bakteri, virus, jamur dan sel ragi, juga bersifat membersihkan dan antiseptik. 10 Tanin yang termasuk kelompok senyawa fenolik juga bersifat toksik. 14 Universitas Sumatera Utara Tabel 1. KOMPONEN UTAMA DARI A.vera 7 Tabel 2. KANDUNGAN ZAT AKTIF LIDAH BUAYA A.vera YANG SUDAH TERIDENTIFIKASI 25 Zat Aktif Kegunaan Lignin Mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi sehingga memudahkan peresapan gel ke dalam kulit atau mukosa Saponin Mempunyai kemampuan membersihkan dan bersifat antiseptik, serta bahan pencuci yang baik Kompleks antraquinon Sebagai bahan laksatif, penghilang rasa sakit, mengurangi racun, sebagai anti bakteri. Antibiotik Acemannan Sebagai anti virus, anti bakteri, anti jamur, dan dapat menghancurkan sel tumor, serta meningkatkan daya tahan tubuh Enzim bradykinase, karbiksipeptidase Mengurangi inflamasi, anti alergi dan dapat mengurangi rasa sakit Glukomannan, mukopolysakarida Memberikan efek imunomodulasi Tennin, aloctin A Sebagai anti inflamasi Salisilat Menghilangkan rasa sakit, dan anti inflamasi Asam amino Bahan untuk pertumbuhan dan perbaikan serta sebagai sumber energi. A.vera menyediakan 20 asam amino dari 22 asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh Mineral Memberikan ketahanan tubuh terhadap penyakit, dan berinteraksi dengan vitamin untuk menjalankan fungsi fungsi tubuh Vitamin A, Bl, B2, B6. B12, C, E, asam folat Bahan penting untuk menjalankan fungsi tubuh secara normal dan sehat Anthraquinones Inorganic compounds Nonessential amino acids Vitamins Aloin Calcium Histidine B1 Barbaloin Sodium Arginine B2 Isobarbaloin Chlorine Hydroxyproline B6 Anthranol Manganese Aspartic acid Choline Aloetic acid Zinc Glutamic acid Threonine Ester of cinnamic acid Chromium Proline C Aloe-emodin Potassium sorbate Glycine α tocopherol Emodin Copper Alanine β carotene Chrysophanic acid Magnesium Tyrosine Resistannol Iron Saccarides Enzymes Miscellaneous Essential amino acids Cellulose Cyclooxygenase Cholesterol Lysine Glucose Oxidase Triglycerides Valine Mannose Amylase Steroids Folic acid L-rhamnose Catalase βsitosterol Leucine Aldopentose Lipase Lignins Isoleucine Alkaline phosphatase Uric acid Methionine Carboxypeptidase Gibberellin Lectin-like substance Salicylic acid Arachidonic acid Universitas Sumatera Utara

2.4 Sitotoksisitas

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

39 299 83

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Sitotoksisitas Ekstrak Lerak (Sapindus rarak DC) Terhadap Sel Fibroblas Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar Secara In Vitro

6 63 80

Daya atibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan medikamen saluran akar secara in vitro.

3 69 76

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Aloe vera Terhadap Enterococcus faecalis Secara in Vitro.

3 112 71

Efek Anti Bakteri Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Staphylococcus aureus Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis (Penelitian In Vitro)

12 107 68

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai bahan Alternatif medikamen saluran akar terhadap Streptococcus mutan (in vitro)

13 55 93

Efek Altelmintik Ekstrak Etanol Akar Lidah Buaya (Aloe vera Linn) terhadap Cacing Ascaris suum secara In Vitro.

0 1 19

2.1 Bahan Medikamen dalam Perawatan Saluran Akar - Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

0 0 17

2.1 Bahan Medikamen Saluran Akar - Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

0 0 11