h. Kontrol media
media
RPMI
+ ekstrak 0,78 3 sampel
i. Kontrol media Blanko
RPMI
3 sampel sebagai kontrol CaOH
2.
Jadi, jumlah keseluruhan sampel adalah 111 sampel.
4.3 Variabel Penelitian
4.4 Definisi Operasional
4.4.1 Ekstrak
A.vera
adalah ekstrak yang diperoleh dengan melakukan ekstraksi
A.vera
kering dengan pelarut etanol 96 sehingga diperoleh ekstrak kental. Variabel bebas
a. Ekstrak
A.vera
b. Pasta CaOH
2
Variabel tergantung Sitotoksisitas terhadap sel
fibroblas kultur
cell lines BHK-21
Variabel tidak terkendali a.
Perlakuan terhadap
A.vera
selama tumbuh b.
Lingkungan kondisi tanah dan iklim tempat tumbuh
A.vera
c. Suhu pengiriman bahan coba
Variabel terkendali
a. Jenis dan asal tumbuhan
A.vera Aloe
barbadensis
Miller, Marelan b.
Periode pemanenan
A. vera
12 bulan c.
Cara pengambilan pelepah
A. vera
dari pangkal pelepah berwarna putih
d. Sterilisasi alat, bahan coba, dan media
e.
Freeze dryer
dengan tekanan 2 atm, suhu -30
C, dan waktu pengeringan 48 jam
f. Pelarut etanol destilasi 96
g. Suhu 40
C penguapan dengan
rotavapor
h. Media pertumbuhan sel fibroblas
RPMI- 1640
i. Stem sel fibroblas kultur
cell lines BHK-21
j. Suhu inkubasi uji sitotoksisitas 37
C dan suasana CO
2
5 k.
Waktu pengamatan 24 jam
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Pasta CaOH
2
adalah bubuk CaOH
2
Merck, Germany
murni
sebanyak 1 gr yang dilarutkan dengan pelarut air 1 ml hingga berbentuk pasta kental.
4.4.3 Sel fibroblas adalah stem sel Fibroblas
BHK-21
yang berasal dari Laboraturium Pusat Veterinaria Farma UNAIR Surabaya dan dibiakkan secara
murni pada media
Rosewell Park Memorial Institute 1640 RPMI-1640.
4.4.4 Sitotoksisitas adalah viabilitas sel
fibroblas
BHK-21
terhadap ekstrak etanol
A.vera
dilihat dari nilai
IC
50
, dihitung memakai metode MTT
assay
dengan menggunakan
ELISA reader
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay
pada panjang
gelombang 620 nm.
4.4.5
IC
50
ekstrak etanol
A.vera
adalah konsentrasi dari ekstrak etanol
A.vera
yang menghambat pertumbuhan sel fibroblas sebesar 50 dari kontrol sel yang diperoleh dari nilai rata-rata persentase kehidupan sel pada waktu pengamatan
24 jam.
4.5 Bahan dan Alat Penelitian
4.5.1 Bahan Penelitian
Ekstraksi
A.vera
1. Tanaman
A.vera
jenis
Aloe Barbadensis
Miller 1015,5 gram Kelurahan
Sidomulyo, Kec. Medan Tuntungan, Sumatera Utara, Indonesia
2. Etanol 96 destilasi Kimia Farma, Indonesia 1,3 liter
Uji
Screening
Fitokimia Ekstrak
A.vera
1. Ekstrak kental
A.vera
Universitas Sumatera Utara
2. Ampas ekstrak
A.vera
3. HCl 2N Kimia Farma, Indonesia 10 ml
4. FeCl
3
Kimia Farma, Indonesia 10 ml 5.
H
2
SO
4
2N Kimia Farma, Indonesia 10 ml 6.
Benzene
Kimia Farma, Indonesia 10 ml 7.
NaOH 2N Kimia Farma, Indonesia 10 ml
Uji Sitotoksisitas
1. Larutan ekstrak etanol
A.vera
100, 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125, 1,56, 0,78 8 sampel
2. CaOH
2
bubuk
Merck, Germany
3. Kultur
cell lines
fibroblas
BHK-21
Pusvetma, Surabaya 4.
MTT
solution Sigma, St. Louis, OM
5.
DimethyilsulfoxideDMSO Merck, Germany
6.
Trypsine versene solution
0,25
Merck, Germany
7.
RPMI-1640
Pusvetma, Surabaya 8.
Phosphate Buffer SalinePBS
pH 7 Pusvetma, Surabaya
Gambar 6. Bubuk CaOH
2
Universitas Sumatera Utara
4.5.2 Alat Penelitian
Ekstraksi
A.vera
1.
Freeze dryer modulyo Edwards, USA
2.
Electronic balance Ohyo JP2-6000, JAPAN
3.
Rotavapor Buchi R-200, Switzerland
4. Blender Phillips, Indonesia
5. Corong
buchner mainz, Schoott
6.
Erlenmeyer Pyrex, USA
7.
Cutter Hakkoh, Japan
8. Kertas saring biasa
9. Sendok pengaduk
Gambar 7. Freeze dryer Gambar 8. Rotavapor
Uji
Screening
Fitokimia Ekstrak
A.vera
1. Tabung reaksi Pyrex, Indonesia
2. Kayu penjepit
Uji Sitotoksisitas
1.
96-well tissue culture plate Nunc,USA
Universitas Sumatera Utara
2.
Timbangan Mettler, Germany
3.
Hemositometer Neubeur, Swiss
4.
Scanning multiwell spectrophotometer Thermo Scientific,USA
5.
Automatic plate shaker Vari shaker,USA
6. Inkubator
Memmert, Germany
7.
Micropipette Finnpipette Colour 40
–
200 µ l, China
8. Botol kultur
Roux, Schott Duran, Germany
9.
Microscope inverted Nikon,Jepang
10.
Multi channel pipette ICN, Germany
11.
Laminar flow hood Clemco, Australia
12.
Sterile pipette tips Eppendorf, North America
10. Tabung steril
Pyrex, USA
13. Stopwatch
Citizen, Japan
14. Spuit Sterra, Indonesia
15.
Filter holder Millipore, USA
16.
Nitrocellulose paper Millipore, USA
Gambar 9. 96-well tissue culture plate Gambar 10. Microscope inverted
Universitas Sumatera Utara
Gambar 13. Micropipette Gambar 14. Multi channel pipette
Gambar 15. ELISA reader
4.6 Tempat dan Waktu Penelitian
4.6.1 Tempat Penelitian :
1. Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU
2. Laboraturium Penelitian FMIPA USU
3. Laboratorium Pusat Veterinaria Farma UNAIR, Surabaya
4.6.2 Waktu Penelitian
: 6 bulan
Gambar 11. Laminar flow hood Gambar 12. Inkubator
Universitas Sumatera Utara
4.7 Prosedur Penelitian
4.7.1 Ekstraksi
A.vera
A.vera
dicuci bersih Gambar 16, lalu ditimbang sebanyak 1015,5 gram
Ohyo JP2 6000, Japan
Gambar 17, kemudian diiris tipis + 2 mm Gambar 18, disusun dalam cawan
freeze dryer
Gambar 19a dan b, dan dimasukkan ke dalam
freeze dryer Edwards, USA
Gambar 20c untuk pengeringan beku selama 48 jam dengan suhu -30
C dan tekanan 2 atm. Diperoleh 28,2 gram
A.vera
kering Gambar 21a, kemudian diblender hingga menjadi serbuk Gambar 21c.
Berikutnya dilakukan prosedur maserasi. Pertama
,
Serbuk
A.vera
kering 28,2 gram yang telah diblender dimasukkan kedalam erlenmeyer ukuran 1 L
Gambar 22a, dan ditambahkan etanol 96 sebanyak 600 ml Gambar 22b, didiamkan selama 2 hari sambil digoncang-goncangkan satu kali sehari Gambar
22c. Setelah 2 hari disaring dengan menggunakan kertas saring biasa Gambar 23a dan b melalui corong
buchner mainz, Schoott
dan diperoleh ekstrak cair sebanyak 380 ml Gambar 23c.
Selanjutnya, ampas serbuk
A.vera
dimaserasi kembali remaserasi selama 2 hari dengan menambahkan etanol sebanyak 350 ml Gambar 24a, ini dilakukan
sebanyak dua kali dengan menambahkan etanol dengan jumlah yang sama, yaitu 350 ml total lamanya maserasi = 6 hari dan diperoleh ekstrak cair kembali Gambar
24b. Sehingga total ekstrak cair adalah 880 ml. Seluruh ekstrak cair yang diperoleh kemudian diuapkan dengan menggunakan
rotavapor Buchi R-200, Switzerland
selama 3 jam Gambar 25, sehingga diperoleh 6,6 gram ekstrak kental
A.vera
.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya ekstrak disimpan dalam wadah kaca tertutup berwarna terang Gambar 38. Alur ekstraksi
A.vera
dapat dilihat pada Lampiran 1.
a b
Gambar 16. Daun A.vera dicuci bersih Gambar 17. Penimbangan daun A. vera
sebanyak 1015,5 gram
Gambar 18. Daun A.vera diiris tipis tebalnya + 2 mm
Gambar 19. Irisan A.vera disusuna dimasukkan ke dalam cawan freeze dryer sebanyak 7 cawan b
Universitas Sumatera Utara
c b
a
a c
b
b c
a
Gambar 22. Prosedur maserasi, Serbuk A.vera dimasukkan kedalam erlenmeyer 1 L a, ditambahkan etanol 600 ml b, didiamkan selama 2 hari sambil digoyang-goyangkan c
Gambar 20. Cawan disusun didalam freeze dryer a, ditutup dengan tabung penutup freeze dryer b untuk proses pengeringan beku selama 48 jam c
Gambar 21. A.vera kering a selanjutnya diblender b hingga menjadi serbuk c
Universitas Sumatera Utara
Gambar 23. Setelah 2 hari disaring a dan b dan diperoleh ekstrak cair sebanyak 380 ml c
b c
a
b a
Gambar 25. Seluruh ekstrak cair yang diperoleh dilakukan pengeringan dengan menggunakan rotavapor Gambar 24. Ampas serbuk A.vera dimaserasi kembali selama 2 hari a dan diperoleh ekstrak cair
kembali b
Universitas Sumatera Utara
4.7.2 Uji
Screening
Fitokimia Ekstrak
A.vera
Tujuan: untuk mengetahui adatidaknya kandungan antrakuinon, saponin, dan tanin dalam bahan uji ekstrak
A.vera
dan ampas ekstrak
A.vera
dengan pelarut etanol 96.
4.7.2.1 Uji Senyawa Saponin
5 tetes ekstrak kental
A.vera
dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu tambahkan 5 ml air panas, dinginkan. Kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik.
Terbentuk busa setinggi 1 sampai 10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit atau tidak hilang dengan penambahan 1 tetes HCl 2N berarti ada saponin.
4.7.2.2
Uji Senyawa Tanin
Ekstrak kental
A.vera
5 tetes ditambahkan 2 tetes FeCl
3
1. Jika terjadi warna biru kehitaman atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin. Ekstrak kental
A.vera
5 tetes sebelumnya dicairkan dengan penambahan aquades + 5 tetes.
a b
Gambar 26. a. Ekstrak A.vera, b. Ampas ekstrak
A.vera
Universitas Sumatera Utara
4.7.2.3 Uji Senyawa Antrakuinon
Ekstrak kental
A.vera
2 tetes ditambah 2,5 ml H
2
SO
4
2N dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambah 5 ml benzene, dikocok dan didiamkan. Lapisan benzene
dipisahkan dan disaring, kocok lapisan benzene dengan 1 ml NaOH 2N, diamkan. Lapisan air berwarna merah dan lapisan benzene tidak berwarna menunjukkan
adanya antrakuinon. Ketiga uji senyawa ini dilakukan juga pada ampas ekstrak
A.vera
dengan prosedur yang sama untuk membuktikan bahwa tidak ada lagi kandungan saponin,
tanin, dan antrakuinon yang tertinggal.
4.7.3 Pembuatan Suspesni Bahan Uji
Pembuatan bahan uji ekstrak etanol
A.vera
dimulai dari konsentrasi 100 karena belum diketahui konsentrasi ekstrak etanol
A.vera
yang menimbulkan efek sitotoksik pada sel fibroblas
BHK-21
. Ekstrak etanol
A. vera
disuspensikan dengan media
Rosewell Park Memorial Institute
1640
RPMI-1640
dengan perbandingan 1 gram1 ml. Selanjutnya dilakukan pengenceran bahan secara dilusi pengenceran
ganda dengan mengambil setengah dari ekstrak 100 dan ditambahkan 0,5 ml media
RPMI
untuk mendapatkan konsentrasi 50. Kemudian diambil lagi setengah dari konsentrasi 50 dan ditambah 0,5 ml
RPMI
untuk mendapatkan konsentrasi 25, begitu seterusnya hingga diperoleh konsentrasi 12,5, 6,25, 3,125, 1,56,
dan 0,78.
Universitas Sumatera Utara
4.7.4 Uji Sitotoksisitas
Semua pekerjaan dilakukan dalam
Laminar flow.
Kultur sel
BHK-21
dalam bentuk
cell-line
ditanam dalam botol
roux
selama 4 hari. Setelah itu kultur sel dipanen menggunakan
trypsine versene solution
. Hasilnya kemudian ditanam pada media
Rosewell Park Memorial Institute 1640 RPMI-1640
yang terdiri dari 10 serum albumin
fetal bovine
yang diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C Gambar
27
.
Selanjutnya sel fibroblas didistribusikan pada setiap 96 sumuran
well microplate
Gambar 28a dan b
.
Setiap sumuran terdiri dari sel dan media
RPMI
dengan kepadatan 75 x 10
4
selml dalam 150 µl dan masing-masing diberikan larutan ekstrak
A.vera
pada konsentrasi 100, 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125, 1,56, 0,78 8 sampel
sebanyak 25 µl bahan uji tersebut sebelumnya telah disterilisasi dengan cara filltrasi dengan kertas saring
Millipore, USA
ukuran pori-pori 0,45 µm dengan waktu kontak bahan uji selama 24 jamGambar 31
.
Begitu juga dengan CaOH
2
disiapkan dengan konsentrasi 100 1gr1ml dan diambil
supernatant
nya saja sebanyak 25 µl.
Microplate
diinkubasi kembali pada suhu 37 C selama waktu kontak Gambar 32,
kemudian pindahkan dari inkubator. Kontrol sel disiapkan, dan dianggap persentase sel hidupnya adalah 100.
Kontrol media dianggap persentase sel hidupnya 0. Selanjutnya, garam
tetrazolium
MTT dilarutkan dalam
Phosphate-Buffered Saline
PBS 5 mgmL. MTT
ditambahkan secara langsung pada
plate
yang berisi medium kultur sebanyak
10 μl Gambar 33, kemudian diinkubasi kembali selama kurang lebih 4 jam pada suhu
37 C suasana CO
2
5. Seluruh media dalam sumuran dan bahan uji diambil.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian, setiap sumuran ditambahkan DMSO
Dimethylsufoxide
sebanyak 50 μl
Gambar 35.
Plate
diaduk secara mekanis dengan
Plate Shaker
sampai kristal formazan terlarut + 10 menit Gambar 36
.
Sel fibroblas yang hidup akan terwarnai dengan formazan menjadi biru Gambar 45, sedang yang mati tidak terbentuk warna
biru. Selanjutnya, formazan dibaca absorbansinya secara spektrofotometri dengan
ELISA reader
pada panjang gelombang 620 nm Gambar 37b. Hitung rata-rata persentase kehidupan sel dari nilai
Optical density
absorbansi masing-masing sampel pada setiap konsentrasi terhadap nilai kontrol. Buat grafik persentase
kehidupan sel terhadap kelompok perlakuan dan kontrol
.
Nilai
IC
50
selanjutnya dapat ditentukan
dari nilai rata-rata persentase kehidupan sel. Alur uji sitotoksisitas dapat dilihat pada Lampiran 2.
Persentase kehidupan sel dihitung menggunakan rumus yang digunakan oleh Christian Khoswanto UNAIR, 2008 sebagai berikut:
27
Rumus Umum:
Keterangan:
kehidupan sel : persentase jumlah kehidupan sel setelah uji Grup tes
: nilai OD
Optical density
formazan setiap sampel setelah tes Media
: nilai OD
Optical density
formazan pada kontrol media Sel
: nilai OD
Optical density
formazan pada kontrol sel Kehidupan sel = Grup tes + media x 100
Sel + media
Universitas Sumatera Utara
Gambar 27. Kultur cell lines BHK-21 dengan media RPMI-1640
Gambar 28a. Sel fibroblas didistribusikan kedalam 96-well microplate
Gambar 31. Bahan uji dimasukkan ke dalam sumuran 25 μlkonsentrasi
Gambar 30. Siapkan bahan uji Gambar 29. Kontrol sel diperiksa dengan
microscope inverted Gambar 28b. Sel fibroblas dalam 96-well
microplate
Universitas Sumatera Utara
Gambar 33. MTT dilarutkan dalam PBS 5 mgml dan ditambahkan langsung pada plate yang berisi sel fibroblas sebanyak
10 μl dan diinkubasi selama 4 jam Gambar 32. Inkubasi dengan suhu 37
C suasana CO
2
5 selama 24 jam
Gambar 35. Seluruh media dan bahan uji dalam sumuran diambil dan ditambah
DMSO 50 µl
Gambar 34. Hasil uji diperiksa dengan microscope inverted
untuk melihat terbentuknya formazan
Universitas Sumatera Utara
4.8 Analisis Data
Data dari setiap pemeriksaan dianalisis secara statistik dengan tingkat kemaknaan
= 0,05, memakai uji statistik sebagai berikut : 1.
Uji Analisa varians satu arah ANOVA, untuk melihat perbedaan sitotoksisitas antara semua kelompok perlakuan.
2. Uji
Low Significant Different
LSD, untuk melihat perbedaan sitotoksisitas pada masing-masing kelompok perlakuan.
Gambar 37a. Plate dimasukkan kedalam alat ELISA reader
Gambar 36. Plate di-shaking dengan plate
shaker
a
b
Gambar 37b. Formazan dibaca absorbansinya pada monitor menggunakan panjang gelombang 620 nm
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Ekstrak
A.vera
Ekstraksi
A.vera
dengan menggunakan pelarut etanol 96 telah dilakukan sebelumnya. Dari 28,2 gram serbuk
A.vera
kering yang telah dihaluskan, diperoleh ekstrak kental sebanyak 6,6 gram. Ekstrak ini berwarna hitam kehijauan dan sedikit
kental. Sebelum digunakan untuk uji sitotoksisitas, ekstrak ini dimasukkan dalam
wadah kaca berwarna terang dan disimpan didalam lemari pendingin.
5.1.2 Uji
Screening
Fitokimia Ekstrak
A.vera
Untuk memastikan apakah senyawa antrakuinon, saponin, dan tanin telah berhasil diekstraksi pada bahan coba maka dilakukan tes
screening
fitokimia.
Gambar 38. Hasil pembuatan ekstrak A.vera 6,6 gr
Universitas Sumatera Utara