Pembuatan Suspesni Bahan Uji Uji Sitotoksisitas

4.7.2.3 Uji Senyawa Antrakuinon

Ekstrak kental A.vera 2 tetes ditambah 2,5 ml H 2 SO 4 2N dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambah 5 ml benzene, dikocok dan didiamkan. Lapisan benzene dipisahkan dan disaring, kocok lapisan benzene dengan 1 ml NaOH 2N, diamkan. Lapisan air berwarna merah dan lapisan benzene tidak berwarna menunjukkan adanya antrakuinon. Ketiga uji senyawa ini dilakukan juga pada ampas ekstrak A.vera dengan prosedur yang sama untuk membuktikan bahwa tidak ada lagi kandungan saponin, tanin, dan antrakuinon yang tertinggal.

4.7.3 Pembuatan Suspesni Bahan Uji

Pembuatan bahan uji ekstrak etanol A.vera dimulai dari konsentrasi 100 karena belum diketahui konsentrasi ekstrak etanol A.vera yang menimbulkan efek sitotoksik pada sel fibroblas BHK-21 . Ekstrak etanol A. vera disuspensikan dengan media Rosewell Park Memorial Institute 1640 RPMI-1640 dengan perbandingan 1 gram1 ml. Selanjutnya dilakukan pengenceran bahan secara dilusi pengenceran ganda dengan mengambil setengah dari ekstrak 100 dan ditambahkan 0,5 ml media RPMI untuk mendapatkan konsentrasi 50. Kemudian diambil lagi setengah dari konsentrasi 50 dan ditambah 0,5 ml RPMI untuk mendapatkan konsentrasi 25, begitu seterusnya hingga diperoleh konsentrasi 12,5, 6,25, 3,125, 1,56, dan 0,78. Universitas Sumatera Utara

4.7.4 Uji Sitotoksisitas

Semua pekerjaan dilakukan dalam Laminar flow. Kultur sel BHK-21 dalam bentuk cell-line ditanam dalam botol roux selama 4 hari. Setelah itu kultur sel dipanen menggunakan trypsine versene solution . Hasilnya kemudian ditanam pada media Rosewell Park Memorial Institute 1640 RPMI-1640 yang terdiri dari 10 serum albumin fetal bovine yang diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C Gambar 27 . Selanjutnya sel fibroblas didistribusikan pada setiap 96 sumuran well microplate Gambar 28a dan b . Setiap sumuran terdiri dari sel dan media RPMI dengan kepadatan 75 x 10 4 selml dalam 150 µl dan masing-masing diberikan larutan ekstrak A.vera pada konsentrasi 100, 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125, 1,56, 0,78 8 sampel sebanyak 25 µl bahan uji tersebut sebelumnya telah disterilisasi dengan cara filltrasi dengan kertas saring Millipore, USA ukuran pori-pori 0,45 µm dengan waktu kontak bahan uji selama 24 jamGambar 31 . Begitu juga dengan CaOH 2 disiapkan dengan konsentrasi 100 1gr1ml dan diambil supernatant nya saja sebanyak 25 µl. Microplate diinkubasi kembali pada suhu 37 C selama waktu kontak Gambar 32, kemudian pindahkan dari inkubator. Kontrol sel disiapkan, dan dianggap persentase sel hidupnya adalah 100. Kontrol media dianggap persentase sel hidupnya 0. Selanjutnya, garam tetrazolium MTT dilarutkan dalam Phosphate-Buffered Saline PBS 5 mgmL. MTT ditambahkan secara langsung pada plate yang berisi medium kultur sebanyak 10 μl Gambar 33, kemudian diinkubasi kembali selama kurang lebih 4 jam pada suhu 37 C suasana CO 2 5. Seluruh media dalam sumuran dan bahan uji diambil. Universitas Sumatera Utara Kemudian, setiap sumuran ditambahkan DMSO Dimethylsufoxide sebanyak 50 μl Gambar 35. Plate diaduk secara mekanis dengan Plate Shaker sampai kristal formazan terlarut + 10 menit Gambar 36 . Sel fibroblas yang hidup akan terwarnai dengan formazan menjadi biru Gambar 45, sedang yang mati tidak terbentuk warna biru. Selanjutnya, formazan dibaca absorbansinya secara spektrofotometri dengan ELISA reader pada panjang gelombang 620 nm Gambar 37b. Hitung rata-rata persentase kehidupan sel dari nilai Optical density absorbansi masing-masing sampel pada setiap konsentrasi terhadap nilai kontrol. Buat grafik persentase kehidupan sel terhadap kelompok perlakuan dan kontrol . Nilai IC 50 selanjutnya dapat ditentukan dari nilai rata-rata persentase kehidupan sel. Alur uji sitotoksisitas dapat dilihat pada Lampiran 2. Persentase kehidupan sel dihitung menggunakan rumus yang digunakan oleh Christian Khoswanto UNAIR, 2008 sebagai berikut: 27 Rumus Umum: Keterangan: kehidupan sel : persentase jumlah kehidupan sel setelah uji Grup tes : nilai OD Optical density formazan setiap sampel setelah tes Media : nilai OD Optical density formazan pada kontrol media Sel : nilai OD Optical density formazan pada kontrol sel Kehidupan sel = Grup tes + media x 100 Sel + media Universitas Sumatera Utara Gambar 27. Kultur cell lines BHK-21 dengan media RPMI-1640 Gambar 28a. Sel fibroblas didistribusikan kedalam 96-well microplate Gambar 31. Bahan uji dimasukkan ke dalam sumuran 25 μlkonsentrasi Gambar 30. Siapkan bahan uji Gambar 29. Kontrol sel diperiksa dengan microscope inverted Gambar 28b. Sel fibroblas dalam 96-well microplate Universitas Sumatera Utara Gambar 33. MTT dilarutkan dalam PBS 5 mgml dan ditambahkan langsung pada plate yang berisi sel fibroblas sebanyak 10 μl dan diinkubasi selama 4 jam Gambar 32. Inkubasi dengan suhu 37 C suasana CO 2 5 selama 24 jam Gambar 35. Seluruh media dan bahan uji dalam sumuran diambil dan ditambah DMSO 50 µl Gambar 34. Hasil uji diperiksa dengan microscope inverted untuk melihat terbentuknya formazan Universitas Sumatera Utara

4.8 Analisis Data

Data dari setiap pemeriksaan dianalisis secara statistik dengan tingkat kemaknaan  = 0,05, memakai uji statistik sebagai berikut : 1. Uji Analisa varians satu arah ANOVA, untuk melihat perbedaan sitotoksisitas antara semua kelompok perlakuan. 2. Uji Low Significant Different LSD, untuk melihat perbedaan sitotoksisitas pada masing-masing kelompok perlakuan. Gambar 37a. Plate dimasukkan kedalam alat ELISA reader Gambar 36. Plate di-shaking dengan plate shaker a b Gambar 37b. Formazan dibaca absorbansinya pada monitor menggunakan panjang gelombang 620 nm Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

39 299 83

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Sitotoksisitas Ekstrak Lerak (Sapindus rarak DC) Terhadap Sel Fibroblas Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar Secara In Vitro

6 63 80

Daya atibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan medikamen saluran akar secara in vitro.

3 69 76

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Aloe vera Terhadap Enterococcus faecalis Secara in Vitro.

3 112 71

Efek Anti Bakteri Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Staphylococcus aureus Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis (Penelitian In Vitro)

12 107 68

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai bahan Alternatif medikamen saluran akar terhadap Streptococcus mutan (in vitro)

13 55 93

Efek Altelmintik Ekstrak Etanol Akar Lidah Buaya (Aloe vera Linn) terhadap Cacing Ascaris suum secara In Vitro.

0 1 19

2.1 Bahan Medikamen dalam Perawatan Saluran Akar - Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Porphyromonas gingivalis (In Vitro)

0 0 17

2.1 Bahan Medikamen Saluran Akar - Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

0 0 11