Home Industry Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga (Studi pada Usaha Kue Bawang Bu Ani)

(1)

Lampiran I Wawancara Dengan Pemilik Kue Bawang Bu Ani

Responden Terbagi Atas Pertanyaan Jawaban

Pemilik Kue Bawang Bu

Ani, Ibu Mariani

Investasi

1. Berapa modal anda ketika merintis usaha Kue Bawang Bu Ani sebelum melakukan usaha dirumah?

2. Apa bentuk investasi

pertama kali yang anda miliki dalam mengawali

usaha home industry Kue BawangBu Ani?

3. Apa yang anda lakukan ketika

1. Modal yang Kue Bawang Bu Ani miliki ketika mengawali usaha dari mulut kemulut untuk pemasaran, sedangkan modal dalam bentuk uang sebesar 1,5 Juta. 2. Investasi awal Kue

Bawang Bu Ani memiliki bahan baku tepung, mesin dan 1 unit Ampia dan tabungan lainnya berjumlah Rp. 500.000,- untuk memasarkan kue.

3. Ketika usaha Kue Bawang Bu Ani


(2)

pada awal pertama kali usaha anda mengalami peningkatan di pendapatan?

4. Dan ketika usaha anda mengalami pasang surut didalam pendapatan apa yang anda lakukan untuk menghadapinya ?

5. Apa investasi yang sekarang anda miliki yang nantinya dapat digunakan menjadi asset bagi anda? mengalami peningkatan tahun 2013 Kue Bawang Bu Ani melakukan penambahan

karyawan agar memenuhi

permintaan pasar atas pesanan kue, dan menambah karyawan yang berada di home industryBu Ani baik bagian border dan bagian penjualan. 4. Ketika tidak terlalu

banyak penjualan Kue Bawang Bu Ani mengikuti pergelaran-pergelaran UKM yang diadakan Pemerintah maupun swasta untuk


(3)

6. Untuk sekarang dan investasi awal anda sebesar 5 juta berapa kira-kira peningkatan keuangan anda?

mendapat tempat pemasaran yang lebih dikenal oleh masyarakat atas kue Kue Bawang Bu Ani.

5. Investasi yang Kue Bawang Bu Ani miliki sekarang rumah home industry yang Kue Bawang Bu Ani alami (tempat usaha) kendaraan baik sepeda motor,

tabungan dan beberapa surat berharga lainnya dalam bentuk investasi tanah dan rumah.

6. Pendapatan Kue Bawang Bu Ani sekarang meningkat


(4)

seiring dengan pengembangan

usaha yang sekarang Kue Bawang Bu Ani jalani, bukan hanya cendera mata yang sekarang Kue Bawang Bu Ani melainkan ada beberapa jenis kue baru yang juga memiliki peluang seperti Pastel Kacang dan Keripik

Keju yang dapat menjadi berbagai rumah tangga dan sekarang investasi Bu Ani kirakan pada tahun 2014 ini meningkat berkisar 8% - 8,5%.


(5)

memiliki tabungan sebelum menjalankan usaha? 2. Berapa

tabunagn yang anda miliki pada saat awal merintis usaha?

3. Dari mana

sumber tabungan yang anda punya yang seperti anda katakan untuk pertama kali membeli bahan baku? 4. Bagaimana

anda dapat membagi pendapatan (keuntungan) Ani memiliki tabungan sebelum memulai usaha Kue Bawang Bu Ani. 2. Tabungan Bu Ani

hanya berkisaran Rp. 3.000.000 sampai dengan Rp. 5.000.000 saja, dan hanya gunakan untuk membeli bahan baku dengan menggunakan

tabungan Ibu Ani. 3. Tabungan yang Ibu

Ani miliki berasal dari uang bulanan yang diberikan suami dan hasil kerja dari karyawan rumah makan keluarga Ibu Ani.

4. Penggajian


(6)

dari Bu Ani dibagi untuk penggajian karyawan dan biaya lainnya apakah ada pembukuan khusus? 5. Bagaimana

anda menyikapi beberapa usaha memberikan peraturan beberapa persen dari penghasilan mereka dipotong perusahaan beberapa pesan guna nantinya untuk tabugan mereka ketika sakit,

ditetapkan yang Kue Bawang Bu Ani lihat dari UMR di Indonesia dan tingkat kesulitan kerja karyawan, untuk biaya bahan baku tidak ada pencarian khusus dari Ibu Ani terapkan

5. Bu Ani tidak pernah memaksa mereka untuk menabung kepada Kue Bawang Bu Ani, tetapi ketika mereka sakit, kemalangan dan ada keluarga mereka yang pesta,

Ibu Ani memberikan sedikit

uang untuk membantu mereka.


(7)

kemalangan, ataupun tabungan yang disediakan oleh tempat usaha? Konsumsi

1. Apa saja

kebutuhan anda ketika belum merintis usaha apakah sudah berkeluarga?

2. Ketika anda mulai bekerja apa saja kebutuhan anda

apakah banyak mengalami perubahan atau sama saja seperti sebelum bekerja?

3. Apa saja

kebutuhan anda untuk

1. Kebutuhan Kue Bawang Bu Ani seperti Ibu rumah

tangga pada umumnya seperti biaya anak sekolah, cicilan sepeda motor dan biaya kehidupan.

2. Pada saat Kue Bawang Bu Ani bekerja keperluan Kue Bawang Bu Ani luapkan atau nyatakan melalui membeli bahan-bahan baku Kue Bawang atau alat lainnya.


(8)

mendirikan

usaha Kue Bawang Bu Ani?

4. Dan ketika anda memiliki keuntungan yang cukup dari usaha anda, kebutuhan apa saja yang anda ingin

wujudkan?

5. Menurut anda kebutuahn apa yang paling tercukupi pada saat sekarang?

3. Kebutuhan yang Kue Bawang Bu Ani perlukan saat itu, modal, peralatan adonan dan tenaga ahli dibidang mengadon dan mengolah tepung.

4. Kebutuhan yang Ibu Ani wujudkan adalah menlunasi cicilan sepeda motor, merenovasi ruangan dan rumah dan

memperkenalkan Kue Bawang Bu Ani pada pasar internasional serta penambahan kue-kue.

5. Kebutuhan yang sekarang tercukupi baik memenuhi


(9)

kebutuhan pribadi Kue Bawang Bu Ani maupun rumah tangga dan dapat menumbuh

kembangkan

pegawai dan usaha yang Kue Bawang Bu Ani miliki.


(10)

Lampiran 2 Wawancara Dengan Karyawan Kue Bawang Bu Ani

Responden

Terbagi Atas

Pertanyaan Jawaban

Karyawan Kue Bawang Bu Ani Mbak Ria

Investasi

1. Sebelum bergabung pada Kue Bawang Bu Ani pernahkan Mbak memiliki investasi? 2. Apakah setelah

Mbak bergabung pada Kue Bawang Bu Ani, Mbak memiliki investasi?

3. Dalam bentuk apa investasi yang Mbak miliki setelah bergabung ke

1. Kue Bawang Bu Ani tidak memiliki investasi apapun baik bentuk tabungan maupun barang berharga, karena sebelum masuk pada Kue Bawang Bu Ani cuman sebagai Ibu rumah tangga.

2. Setelah bergabung dengan Kue Bawang Bu Ani memiliki sedikit uang untuk ditabung ke bank untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak.

3. Investasi yang Mbak miliki dalam bentuk


(11)

Kue Bawang Bu Ani?

4. Apakah Mbak tidak ingin menambah investasi yang Mbak miliki saat ini? (seperti membuka usaha sendiri).

uang yang simpan di bank dan sepeda motor, tv.

4. Mbak ingin

menambah invesatasi dengan membuka usaha nantinya, tetapi sepertinya Mbak akan mengalami kendala pada pemasaran barang yang Kue Bawang Bu Ani buat.

Tabungan

1. Kapan Mbak mengenal tabungan dan bagaimana cara pertama kali Mbak menyisihkan sebagian penghasilan Mbak untuk

1. Cara Mbak

menyisihkan

sebagian uang dari Kue Bawang Bu Ani

dengan cara menyimpan uang sebagian atau sisi pengeluaran

sebelumnya, dan ketika ada berlebih


(12)

ditabung? 2. Sebelum

masuk kerja di Kue Bawang Bu Ani apakah bentuk

tabungan yang Mbak miliki? 3. Menurut Mbak

setelah anda masuk ke home industry Kue Bawang Bu Ani adakah tabungan

Mbak?

4. Dan sekarang setelah lebih dari lima tahun adakah

perubahan penambahan tabungan yang Mbak miliki?

dari Mbak simpan sendiri.

2. Tabungan Bu Ani belum berupa tabungan di Bank masih Bu Ani simpan sendiri.

3. Setelah masuk ke home industri Kue Bawang Bu Ani memiliki tabungan agar uang tidak mudah terpakai untuk hal-hal yang tidak terlalu penting kebutuhannya.

4. Penambahan

tabungan pasti iya menambah tetapi juga diikuti dengan biaya pengeluaran anak sekolah juga.


(13)

Konsumsi

1. Bagaimana konsumsi Mbak sebelum masuk ke Kue Bawang Bu Ani atas pemenuhan

kebutuahan Pribadi? 2. Bagaiman

konsumsi

Mbak sesudah memiliki

keluarga? 3. Bagaiman

Mbak memenuhi kosumsi pada saat hanya menjadi Ibu rumah tangga? 4. Dampak apa

yang paling terasa kepada

1. Konsumsi Mbak pada saat masih gadis dan belum menikah seperti remaja pada umunya kebutuhan seperti alat rias dan lain-lain yang pemenuhan itu semua Mbak dapat dari membantu orang tua.

2. Setelah Mbak

memiliki keluarga kebutuhan pasti meningkat seiring dengan adanya anak dan suami dengan itu Mbak mengambil kebijakan untuk membantu dengan bekerja.

3. Pemenuhan

kebutuhan Mbak pada saat menjadi


(14)

Mbak pada saat masuk ke usaha home industry Kue Bawang Bu Ani?

5. Dan sekarang bagaiman konsumsi Mbak didalam pemenuhan kebutuhan baik pribadi maupun didalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga?

Ibu rumah tangga

dengan cara menunggu hasil yang

diberikan oleh suami Mbak.

4. Dampak yang paling mengena pada kebutuhan akan kelengkapan

konsumsi seperti makan yang mulai teratur dengan menggunakan

bahan-bahan makanan yang bergizi dengan teratur dan pemenuhan pembayaran, sepeda motor dan pembayaran uang

sekolah anak yang sangat terbantu.

5. Pemenuhan Mbaki saat ini stabil seiring


(15)

dengan bekerja pada Kue Bawang Bu Ani dan dapat memnuhi kebutuhan pribadi. (Wawancara diatas dilakukan pada KaryawanBu Ani yaitu Mbak Ria)


(16)

Lampiran 3 Wawancara Dengan Karyawan Kue Bawang Bu Ani, Mbak Indah

Responden

Terbagi Atas

Pertanyaan Jawaban

Karyawan Kue Bawang Bu

Ani, Mbak Indah

Investasi

1. Sebelum bergabung pada Kue Bawang Bu Ani pernahkan Mbak memiliki investasi? 2. Apakah setelah

Mbak bergabung pada Kue Bawang Bu Ani, Mbak memiliki investasi?

3. Dalam bentuk apa investasi yang Mbak miliki setelah bergabung ke

1. Investasi Mbak ilmu pengetahuan dari Kue Bawang Bu Ani yang sekarang berguna buat Mbak yaitu keahlian Kue Bawang Bu Ani dibidang mengadon dan menggoreng.

2. Setelah Mbak

bergabung pada usaha Kue Bawang Bu Ani banyak investasi yang bertambah salah satunya ilmu mengadon yang ada

Mbak dapat mengadon dan menggoreng dengan


(17)

Kue Bawang Bu Ani?

4. Apakah Mbak tidak ingin menambah

investasi yang Mbak miliki

saat ini? (seperti

membuka usaha sendiri).

renyah dan gurih, penghasilan yang Mbak dapat dari bekerja di Kue Bawang Bu Ani buat ke perluasan usaha Kue Bawang, baik mengadon,

menggoreng dan mencetak.

3. Dalam bentuk uang, keahlian dan barang-barang seperti alat

adonan dan gorengan.

4. Ya sekarang Mbak

sudah dapat membuka usaha sendiri di rumah

Mbak yang menambah investasi

tabungan nantinya.

Tabungan

1. Kapan Mbak mengenal

1. Mbak mengenal tabungan sejak


(18)

tabungan dan bagaimana cara pertama kali Mbak menyisihkan sebagian penghasilan Mbak untuk ditabung?

2. Sebelum masuk ke Kue Bawang Bu Ani apakah bentuk

tabungan yang Mbak miliki? 3. Menurut Mbak

setelah anda masuk ke home industryKue

Bawang Bu Ani adakah tabungan Mbak?

bekerja, dengan cara menyimpan sendiri di rumah hasil kerja yang Mbak lakukan.

2. Tabungan yang

Mbak miliki dalam bentuk uang, tetapi bukan disimpan di bank melainkan simpan sendiri.

3. Setelah masuk ke Kue Bawang Bu Ani melalui lembaga pemerintah seperti bank.

4. Penambahan uang tabungan pasti menambah dengan seiringya aktivitas Kue Bawang Bu Ani bekerja.


(19)

4. Dan sekarang setelah lebih dari lima tahun adakah perubahan penambahan tabungan yang Mbak miliki? Konsumsi

1. Bagaiman konsumsi Mbak sebelum masuk ke Mbak atas pemenuhan kebutuhan pribadi? 2. Bagaimana

konsumsi

Mbak sesudah memiliki

keluarga? 3. Bagaimana

Mbak memenuhi

1. Pemenuhan

kebutuhan pribadi Mbak sebelum masuk ke Kue Bawang Bu Ani dengan orang tua selain itu Bu Ani dapat dengan bekerja membantu usaha keluarga Mbak.

2. Bu Ani belum memiliki keluarga tetapi ada beberapa tanggungan Bu Ani saudara yang ikut dengan Bu Ani.


(20)

konsumsi pada saat hanya menjadi singel yang belum memiliki penghasilan? 4. Dampak apa

yang paling terasa kepada Mbak pada saat masuk ke usaha home industry Kue Bawang Bu Ani?

5. Dan sekarang bagaimana konsumsi Mbak didalam pemenuhan kebutuhan baik pribadi maupun didalam

3. Memenuhi

komsumsi Mbak dengan cara membantu usaha keluarga Mbak selebihnya dibantu keluarga.

4. Menambah ilmu lebih dalam tentang mengadon dan kreasi aneka kue, untuk menambah modal buat usaha Kue Bawang Bu Ani.

5. Pemenuhan

kebutuhan Kue Bawang Bu Ani sekarang sangat mencukupi ditambah lagi ditambah usaha mengadon dan menggoreng Kue Bawang Bu Ani


(21)

pemenuhan kebutuhan rumah tangga?

yang sekarang sudah banyak dikenal masyarakat.


(22)

(23)

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Burgin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenama Media Group. Buku

Juliadi, Azuar. 2013. Metode Penelitian Deskriptif, untuk Ilmu-Ilmu Bisnis. Medan: M2000.

Jamiko, RD. 2004. Pengantar Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Idrus, Muhammad. 2009. Manajemen Pemasaran Sosial. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktik Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

McHugh, Nickels. 2009. Pengantar Bisnis. Edisi 8 buku 1. Jakarta: Selembang Empat.

Maslow, Nickels Dkk. 2009. Pengantar Bisnis. Jakarta: Selamba Empat.

Panji, Anugera. 2007. Pengantar Bisnis:Pendekatan Bisnis Dalam Era Globalisasi. Bandung: Rineka Cipta.

Putong, Iskandar, Dkk. 2009. Pengantar Ekonomi. Edisi 1 Mitra. Medan: Wancana Medan.

Rusdi. 2009. 1001 Ide Bisnis Efektif dan Menyenangkan. Jogjakarta: Garailmu. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenada Persada.

Tohirin. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan Dan Bimbingan Konseling. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


(25)

Wahyudi, Dkk. 2002. Keberadaan UMKM Di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Waluyo, Eko. DWI. 2007. Ekonomi Makro: Edisi Revisi Malang: UMM PRESS.

Web

http://www.makalah dan skripsi. Blogspot. Com/2008/07/teori-konsumsi-html diakses tanggal 05 Januari 2016, pukul 22:17

mempengaruhi-tingkat-konsumsi diakses tanggal 05 Januari 2016 pukul, 23:10

diakses tanggal 13 Desember 2015, pukul 16:22

Nasukha. 2007. Analisis Pelaksana Teori Motivasi Maslow Tahu “LDI” karang Ploso Malang.

Skripsi

Nindya Astari Putri Ningrum. 2012. Analisis Laba Pelanggan (Studi Kasus pada Home Industry ARYANI ART, Tuntang).

Patricia Yovi Anin Dita. 2007. Analisis Sistem Pemenuhuan Bahan Baku pada Home Industry Kripik Pisang (Studi pada Home Industry Warna Sari, Dahlia dan Devi Kabupaten Lombok Barat).

Suci Syahriani.2013. Home Industry dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus pada Usaha Deli Maya Sari Handicrft di Medan).


(26)

Tri Lestari. 2006. Upaya Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Melalui Home Industry Kerajinan Batikdi Desa Gladak ANYER Kecamatan Pemakasan Kabupaten Pemakasan.


(27)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan oleh penulis di dalam penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian secara akurat dan sistematis mengenai sifat-sifat informan dan lokasi tertentu (Zuriah,2006:47), sesuai dengan namanya maka studi deskriptif bertujuan untuk mengurangi tentang sifat-sifat (karakteristik) dari suatu keadaan, kebanyakan marketing researchbersifat deskriptif. (Supranto,2001:38) selain itu dapat diartikan juga Tujuan Analisis deskriptif memberikan gambaran (deskriptif) tentang suatu data seperti rata-rata (mean), jumlah (sum), simpangan baku (standard devration), varians (variance), rentang (range), nilai minimum dan maximum, dan sebagainya. (juliandi,2013)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada home industry Kue Bawang Bu Ani di Jalan Jendral Sudirman Bunut Kisaran.

3.3 Informan

Tohirin (2012:68) mengatakan bahwa penelitian kualitatif umumnya jarang menggunakan sampel dalam jumlah besar, terutama dalam pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif yang melakukan penarikan sampel umumnya menggunakan teknik penarikan sampel Non Probability Sampling yakni purposive (purposive sampling). Pengambilan sampel secara purpositif merupakan penarikan sampel yang bertujuan. Sampel akan dipilih sesuai kebutuhan peneliti


(28)

untuk memperoleh informasi, data dan fakta yang agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Menurur Bungin (2007:108) dalam wawancara mendalam peran informan tetap menjadi sentral, walaupun kadang informan berganti-ganti. untuk studi kasus, jumlah informan dan individu yang menjadi informan dipilih sesuai tujuan dan kebutuhan penelitian. Orang-orang yang dapat dijadikan informan adalah Orang-orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan masalah penelitian, orang-orang dengan peran tertentu dan tentu saja yang mudah diakses (Bogdan,1992:5).

Menurut Suyanto (2005:172), informan penelitian terdiri dari beberapa macam, yaitu: 1). Informan kunci (key informant) yaitu informan yang memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam melakukan penelitian. 2). Informan utama merupakan informan yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. 3). Informan tambahan merupakan informan yang dapat memberikan informasi meskipun tidak terlibat langsung dalam interaksi sosial. Dalam penelitian kualitatif terdapat dua jenis informan yaitu: informan kunci (key informant) dan informan tambahan. Penggunaan keduanya adalah tergantung dari kebutuhan penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan pada penelitian.

Pada penelitian ini, penelitian menggunakan 3 orang informan untuk mengumpulkan data, dengan rincian sebagai berikut:

1. Pemilik Usaha Kue Bawang Ibu Mariani

2. Karyawan Usaha Kue Bawang yang terdiri dari 2 orang yaitu Kak Ria dan Kak Indah.


(29)

3.4 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (1995:33) konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok, individu yang menjadi pusat perhatian. Konsep penelitian sangant diperlukan agar tidak dapat menimbulkan kekacauan atau kesalah pahaman yang dapat menghamburkan tujuan penelitian.

Untuk memperjelas penelitian ini, akan dijelaskan beberapa defenisi konsep sebagai berikut:

Home Industry adalah industri yang memproduksi barang atau produk, selain itu industi ini tergolong industri rumah tangga/industri kecil yang termasuk dalam usaha ini missal nya kue bawang dan kripik kentang, industri ini juga termasuk industri hilir yaitu berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. (Usaha Kue Bawang Bu Ani)

Usaha rumahan merupakan trend baru sekaligus solusi diantara sulitnya peluang lapangan kerja yang ada pada saat ini, lalu kenapa di sebut trend baru? karena sekarang kita bisa melihat menjamurnya usaha rumahan yang ada bisa menjadi sukses karena ketekunan dan kerja keras. diakses tanggal 06/01/16 pukul 15:17

Peningkatan diartikan sebagai ekskalasi, kejayaan, kemajuan, kepesatan,

penambahan, pertumbuhan.

Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan pendapatan haruslah melalui dengan kecepatan setara dengan kecenderungan menabung dikalikan dengan

diakses tanggal 06/01/16 pukul 15:30


(30)

produktivitas modal dan pertumbuhan investasi haruslah melaju dengan kecepatan yang sama dengan kecenderungan menabung dan produktivitas. (Putong,2009:83)

Rumah tangga yaitu seluruh urusan keluarga untuk hidup bersama, dikerjakan bersama di bawah pimpinan seseorang yang ditetapkan, menurut tradisi. Konstruksi sosial yang menggunakan ideologi gender menetapkan bahwa pimpinan di dalam rumah tangga adalah ayah. Namun, pada beberapa daerah pedesaan di jawa, keputusan-keputusan yang menyangkut hidup anggotanya, ayah selalu mengajak bermusyawarah dengan ibu, serta anak-anak yang di anggap sudah mampu. (Pohan,2012:21)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Data primer diambil dari data Usaha Kue Bawang Bu Ani. Pengumpulan data primer tersebut dapat dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Metode wawancara (interview) secara mendalam yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang terkait yaitu dengan pemilik dan karyawan Usaha Kue Bawang Bu Ani dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai biaya produksi cemilan pada Usaha Kue Bawang Bu Ani sehingga memperoleh informasi yang terperinci. Selanjutnya, supaya hasil wawancara mendalam dapat terekan dengan


(31)

baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka diperlukan alat-alat sebagai berikut: 1. Buku catatan: berfungsi sebagai media untuk mencatat semua

percakapan dengan sumber data.

2. Kamera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan informan atau sumber data. Dengan adanya foto ini, maka dapat meningkatan keabsahan penelitian ini akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.

b. Observasi yaitu pengumpulan data dengan kegiatan pengamatan langsung di Usaha Kue Bawang Bu Ani untuk melengkapi data-data yang diperlukan yang berkenaan dengan topik penelitian dan mengidentifikasikan kegiatan yang digunakan selama produksi. Penelitian ini menggunakan jenis observasi non partisipan dimana peneliti ini tidak ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang subjek lakukan secara berkelanjutan, tetapi observasi dilakukan pada saat wawancara. Pengamatan yang dilakukan menggunakan pengamatan tidak berstuktur yaitu dengan menggunakan pengamatan tanpa menggunakan pedoman observasi pada saat pengumpulan data di lapangan. Dalam penelitian ini, observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. observasi yang peneliti lakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan


(32)

sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder, adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Teknik pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan menggunakan data instrument sebagai berikut:

a. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang mendukung pemecahan permasalahan penelitian.

b. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku karya ilmiah serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah biaya produksi.

3.6 Teknik Analisis Data

Menurut kriyantono (2010:196), riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju hal-hal-hal-hal yang umum (tataran konsep). Dalam penelitian kualitatif, interprestasi data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara mendalam dilakukan di sepanjang penelitian.

Proses penelitian kualitatif akan melibatkan data verbal yang banayak dan harus ditranskripsikan, objek-objek, situasi ataupun peristiwa dengan actor yang sama atau bahkan sama sekali berbeda. Ini menyebabkan data atau informasi dalam penelitian kualitatif yang diterima oleh peneliti belum siap dianalisis karena masih dalam bentuk yang kasar (Idrus 2009:146)


(33)

Dalam membahas tentang analisis data dalam penelitian kualitatif, para ahli memiliki pendapat yang berbeda. Penulis menggunakan model analisis interaktif Huberman dan Miles. Huberman dan Miles (Idrus 2009:146) mengajukan model analisis data yang disebutkan sebagai model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama yakni:

a. Reduksi data (data reduction). Reduksi data adalah proses menginterperstasikan data atau informasi yang didapat dari catatan lapangan/observasi serta hasil wawancara mendalam terhadap subjek penelitian atau informan.

b. penyajian data (data display). Fase kedua dari analisis data ini adalah menentukan bagaimana data yang sudah direduksi ituakan disajikan berdasarkan variabel komponen strategi komunikasi.

c. Penarikan kesimpulan (conclusion). Fase ketiga dari proses analisis data ini adalah penarikan kesimpulan yang dilakukan dengan melihat kembali data yang sudah direduksi tersebut guna mempertimbangkan makna dari data yang sudah dianalisis dengan implikasinya berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dalam perumusahan masalah tersebut.


(34)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Umum Home Industry

Home Industry usaha Kue Bawang Bu Ani telah menjadi dunia IbuMariani sejak tahun 2011 membuka usaha Kue Bawang yang bernama Bu Ani. Dari tangan kreatifnya dan lebih dari 6 orang tenaga terampil yang dilatihnya terlebih dahulu, kini beliau menghasilkan tak hanya Kue Bawang atau kue Pastel Kacang semata, tetapi juga aneka jenis kripik yang mengikuti selera masyarakat Kabupaten Asahan khususnya Kota Kisaran.

Hasil karya kue Ibu Ani telah menyebar ke beberapa rumah makan, kios, mini market dan warung yang berada di Kabupaten Batu Bara, Asahan, dan Labuhan Batu Utara, dengan harga terjangkau menempel di setiapkue-kue Bu Ani. Ini bukti bahwa kue home industry tidak kalah dengan kue-kue yang sudah ada terlebih dahulu yanh telah memiliki nama.

Kue usaha Kue Bawang Bu Ani memilik ciri khas yang menonjol yaitu gurih dan renyah. Setiap bahan adonan kue menghasilkan kue yang gurih dan renyah, karena gurih dan renyah dapat dengan mudah terjual dan memasarkan Kue Bawang Bu Ani. Jenis kue yang beragam menjadi salah satu ciri yang selalu dihadirkan, hingga menjadi terkesan gurih dan renyah.

Jenis-jenis Kue Bu Ani menghasilkan anek ragam bentuk kue sesuai selera masyarakat, semuanya kue dalam aneka bentuk. Beberapa jenis kue-kue Bawang Bu Ani dihasilkan antara lain adalah:


(35)

Tabel 4.1

Macam-Macam Produk Yang Dijual

No. Kue Ukuran Harga

1. Kue Bawang ½ Kg – 1 Kg Rp. 20.000 – Rp. 40.000 2. Kue Pastel Kacang ½ Kg – 1 Kg Rp. 25.000 – Rp 50.000 3. Kripik Kentang ½ Kg – 1 Kg Rp. 20.000 – Rp 40.000 4. Kripik Pisang ½ Kg – 1 Kg Rp. 20.000 – Rp. 40.000 5. Kripik Keju ½ Kg – 1 Kg Rp. 30.000 – Rp. 60.000 6. Kripik Singkong ½ Kg – 1 Kg Rp. 20.000 – Rp 40.000

Sumber : Ibu Mariani (Pemilik usaha)

4.1.2 Deskripsi Lokasi

Letak lokasi menjadi pertimbangan yang penting bagi pembisnis menjalankan usahanya, tidak jarang lokasi menjadi salah satu metode penetapan didalam merencanakan usaha seperti, strategi 5P diantaranya terdiri atas planning, place, promotion, price, product dan lain-lain disini dapat dikatakan lokasi dapat meningkatkan kemampuan suatu usaha untuk dapat mencapai target atau tujuan yang diinginkan letak dari lokasi di Jendral Sudirman Kelurahan Bunut Kisaran dimana dekat lokasi tersebut tidak jauh dari kantor Bupati Asahan dan pusat kota Kisaran.

Selain mudah dijangkau lokasinya, Kue Bawang Bu Aniberada disekitar kawasan yang memiliki sarana-sarana trasnportasi yang mudah dijangkau seperti bus, becak atau angkutan umum. Keadaan tempat dari usaha rumahan ini sendiri sangat nyaman untuk dikunjungi selain lingkungan yang besih juga tempat yang sejuk karena pepohonan yang masih asri, usaha rumahan ini sendiri tetap memiliki


(36)

daya tarik yang kuat untuk menjadi tempat usaha yang sangat modern dan ramah lingkungan.

Adapun Visi dan Misi dari Kue Bawang Bu Ani adalah menjadi home industry yang terus menjaga rasa, pengembangan aneka kue dan mau bersaing secara sehat, serta bermanfaat bagi masyarakat home industry sekitar, dimana maksud dan tujuan dari visi Kue Bawang Bu Ani adalah bagaimana peranan serta untuk menjadi suatu usaha bisnis lain dalam menjalankan usaha untuk saling memberi keuntungan, antara pelaku home industry masyarakat sekitar dalam memperoleh pendapatan maupun menjadi penambahan pengetahuan bagi masyarakat sekitar home industri agar nantinya masyarakat sekitar dapat membangun usaha yang lebih baik dan mandiri.

Ibu Ani memiliki beberapa karyawan yang di sebut orang atau individu yang mampu melakukan pekerjaan membuat kue, dimana mereka berasal dari ibu rumah tangga yang ingin memiliki pekerjaan sampingan dengan mengharapkan keahlian dalam membuat kue serta menambah pemasukan bagi keluarga atau pendapatan dalam rumah tangganya sendiri,disini karyawan dari Ibu Ani sendiri berjumlah 5 orang yang sampai sekarang masih aktif di sekitaran Kabupaten Asahan beberapan berada pada lokasi, Sidomukti, Pulo Bandring dan Bunut Barat.

Mengenai misi dari Ibu Ani adalah menumbuhkan presentasi yang sama dengan pertubuhan industri dengan mendayagunakan jaringan pemasaran yang luas, kreatifitas dan selalu menjaga ciri khas rasa dibandingkan para pesaing usaha, menciptakan hubungan yang serasi, yang sesuai dengan lingkungan, nilai budaya setampat dan berpartisipasi dalam kegiatan bersama serta penuh tanggung jawab sosial lingkungan.


(37)

Adapun struktur dari Home Industry Kue Bawang Bu Ani sendiri antara lain sebagai berikut:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Home Industry Kue Bawang Bu Ani

Sumber: Hasil Wawancara (2016)

Adapun penjelasan struktur diatas dan Deskripsi tugas fungsi bidang masing-masing sebagai berikut:

Struktur Home Industry Kue Bawang Bu Ani

Pemilik

Mariani

Sekretaris Ria Agustriani

Bagian Penjualan Sugiarto

Bagian Adonan &Goreng

Karyawan Karyawan Karyawan

Bagian Penjualan Haris Kurniawan


(38)

Deskripsi Tugas

Kepala Perusahaan Sekaligus Pemilik Perusahaan

1. Pemegang otoritas terpenting di dalam memasarkan dan penetapan harga pada konsumen yang nantinya kue akan dipasarkan.

2. Kepala perusahaan ini juga merupakan otoritas tertinggi didalam resolusi penting memutuskan dan menyarankan untuk kemudian menjadi kebijakan resmi home industry Kue Bawang Bu Ani.

3. Kepala sekaligus pemilik memiliki kekuasaan untuk memilih dan memberhentikan karyawan serta pekerja.

4. Menentukan jumlah kompensasi para karyawan dengan berpedoman pada evaluasi karyawan di dalam bekerja.

Kepala Bagian Sekretaris

1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Kepala Perusahaan dan memberikan nasihat/masukan kepada Kepala Perusahaan guna mengambil kebijakan yang tepat.

2. Merancang anggaran belanja kue yang nantinya penentuan dari kuesi barang berikutnya.

3. Bertindak sewaktu-waktu untuk kepentingan sebagai pengganti Kepala Perusahaan.

Bagian Penjualan

1. Mengatasipesanan kue baik dalam jumlah kecil yang sudah ditentukan maupun besar dan bernego mengenai masalah harga yang ditawarkan.


(39)

2. Memastikan jumlah barang mulai di pesan segera dikerjakan hingga penyelesaiaan pesanan dipenuhi.

Bagian Adonan dan Goreng

1. Mulai dari mempersiapkan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan adonan dengan takaran yang sudah ditentukan tanpa adanya pengurangan pada resepnya.

2. Menjaga agar adonan tersebut tetap ringan, sehingga gorengan menjadi renyah dan gurih.

Karyawan

1. Mengambil bahan dari Kue Bawang Bu Ani dan berupaya atas bahan baku yang ingin dijadikan kue.

2. Memastikan kue yang nanti diselesaikan tepat waktu dan meminta kejelasan dari barang yang ingin disiapkan.

4.2 Pengujian Data

4.2.1 Karakteristik Informan a. Jenis Kelamin

Pada penelitian ini, peneliti memilih 2 orang informan yang berjenis kelamin perempuan (99,99%). Informan tersebut terdiri dari 1 orang pemilik Bu Ani dan 2 orang karyawan Kue Bawang Bu Ani.

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Informan

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Perempuan 3 orang 99,99


(40)

b. Tingkat Pendidikan

Informan penelitian memiliki tingkat pendidikan SMA/ SMK sebanyak 3 orang (100%).Hal ini menunjukkan bahwa dalam manajemen usaha Kue Bawang Bu Ani semua karyawannya adalah tamatan SMA/ SMK.

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Informan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. SMA/ SMK 3 orang 100

Sumber: Hasil Wawancara (2016) c. Usia

Informan penelitian seluruhnya memiliki rentang usia diatas 20 tahun. Informan yang berusia 37 dan 23 tahun hanya dua orang (66,67%) yakni Mbak Ria dan Indah selaku karyawan Kue Bawang Bu Ani. Informan yang berusia dibawah 40 tahun sebanyak 1 orang (66,67%). Informan terbagi atas 1 orang pemilik Home Industri Kue Bawang Bu Ani dan 2 orang karyawan.

Tabel 4.4 Usia Informan

No. Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. 40-60 tahun 1 orang 33,33

2. <40 2 orang 66,67

Sumber: Hasil Wawancara (2016) 4.2.2 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini terdiri dari 2 orang.Sebagai tambahan informasi mengenai informan, peneliti melampirkan data mengenai informan.

Tabel 4.5 Usia Informan

No. Nama Usia

Jenis Kelamin


(41)

1.

Pemilik

Mariani

51 tahun Perempuan SMA Pemilik

1. 2.

Pekerja

Ria Indah

37 tahun 23 tahun

Perempuan Perempuan

SMA SMK

Sekretaris Pengadon

Sumber: Hasil Wawancara, data diolah peneliti (2016)

Pemaparan dari Hasil Wawancara yang diungkapakan Ibu Mariani dan Karyawan Kue Bawang Bu Ani

Keterangan dari ketiga responden akan di utarakan respoden atas jawaban wawancara sebagai berikut:

1. Pemaparan lebih lanjut atas wawancara Pemilik Kue Bawang Ibu Mariani Usaha Ibu Mariani adalah usaha rumahan, beberapa pertanyaan yang saya ajukan pada Kue Bawang Bu Ani di jawab dengan senang hati oleh beliau Home Industry berdiri sejak tahun 2011 oleh Ibu Ani sendiri, pada saat itu pengadonan dan penggorengan dilakukan dengan cara tradisional bedanya dengan usaha kue lainnya, maka dari pengadonan yang digunakan takaran kue yang sesuai yang akan dibuat dengan kreasi bentuk yang dibuat berbeda dengan usaha kue lainnya.

Pada saat Kue Bawang Bu Ani mengawali usahanya, beliau hanya melakukannya seorang diri dan hanya dibantu oleh dua orang tenaga ahli, dengan bermodalkan kepandaian yang diturunkan dari orangtuanya. Beliau membuka usaha rumahan dengan memulai kue-kue keperluan hari raya Idul Fitri untuk pertama kali seperti kue bawang dan pastel kacang, pada saat beliau menjual kue


(42)

untuk pertama kali beliau memasarkan melalui keluarga yang memiliki pasar sendiri seperti, dirumah makan dan kios kecil dimana dari situ konsumen mulai mengetahui ciri khas rasa, renyah dan gurih dari aneka Kue Bawang Bu Ani, setelah itu beliau dipercaya sebagai salah satu pemasok kue, yang menjadikan kue-kue beliau sebagai salah satu bentuk cendra mata dikalangan masyarakat baik dari karyawan biasa sampai kalangan yang tinggi. Kue yang bisa terjual rata-rata sekitar 4 - 6 aneka kue tiap minggunya, belum termasuk pesanan yang datang tidak menentu. Beliau tidak dapat menghitung berapa penjualan beliau perhari atau perbulan karena beliau hanya mengikuti permintaan pasar, kue yang siap untuk dijual biasanya berkisaran 6 aneka kue perbulan, biasanya kue yang paling diminati pengunjung seperti kue bawang, kripik kentang dan kue pastel kacang. Bahan baku kue yang beliau pakai sama dengan bahan baku kue pada umumnya, tetapi disini beliau lebih mengutamakan kerenyahan dan gurih agar permintaan konsumen meningkat dan memuaskan hati pemesan kue.

Kue Bawang Bu Ani pertama kali menghasilkan sekitar 2 - 3 aneka kue perbulan dengan mencoba tiap hari kue-kue yang baru agar menjadi perbandingan mana yang disukai pembeli, pemasaran yang beliau lakukan dari mulut-kemulut, tetapi menurut Kue Bawang Bu Ani pemasaran yang paling sesuai kepada pembeli agar setidaknya tahu akan karya yang Kue Bawang Bu Ani produksi adalah dengan cara mengikuti undangan pameran-pameran yang dapat kami ikuti baik yang diselenggarakan dari Pemerintahan maupun dari Organisasi yang lain.

Menurut Kue Bawang Bu Ani pesaing yang ada di Kota Kisaran untuk menjadi pesaing Kue Bawang Bu Ani, dimana tiap aneka kue memiliki keunggulan bersaing satu dengan yang lainnya, jadi Bu Ani tidak menganggap


(43)

bahwa ada ancaman pada para pelaku usaha rumahan yang sama dengan Bu Ani, yang nantinya akan mempengaruhi penjualan Kue Bawang Bu Ani. Bagi Ibu Ani orang yang bisa melakukan usaha untuk membantu keluarganya didalam kesulitan ekonomi sekarang itu jauh lebih baik dibandingkan menjadi tenaga kerja yang menyulitkan Negara dengan pekerjaan yang dilakukannya, Ibu Ani mengambil tenaga kerja yang mau bekerja dan menekuni dunia Home Industri, apabila mereka belum mempunyai dasar untuk mengolah adonan kue, Bu Ani akan memberikan karyawan yang sudah bekerja sebelumnya di usaha Kue Bawang Bu Ani agar dapat melatih karyawan yang baru, yang nantinya kue yang akan mereka hasilkan dapat membantu pendapatan rumah tangga karyawan. Kalau ditanya mengapa Kue Bawang Bu Ani memilih karyawan berasal dari kaum perempuan karena perempuan menurut Ibu Ani yang memiliki jiwa dagang dan cara mengolah kue yang tinggi terhadap pengembangan dan keuletan dalam bekerja hanya Kue Bawang Bu Ani dapat dari sosok perempuan.

Persyaratan yang Kue Bawang Bu Ani berikan kepada karyawan sebenarnya tidak ada, hanya yang mau melakukan usaha dan memiliki keterampilan terdahulu mengikuti training selama 2 - 4 hari apabila kuenya sama dengan yang diinginkan pada saat melakukan training, maka dia dapat menjadi karyawan. Mengenai harga kue disamakan dengan tingkat kerumitan kue dan ukuran kue, harga pertama kali yang Kue Bawang Bu Ani buat pada kue bawang Rp. 5000,- per bungkus dan yang menjadi penentuan didalam menentukan harga pada kue adalah upah kerja, menurut Bu Ani apabila kita menyukai suatu kue yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia bukan teknologi adakalahnya kita harus dapat membayar lebih untuk mendapatkan suatu produk tersebut


(44)

dengan membayar lebih atau dengan melakukan usaha yang lebih juga, menurut Ibu Ani harga yang Kue Bawang Bu Ani tawarkan dengan kualitas produk yang Ibu Ani buat.

Mengenai semua produk yang Kue Bawang Bu Ani hasilkan sudah didaftarkan sebagai hasil karya Kue Bawang Bu Ani yang sudah mendapat izin usaha sejak tahun 2011 di Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan. Harapan Ibu Ani mengenai kebijakan pemerintah didalam membantu usaha-usaha kecil dapat digalakkan mengikuti perkembangan zaman dimana pasar sedang membutuhkan tempat usaha dimana produk kue dapat dipasarkan dengan lebih baik, seperti yang dilakukan sekarang memabantu kami dalam menjalankan usaha dengan pengikut sertaan usaha home industry kami kepameran-pameran yang ada sekarang dan Kue Bawang Bu Ani berharap banyak home industry yang lebih mengenal kata pembudidayaan masyarakat agar menjadi suatu wadah yang baik didalam memperbaiki ekonomi kecil seperti keluarga.

2. Pemaparan lebih lanjut atas wawancara pada KaryawanBu Ani, Mbak Ria Responden kedua adalah seorang yang bekerja langsung pada home industry Kue Bawang Bu Ani ialah Mbak Ria mengawali pekerjaannya pada tahun 2011 dimana Mbak Ria memberikan jawaban atas pertanyaan saya sebagai berikut, Mbak Ria sendiri adalah tetangga dari pemilik Kue Bawang Bu Ani, didalam memulai pekerjaannya Mbak Ria diajarkan cara menakar bahan-bahan yang akan di olah dan di goreng. Setiap kue yang diproduksi memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, sehingga dapat menambah wawasan dalam tata cara pembuatan kue. Pelatihan pengolahan dilakukan apabila tidak ada pesanan, pelatihan diberikan hanya dalam bentuk bantuan-bantuan apabila adanya kesulitan


(45)

didalam membuat suatu kue pesanan dengan pola yang baru, baru didiskusikan oleh Kue Bawang Bu Ani sendiri dengan para karyawannya.

Didalam pemasaran Mbak Ria sendiri kurang mengerti mengenai pemasaran mereka, dimana Mbak Ria hanya berfikir apabila kue yang Mbak Ria kerjakan selesai dan tepat waktu maka Mbak Ria akan mendapatkan upah yang setimpal dengan kue yang Mbak Ria hasilkan, biasanya Mbak Ria dapat menghasilkan bermacam kue dalam satu minggunya, apabila kue yang dikerjakan memiliki kesukaran didalam pengerjaan kue sendiri dapat memakan waktu yang lama tergantung pesanan kue.

Mengenai pendapatan, pendapatan yang Mbak Ria dapat sejak menekuni usaha rumahan ini, pendapatan Mbak Ria menjadi meningkat, dimana berimbang pada pengeluaran biaya anak, biasanya hasil yang Mbak Ria dapatkan dari Kue Bawang Bu Ani disimpan sebagai tabungan untuk keluarga Mbak Ria terutama kebutuhan anak-anak, pernah terlintas untuk menambah pemasukan dari pekerjaan yang lain tetapi Mbak kesulitan didalam membagi waktu antara pekerjaan Mbak Ria di usaha rumahan Kue Bawang Bu Ani dengan kegiatan rumah tangga, dimana pekerjaan Mbak Ria di usaha rumahan Kue Bawang Bu Ani dimulai pada jam sepuluh pagi sampai dengan jam lima sore, sudah banyak menyita waktu Mbak Ria dengan keluarga terlebih membuka usaha baru, jadi Mbak Ria juga memutuskan untuk berhenti dalam waktu dekat karena anak Mbak Ria sudah kurang pengawasan dari Mbak Ria.


(46)

3. Pemaparan wawancara lebih lanjut diungkapkan oleh KaryawanBu Ani, Mbak Indah

Responden yang ketiga ini adalah Mbak Indah yang berstatus belum menikah pada karyawan Kue Bawang Bu Ani, Mbak Indah menyatakan bahwa Mbak Ika mulai masuk ke usaha rumahan Kue Bawang Bu Ani sejak 2011, Mbak Indah mulai mengenal usaha rumahan Kue Bawang Bu Ani karena Mbak Indah juga salah satu tetangga yang tidak jauh dari rumah Kue Bawang Bu Ani, setelah Mbak Indah masuk ke usaha rumhan Kue Bawang Bu Ani, Mbak Indah mulai berpikir membuka usaha sampingan seperti usaha rumahan Kue Bawang Bu Ani dari itu Mbak Indah wujudkan dengan seiring pekerjaan Mbak Indah di usaha rumahan Kue Bawang Bu Ani juga meneriman pesanan Kue Bawang dan Kue lainnya.

Cara pihak usaha rumahan Kue Bawang Bu Ani melakukan pemasaran setau Mbak Indah dengan mengikuti pameran-pameran yang diadakan pemerintahaan maupun organisasi yang menyelenggarakan program pameran usaha-usaha kecil dan menengah maupun tempat perkenalan home industry satu dengan yang lainnya dan juga di mini market dan rumah makan terdekat. Mbak Indah tidak terlalu mengerti mengenai pemasaran pada usaha rumahanBu Ani sepenglihatan Mbak Indah apabila terdapat pesanan yang baru dengan bermacam-macam produk kue, Kue Bawang Bu Ani akan bertanya kepada para karyawan apa dapat dikerjakan dalam waktu yang ditentukan sehingga kami merasa mempunyai tanggung jawab ketika pesanan yang datang lebih banyak dan kami harus lebih giat didalam menyelesaikan kue-kue pesanan yang berdatangan.


(47)

Penetapan harga kue yang Mbak Indah hasilkan biasanya menurut tingkat kesulitan kue dan ukuran kue, pemesanan dilakukan pada bagian penjualan dengan memberikan kejelasan atas kue yang ingin dipesan, ukuran dan jumlah kue yang ingin dipesan, maka kami akan mengkonfirmasinya kembali kepada pemesan mengenai penetapan harga dan kesiapan kue seluruhnya. Biasanya Bu Ani dapat menghasilkan barang 4 – 6 aneka kue per minggunya.

Pendapatan Mbak Indah bertambah seiring dengan hasil kue yang Mbak Indah hasilkan di usaha rumahan Kue Bawang Bu Ani, sejak Mbak Indah masuk ke usaha Kue Bawang Ani, Mbak Indah dapat membantu keuangan keluarga Mbak Indah dan seiring dengan itu pengetahuan Mbak Indah bertambah dengan berjalannya waktu Mbak Indah mengetahui cara-cara baru didalam membuat kue, selain itu usaha rumahanKue Bawang Bu Ani setau Mbak Indah tidak memiliki Jamsostek tetapi mereka memiliki kepekaan terhadap karyawan seperti membantu karyawan ketika sakit dan ketika mengadakan pesta jadi kami merasa diperhatikan.

4.3 Analisa Data

Berdasarkan pengamatan dilapangan melalui wawancara dan pengamatan, observasi yang telah dilakukan oleh saya secara langsung melalui wawancara kepada karyawan sekitar Kue Bawang Bu Ani. Dari pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan maka dapat diperoleh hasil untuk mengetahui situasi dan kondisi Kue Bawang Bu Ani. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada pemilik usaha dan karyawan tersebut maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut.


(48)

1. Pemaparan hasil wawancara dengan Teori yang ada dilakukan pada Kue Bawang Bu Ani

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di usaha Kue Bawang Bu Ani, modal yang dari awal hanya memiliki investasi kepercayaan diri serta keahlian yang dibawa dari orang tua membuat Ibu Ani menjadi orang yang cukup berpengaruh atas kehidupan karyawannya, bahwa usaha rumahan tersebut berkaitan dengan pendapatan Abraham Maslow (1908) dan teori ekskalasi yaitu peningkatan atau penambahan kekayaan baik aset maupun barang berharga yang memiliki harga ketika dijual kembali, selain itu tetapi berperan juga dalam mengenai peningkatan pendapatan masyarakat sekitar, berperan juga dalam meningkatkan kebutuhan rumah tangga dan penambahan aset-aset, seperti yang dilakukan Ibu Ani yang sudah membuka usahanya sampai sekarang dan mendapatkan penambahan-penambahan baik bentuk barang maupun aset seperti tenaga kerja maupun penambahan mesin untuk keperluan produksi. Selain itu, hasil dari Kue Bawang Bu Ani juga tercantum dalam daftar izin Dinas Kesehata Kabupaten Asahan dengan nomor P_IRT.No.2061 20 8011 40 tahun 2011, dimana industri rumahan Kue Bawang Bu Ani menghasilkan kue bawang, keripik dan lain-lain. Ibu Ani sendiri selaku pemilik usaha tersebut menjelaskan bagaimana pendapatan mereka yang kurang dari awal mengawali usaha dengan tenaga kerja yang hanya memiliki satu tenaga kerja ahli, dari sini Ibu Ani mengambil kebijakan atas pemasaran dengan mempromosikan kuenya ke warung, kedai, rumah makan dan mini market yang didalamnya ada keluarga Ibu Ani yang memudahkan pemesanan kue bawang, dari sini juga pemesan dilakukan secara


(49)

berkala dengan cara ini juga Kue Bawang Bu Ani dikenal oleh kalangan pemerintahan atas pemesanan buah tangan (souvenir) dari sini pendapatan Kue Bawang Bu Ani mulai meningkatkan perubahan yang baik, peningkatan pendapatan yang mengalami perubahan baik juga beriringan dengan pemahaman pendapat Milton Friedmen (1980) yang berpendapat dari pendapatan juga bergantung pada karayawan, hal mana kekayaan ini dapat dai penyisihan ini juga yang dilakukan Kue Bawang Bu Ani sampai saat ini Bu Ani dapat mengembangkan usahanya dan dapat menghidupi karyawan yang dibantunya, dengan menambah bahan-bahan dan alat-alat produksi yang baru, serta mencari tenaga kerja yang tepat pada bidang masing-masing dan memperluas jaringan hingga ke Luar Kabupaten dan Provinsi, penambahan aset-aset Kue Bawang Bu Ani memasuki kategori investasi seperti keadaan penambahan aset-aset ini juga beriringan dengan pendapat yang diberikan katakan Teori Masbah Klasik dari Milton Friedman dan Franco Modiglini (1980)yang berisikan kekayaan ini juga tepat bagi Waluyo(2007:77)Ivestasi berbentuk pada barang-barang kapital riil, dan pembelian aktivas investasi juga berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang ada saat ini dan yang akan datang seperti pemanfaatan rumah pada Ibu Ani yang sekarang dapat dikelola menjadi tempat yang menghasilkan orang-orang yang memiliki keahlian lebih dan dapat sekaligus mendapatkan penghasilan. Selain itu Kue Bawang Bu Ani juga mendapat kehoramatan menampilkan produk buah tangan Kue Bawang Bu Ani di Kabupaten Asahan sebagai salah satu produk Indonesia dari banyak UKM terpilih, yang diselenggarakan di acara ulang tahun Kabupaten Asahan yang ke 70. Dengan kata lain pemenuhan kebutuhan atas konsumsi Kue Bawang Bu Ani sangat mudah memenuhi kebutuhan baik


(50)

kebutuhan pribadi maupun untuk kegiatan usaha. Apa yang sekarang memenuhi kebutuhan dari defenisi konsumsi juga seiring dengan teori konsumsi dari Franco Modiglini (1980) dan John Maynard Keynes(1990) ketika pendapatan kita meningkat (tingkat pendapatan) meningkat menggambarkan konsumsi juga meningkat seiring tabungan yang juga meningkat.

(Kesimpulan dari hasil analisis wawancara penelitian dan kesamaan dalam teori yang ada terhadap Ibu Mariani Pemilik Kue Bawang Bu Ani)

2. Keterkaitan hasil wawancara dengan Teori yang dilakukan pada kue bawang Bu Ani

Mbak Ria salah satu Ibu rumah tangga yang sekarang berpeluang kewiarausahaan yang membuka pola pikir kepada masyarakat mengenai penambahan pengetahuan lewat bekerja dengan home insdustry Kue Bawang Bu Ani yang menjadikan Mbak Ria sebagai karyawan yang dilatih memiliki keahlian dalam menakar dan mengadon, selain menjalankan kegiatan sebagai Ibu rumah tangga untuk memenuhi kehidupan rumah tangganya selain mengharapkan imbalan yang diberikan oleh suami, Mbak Ria mempunyai inisiatif untuk bekerja menjadi salah satu pengrajin dari produk Kue Bawang Bu Ani, peran penambahan pendapatan dari Kue Bawang Bu Ani didalam memenuhi kebutuhan sangatlah penting, pendapat ini juga sesuai dengan pendapat Mudrajad Kuncoro, dalam bukunya (Jamiko, 2004: 62) dimana sektor perindustrian dari sisi jumlah unit usaha dan daya serapnya terhadap tenaga kerja cukup besar dari Kue Bawang Bu Ani Mbak Ria mendapat penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan kehidupan rumah tangga selain penghasilan suaminya.


(51)

Mbak Ria menjalankan pekerjaannya pada Kue Bawang Bu Ani lebih dari 5 tahun mulai dari awal masuk keKue Bawang Bu Ani, Mbak Ria mendapatkan dampak yang positif dari keuangan (pendapatan) dalam hal memenuhi kebutuhan seperti membayar uang sekolah anak dan menambah beberapa barang perabotan rumah tangga dan membayar cicilan kredit sepeda motor. Penambahan aset-aset Mbak Ria ini sama dengan pendapat teori yang dikemukakan oleh Waluyo, 2007: 77 dan Masbah Klasik (1980) dimana investasi juga mencakup barang pembelian aktiva yang ketika penjualan aktiva dapat diterima kas kembali dari transaksi penjualannya. Pendapat Waluyo mengenai investasi juga seiring dengan pengertian yang diberikan. Seiring dengan menambahnya investasi dan tabungan Mbak Ria yang dikatakan oleh Keynes dalam bukunyaKotler (2009) dan Milton Friedmen (1980) semakin tinggi pendaptan mengakibatkan semkin tinggi pola tingkat konsumsi tinggi pendapatan semakin besar pula tabungan karena tabungan merupakan bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi, ini yang membuat Mbak Ria memikirkan tujuan suatu saat ingin bekerja setelah pulang dari kegiatan kue Kue Bawang Bu Ani agar mendapatkan uang lebih seiring peningkatan pendidikan juga semakin tinggi biaya sekoah anak membuat keadaan sekarang tidak bisa menabung untuk jangka panjang karena sudah habis untuk membayar keperluan yang seharusnya dikeluarkan seperti untuk membayar keperluan yang seharusnya dikeluarkan seperti ongkos, uang sekolah anak dan lain-lain sehingga tabungan Mbak Ria habis untuk kebutuhan anak-anak saja pemahaman ini juga beriringan dengan pendapat Franco Modiglini (1980) dan Anin Dyadita Khoirinna (2013).


(52)

Perubahan tingkat konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan Mbak Ria meningkatkan pembelian atas barang-barang dan jasa yang sebenarnya.

Tidak sesuai dengan kemampuannya tidak seharusnya dilakukan mengingat ada kebutuhan yang mendasar yang setiap bulan harus dikeluarkan. Mengingat nilai pengeluaran yang pasti seperti kebutuhan sekolah dengan ini Mbak Ria mengutarakan nantinya apabila mengambil kebijakan untuk menjadi pemodal, pengrajin sendiri guna mencukupi kebutuhan keluarga akan kesulitan dalam memasarkan kue yang dikatakan Mbak Ria pada saat wawancara berlangsung.

3. Keterkaitan hasil wawancara dengan Teori yang dilakukan pada Karyawan Bu Ani, Mbak Indah

Mbak Indah adalah salah satu dari dua karyawan yang Kue Bawang Bu Ani ambil untuk menjadi informan penelitian Mbak Indah adalah seorang gadis yang belum memiliki kehidupan berumah tangga pada saat ini, Mbak Indah bekerja pada Kue Bawang Bu Ani dimulai sekitar tahun 2011 dari hasil wawancara dapat disimpulkan bagaimana perjalanan pendapatan Mbak Indah dari sebelum masuk ke Bu Ani hingga sekarang kesimpulan dari hasil wawancara adalah Mbak Indah masuk ke Kue Bawang Bu Ani memiliki penghasilan dari pekerjaannya membantu usaha keluarga. Mbak Indah tamatan dari sekolah kejuruan yang menjadikannya seperti sekarang yang menjadi karyawan Kue Bawang Bu Ani. Hal ini juga diutarakan Bill Drayton dalam Buku Mc Graw-Hill

(2009) bagaimana individu mengkombinasikan antara keluarga yang dimiliki


(53)

Bawang Bu Ani juga membuka usaha pembuatan keripik dirumahnya sendiri, beberapa tahun dijalani oleh Mbak Indah, lebih dari 3 tahun. Mbak Indah mendapatkan modal yang cukup untuk membeli bahan dan alat pembuatan kue untuk melengkapi usaha keripiknya dengan menambah kompor gas dan wajan dan beberapa alat dan bahan untuk meningkatan ini searah dengan dikatakan Abraham Maslow (1908) peningkatan atau penambahan kekayaan baik asset maupun barang berharga yang memiliki nilai atau manfaat lebih peningkatan ini juga berimbang dengan penambahan modal baik penghasilan yang didapat melalui Kue Bawang Bu Ani maupu usaha jahitannya penambahan ini juga sependapat dengan teori Milton Friedmen (1980) pendapatan permanen konsumsi yang relatif tetap yang dipertahankan sepanjang hidup dengan kata lain penambahan pengembangan usaha yang didapat modal dari hasil bekerja pada Kue Bawang Bu Ani dan pengetahuan yang lebih mendalam dari penelitian yang diberikan oleh usaha Kue Bawang Bu Ani mengenai cara mencetak bentuk keripik pisang dan singkong memantapkan Mbak Indah mempunyai harapan lebih dalam menjalankan usahanya dan ketika investasi seperti kehidupan yang layak serta pemasukan yang tetap dapat disimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan baik pribdai maupun usaha Mbak Indah terpenuhi.

4.4 Hubungan Teori Yang Ada Dengan Hasil Wawancara

Hubungan teori yang dipakai didalam penelitian ini memakai beberapa teori seperti Mudrajad Kuncoro (dalam buku Jamika, 2004: 62) dikatakan industri kecil dan rumah tangga memiliki peranan yang cukup besar dalam sektor manufaktur diliat dari sisi jumlah unit usaha dan daya serapnya terhadap tenaga


(54)

kerja, namun lemah dalam menyumbang nilai tambah. Hubungan teori Mudrajad Kuncoro mengenai home industry mengenai pada penelitian Kue Bawang Bu Ani dimana didalam penelitian Kue Bawang Bu Ani jelas ingin diungkap bagaimana home industry dalam mengurangi pengangguran dan menambah nilai tambah para pelaku home industry yang berkaitan langsung dengan kegiatan home industry karena setelah mereka masuk keluar dari home industry yang dulunya mereka menjadi tenaga kerja home industry tersebut mereka mendapat pembekalan cara membangun usaha yang mandiri dan memiliki ketrampilan yang nantinya dapat dikembangkan.

Dapat juga dikatakan teori yang Maslow berkaitan dengan hasil analisi data yang dilakukan melalui wawancara, observasi, dari hasil penelitian melalui hasil bahwa teori Maslow sebagai pedoman umum bagi pemilik, karena konsepnya relatif dan bahkan merupakan penjelasan mutlak tentang semua perilaku manusia yaitu kebutuhan fisilogis, kebutuhan kemanan dan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri (penghargaan), kebutuhan aktualisasi diri bagi karyawan. Teori karyawan pada home industry Kue Bawang Bu Ani adalah pemenuhan kebutuan yaitu kebutuhan fisilogis yakni sandang, papan dan pangan, keselamatan dna kesehatan, dan kebutuhan sosial (hubungan atasan dan bawahan) walaupun menurut karyawan yang menyebabkan rendahnya motivasi karena rendahnya insentif, tidak adanya pengakuan dan penghargaan dan aktualisasi diri perusahaan terhadap karyawan.


(55)

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis penelitian mengenai home industry dalam peningkatan pendapatan maka dapat disimpulkan bahwa.

1. Usaha Kue Bawang Bu Ani sangat berperan penting dalam memberikan kontribusi peningkatan pendapatan bagi karyawan Kue Bawang Bu Ani. 2. Berdasarkan fakta dan sejarah perusahaan yang terkenal tidak terlepas dari

usaha kecil mereka terdahulu dan home industry Kue Bawang Bu Ani memiliki peluang besar menjadi perusahaan yang besar (terkenal) yang ada pada saat ini.

3. Home industry berperan besar dalam peningkatan dengan pemerataan pendapatn masyarakat, karena home industry tidak sulit untuk mengawali usaha cukup dengan tenaga kerja hanya beberapa orang (individu) dan modal investasi yang tidak terlalu besar bahkan dibilang kecil.

4. Hingga saat ini, peran pemerintah dalam menumbuhkan home industry belum begitu dirasakan oleh masyarakat luas.


(56)

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Regulasi terhadap home industry perlu disosialisasikan kepada masyarakat guna memperluas akses masyarakat untuk menuju membuka mata maupun pikiran mereka memulai usaha baru untuk kehidupan mereka.

2. Perlu pelatihan keterampilan dalam mengembangkan kemampuan masyarakat yang nantinya akan menjadi modal awal bagi pelaku home industry.

3. Kebijakan pemerintah didalam menumbuh kembangkan usaha kecil menengah, Home Industry dan usaha mikro kecil lainnya diharapkan pemerintah sadar akan pentingnya usaha mikro kecil ini yang dapat mensejahterakan usaha sendiri dan sekitar tanpa bantuan pemerintah dan bisa dapat mandiri didalam pemodalannya.


(57)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Home Industry

2.1.1 Pengertian Home Industry

Istilah Home industry atau usaha di rumah adalah tempat tinggal yang merangkap tempat usaha, baik itu berupa usaha jasa, kantor hingga perdagangan. Semula pelaku home industry yang memiliki desain ini adalah kalangan enterpreneur dan profesional, yang sekarang mulai meluas pada kalangan umum, untuk memiliki lokasi yang strategis untuk tempat berkembangnya usaha jenis rumahan ini tidak terlepas dari berkembangnya virus enterpreneur/kewirausahaan yang berperan membuka pola pikir ke depan masyarakat bahwa rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal namun dapat digunakan juga sebagai tempat mencari penghasilan. (Alkim,2005:3)

Menurut Mudrajad Kuncoro, Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) memiliki peranan yang cukup besar dalam sector manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit usaha dan daya serapnya terhadap tenaga kerja, namun lemah dalam menyumbang nilai tambah (Jamiko,2004:62)

Menurut Masyhuri (2008), setidaknya ada empat hal yang bisa memberikan kesenangan di samping profit dengan menjalankan bisnis rumahan, anatara lain:

a. Dengan membuka kegiatan usaha di rumah, anda memiliki banyak waktu luang dan bebeas untuk membicarakan persoalan seputar bisnis dengan keluarga. Anda akan merasa hidup nikmat karena antara urusan keluarga dan urusan bisnis tidak dapat jarak pemisah yang cukup


(58)

berarti. Namun, yang perlu anda ingat adalah bahwa keadaan keluarga tetap tidak dapat ditukar dengan capaian materi yang tinggi. Meskipun anda termasuk seorang yang kaya raya secara finansial, namun apabila kehidupan keluarga anda tidaklah harmonis, maka hal itu tentunya dapat memberikan dampak negatif bagi bisnis yang anda rintis. Oleh karena itu, jadikan usaha dalam rumah juga sebagai jalan bagi anda untuk tetap memupuk kebahagiaan, sehingga anda tetap semagat dalam menjalankan usaha. Seseorang yang memiliki daya pikir yang sehat tentu akan mampu menunjukkan tanggung jawabnya di dalam keluarga, sekaligus dalam posisinya sebagai pelaku bisnis. Dengan membuka usaha di dalam rumah, anda memiliki peluang untuk menyinergikan dua tanggung jawab ini secara seimbang dan menyenangkan. Sungguh merupakan satu pilihan yang tepat apabila anda mencoba membangun bisnis dari rumah anda sendiri. Selain anda tidak membutuhkan modal yang besar, efektivitas dalam bekerja juga dapat ditentukan dengan baik. Semua anggota keluarga dapat menjadi penasihat yang tidak hanya dapat menghantarkan anda meraih keuntungan secara materi, namun juga dapat mempererat hubungan kasih sayang anda dalam membina kehidupan keluarga.

b. Membangun home industryjuga dapat menjadikan anda bisa mengatur tenaga seefektif mungkin. Bisnis rumahan ibaratnya tidak semata-mata menjadi kegiatan bisnis an sich, namun sekaligus menjadi ruang rekreatif bagi anda. Di samping itu, anda bisa melakukan pekerjaan anda kapan saja, Itulah sebabnya bisnis dirumah lebih menguntungkan


(59)

bagi anda dibandingkan bisnis di luar karena anda dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

c. Sebelumnya pernahkah anda berpikir untuk mendapatkan penghasilan yang tidak terbatas? dan hal itu hanya bisa dilakukan jika anda benar-benar telah mewujudkan kegiatan bisnis dirumah. Namun, anda jangan berpikir bahwa yang dimaksud dengan penghasilan tetap adalah terbatas pada uang dan materi lainnya. Coba anda renungkan tentang masa depan anda. Kelak anda akan menjadi tua dan keinginan anda hanyalah menikmati sisa umur dengan tenang, tanpa terbebani oleh masalah finansial dan semacamnya. Nah, dengan membangun usaha rumahan, anda sebenarnya menanam asset yang cukup besar yang menjamin masa depan agar tetap bahagia. Aset itu adalah aset pengalaman dan inspirasi bagi anak-cucu anda. Bukankah hal itu merupakan aset yang sangat berharga untuk menjamin masa depan anda kelak? bila anda bekerja kepada orang lain, anda hanya dapat menerima gaji tetap. Tentu saja gaji tetap belim tentu cukup untuk kebutuhan operasional rumah tangga anda. Anda pun akan terlalu lelah jika di luar jam kerja berniat mencari pekerjaan sampingan.

d. Anda akan menjadi lebih kreatif dan dewasa dalam menghadapi hidup. Tantangan demi tantangan yang menggunung dan membentang di hadapan anda akan menjadi pelajaran bagi anda. Tantangan yang bertubi-tubi datang itu akan membuat anda lebih dewasa menghadapi sekian banyak persoalan hidup yang terus mengikuti dibelakang anda. Jika akhirnya anda menjadi orang kaya raya, anda tidak akan sombong,


(60)

congkak, atau bahkan lupa daratan. Anda tetap akan menjadi diri sendiri yang dulu, yang welcome kepada siapa pun. Memang harus kita sadari bahwa sesungguhnya kehidupan nyata yang dihadapi adalah pendidikan bagi anda. Dengan semua itu, anda bisa belajar, baik belajar bisnis maupun belajar kearifan dari kenyataan sosial. Meskipun demikian, mengembangkan bisnis di rumah tentu tetap membutuhkan profesionalisme tersendiri agar dalam perjalanannya dapat memberikan keuntungan sebagaimana yang diinginkan. Diperlukan keterampilan-keterampilan khusus dan kreatif untuk membuka usaha yang dapat dikerjakan di rumah.

2.1.2 Karakteristik Home Industry

Menurut Pohan Farida (2012:9) Karakteristik ciri-ciri usaha kecil meliputi beberapa karakteristik antara lain:

1. Dikelolah oleh pemiliknya 2. Usaha dilakukan dirumah

3. Produksi dan pemasaran dilakukan di rumah pemilik usaha 4. Modal terbatas

5. Jumlah tenaga kerja terbatas

6. Berbasis keluarga atau rumahan tangga 7. Lemah dalam pembukuan

8. Sangat diperlukan manajemen pemilik

2.1.3 Jenis-Jenis Usaha


(61)

dan jasa, adapun bidang/jenis usaha yang terbuka bagi usaha kecil dibidang industri dan perdagangan adalah:

1. Industri makanan dan minuman olahan yang melalukan pengawetan dengan peroses penggaraman, pemanisan, pengasapan, pengeringan, perebusan, penggorengan dan fermentasi dengan cara-cara tradisional. 2. Industri penyempurnaan barang dari serat alam maupun serat buatan

menjadi benang bermotif/celup dan di ikat dengan menggunakan alat yang digunakanoleh tangan.

3. Industri tekstil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan, dan pembordiran, atau alat yang digerakkan tangan termasuk batik, peci, kopiah.

4. Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan

5. Industri perkakas tangan yang di proses secara manual atau semi mekanik untuk pertukangan dan pemotongan.

6. Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan, proses produksi, pemanenan, pasca panen dan pengelolahan, kecuali cangkul dan sekop.

7. Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir maupun yang tidak diglasir untuk keperluan rumah tangga.

8. Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi otomotif, elektronik dan peralatan rumah tangga yang dikerjakan secara manual atau semi otomatis.

9. Industri kerajinan yang memiliki kekayaaan khasanah budaya daerah, nilai seni yang menggunakan bahan baku alamiah maupun imitasi.


(62)

2.1.4 Landasan Hukum Home Industry (usaha kecil)

Menurut Law Trade (dikutip dari Fuady 2008) adapun yang menjadi landasan hukum usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan usaha industri ataupun perdagangan di Indonesia diatur oleh UU No.1 Tahun 1985.

2. Untuk usaha kecil industri diatur oleh UU No.9 Tahun 1995.

3. Bentuk badan Hukum Usaha Industri dan perdagangan diatur dalam UU No.1 Tahun 1985 tentang Perseroan Terbatas.

4. Perizinan usaha kecil dan menengah dan besar khusus industri tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan dan tanda daftar industri.

5. Tata cara perizinan usaha perdagangan diatur dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 591/MPR/Kep/99 tentang tata cara pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).

2.1.5 Alasan Lain Pertumbuhan Bisnis Berbasis Rumahan

Banyak bisnis berbasis rumahan dimiliki oleh orang yang berusaha mengkombinasikan karir dan keluarga menurut Bill Drayton dalam bukunya McGraw-Hill (2009), janganlah salah paham dan menggambarkan para pekerja berbasis rumahan adalah wanita dan anak-anak masih kecil, hampir 30 persen dari mereka adalah pria, selain untuk membantu pemerintah bisnis menyeimbangkan antara kerja dan keluarga, alasan lain pertumbuhan bisnis berbasis rumahan meliputi hal-hal sebagai berikut:


(63)

1. Teknologi komputer telah menyeimbangkan lapangan persaingan, memungkinkan bisnis berbasis rumahan untuk terlibat dan bertindak seperti pesaing korporat yang besar. Koneksi internet broadband, personal assistant (PDA), dan teknologi lainnya sedemikian terjangkau, sehingga mendirikan sebuah bisnis menumbuhkan investasi awal yang jauh lebih kecil dibandingkan sebelumnya.

2. Perampingan korporat telah membuat para pekerja menyadari tidak adanya jaminan pekerjaan, dan menyebabkan banyak orang mendirikan ventura mereka sendiri.

3. Sikap sosial telah berubah. Wirausaha sebelum memulai usahanya para pelaku home industry membuat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pelaku usaha yang lebih dahulu menekuni home industry dan dari jawaban mereka pelaku home industryyang baru dapat menambah informasi dari merek yang sudah menekuni dunia usaha terlebih dahulu. 4. Hukum pajak yang sekarang diberlakukan lebih mempermudah

para pelaku home industrydibandingkan hukum pajak dan peraturan pajak yang dahulu.

2.1.6 Tantangan-Tantangan Dalam Home Industry

Menurut McGraw-Hill (2009) adapun tantangan didalam home industry sebagai berikut:

1. Mendapatkan pelanggan baru. Mendapatkan pelanggan baru tanpa melalui media promosi home industry juga dapat kendala bahkan


(64)

ancaman, dengan kata lain perlu dilakukan promosi seperti promosi melalui media sosial maupun media cetak.

2. Mengelolah waktu, karena home industry dilakukan dirumah maka pengelolahan waktu yang baik didalam menjalankan pekerjaan dengan tugas-tugas rumah tangga agar bisa berjalan dengan baik. 3. Memisahkan tugas kerja dan keluarga. Home industry dituntut

untuk berpikir bijak dalam pembagian waktu baik keluarga maupun persoalan usaha walaupun yang dilakukan dirumah dalam menjalankan usahanya.

4. Mematuhi peraturan kota. Pelaku home industrylebih cermat menyikapi perizinan usaha yang biasanya diikuti dengan keadaan lokasi bisnis yang ingin dibangun.

5. Mengelolah resiko. Wirausahawan berbasis rumahan harus meninjau polis asuransi pemilik rumah mereka karena tidak semua polis mencangkup kliam yang berkaitan dengan bisnis. Beberapa bahkan akan menghanguskan perlindungan jika terdapat bisnis di rumah. (McHugh,2009:198)

2.2 Peningkatan

Peningkatan di artikan menurut Abraham Maslow (1908) dan teori ekskalasi, peningkatan atau penambahan kekayaan baik asset maupun barang berharga yang memiliki nilai ketika dijual kembali, selian itu peningkatan bukan hanya mengenai bicara peningkatan gaji pada karyawan tetapi juga bicara tentang pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan penambahan aset-aset didalam rumah


(65)

tangga baik berupa investasi dalam bentuk tabungan dan konsumsi yang mencukupi kebutuhan rumah tangga.

2.3 Pendapatan Rumah Tangga

2.3.1 Pengertian Pendapatan Rumah Tangga

Menurut Afrida (2003:225) Pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari seluruh anggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan bersama ataupun perorangan dalah rumah tangga. Sedangkan menurut Junandar (2004:147) pendapatan rumah tangga adalah pendapatan/penghasilan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga.

Berdasarkan defenisi pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota rumah tangga keluarga baik yang berasal dari kepala keluarga atau seluruh anggota keluarga.

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Home Industry

Teori menurut Milton Friedmen dan Franco Modiglini (1980) ada beberapa faktor dalam peningkatan pendapatan yaitu:

1. Teori Investasi dari Masbah Klasik 2. Teori Tabungan dari Milton Friedmen 3. Teori Konsumsi dari Franco Modiglini

Teori konsumsi Milton Friedmen terkenal dengan teori konsumsi hipotesis pendapatan permanen (Permanent Income Hypothesis - PIH). Dalam pengertian yang lebih sederhana pendapatan permanen maksudnya adalah konsumsi yang relatif tetap yang dapat dipertahankan sepanjang hidup. Sejatinya Friedmen


(66)

memiliki pandangan bahwa pendapatan transitoris adalah pendapatan tidak tetap dan tidak dipastikan jumlah di masa yang akan datang.

Teori konsumsi dan Modigliani pada dasarnya dikembangkan oleh 3 orang yaitu Alberto Ando, Ricahrd Brumberg dan Franco Modigliani, akan tetapi yang mendapatkan penghargaan Nobel hanyalah Modigliani karena salah satu teori konsumsinya yang terkenal atau dikenal dengan nama “Hipotesis Daur Hidup” (Life Cycle Hypothesis) yang menyatakan bahwa konsumsi seseorang selain dari pendapatannya, juga tergantung pada kekayaan, hal mana kekayaan ini didapat dari penyisihan pendapatan yang tidak dikonsumsi, yaitu tabungan dan dari kekayaan warisan/turun-temurun. Tabungan ini bisa saja menjadi investasi sehingga menghasilkan aktiva misalnya tabungan mendapatkan bunga dan pengambilan tabungan untuk investasi.

2.3.3 Investasi

Pada dasarnya investasi didefinisikan sebagai semua pengeluaran pada barang-barang kapital rill. Akan tetapi, dalam bahasa sehari-hari investasi juga mencangkup pembelian aktiva. Secara umum pengeluaran investasi berkaitan dengan pengelolahan sember daya yang ada saat ini untuk diperoleh penggunaan atau manfaat pada saat yang akan datang. (Waluyo,2007:77)

Menurut Masbah Klasik (1980), investasi tetap bisnis oleh perusahaan menyesuaikan jumlah barang dan modal mereka terhadap tingkat yang diinginkan. Jika semakin besar output yang diharapkan maka jumlah barang modal yang diinginkan juga akan semakin besar, demikian juga sebaliknya.


(67)

2.3.4 Tabungan

Pengertian tabungan menurut Undang-undang pokok perbankan No. 10 tahun 1998, pasal 1 tabungan di definisikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

(www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1manjeman/201101005/bab2.pdf)

1. Kekayaan yang terkumpul

diakses tanggal 13/12/2015 16:22

Keynes dalam bukunya Kotler (2009) berpendapat bahwa pengeluaran untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan. Semakin tinggi pendapatan mengakibatkan semakin tinggi pola tingkat konsumsi tinggi pendapatan, semakin besar pula tabungan karena tabungan merupakan bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi.

2.3.4.1 Faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat tabungan

Sebagai akibat mendapatkan harta warisan/tabungan yang banyak akibat usaha dimasa lalu, maka seseorang berhasil memiliki kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu sudah tidak tertolong lagi untuk menabung lebih banyak. Maka lebih besar bagian dari pendapatan yang digunakan untuk konsumsi dimasa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang memperoleh warisan lebih bertekat untuk menabung yang lebih banyak dimasa yang akan datang.


(68)

2. Tingkat bunga

Tingkat bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan. Rumah tangga akan berbuat lebih banyak tabungan apabila tingkat bunga tinggi karena lebih banyak bunga yang akan diperoleh.

3. Sikap berhemat

Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja. Ada masyarakat yang tidak suka belanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan.

4. Keadaan perekonomian

Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran masyarakat berkecenderungan melakukan perbelanjaan yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan perekonomian yang lambat berkembangnya, tingkat pengangguran menunjukan tendensi meningkat, dan sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan pendapatan makin berhati-hati. (makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/teori-komsumsi-html) diakses tanggal 05/01/2016 22:17

2.3.5 Konsumsi

Menurut John Maynard Keynes (1990), jumlah konsumsi saat ini berhubungan langsung dengan pendapatannya. Hubungan antara disposable variabel tersebut dapat dijelaskan melalui fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi


(69)

Analisis teori konsumsi Keynes bila disimak dari fungsinya memiliki 2 macam sumber konsumsi yaitu konsumsi subsidi (konsumsi otonomi, manakalah tingkat pendaptan=0) dan konsumsi fungsional yaitu konsumsi yang berhubungan dengan tingkat pendapatan nasional.

Bila kita memiliki data bulanan atau tahunan yang berisikan besarnya pendapatan dan konsumsi, maka sebenarnya kita dapat mengetahui dan menyusun suatu fungsi konsumsi, baik dengan cara ekonometrika, atau menggunakan model matematika sederhana.

2.3.5.1 Faktor-faktor Penentu Tingkat Konsumsi

Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga:

a. Faktor-Faktor Ekonomi

b. Faktor-Faktor Domegrafi (Kependudukan) c. Faktor-Faktor Non-Ekonomi

a. Faktor-Faktor Ekonomi

1. Pendapatan Rumah Tangga (Household income)

Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi, biasanya makin baik tingkat pendapatan, tingkat konsumsi semakin tinggi. Karena tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar. Atau mungkin juga pola hidup makin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Contoh yang amat sederhana adalah jika pendapatan sang


(70)

ayah masih sangat rendah, biasanya beras yang dipilih untuk konsumsi juga kelas rendah/menengah.

2. Kekayaan Rumah Tangga (househoid Wealth)

Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah kekayaan rill (misalnya: rumah, tanah dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposibel. Misalnya bunga deposito yang diterima tiap bulan dan deviden yang diterima setiap tahun menambah pendapatan rumah tangga.

3. Jumlah Barang-barang Konsumsi Tahan Lama Dalam Masyarakat Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh jumlah barang-barang konsumsi tahan lama (consumers durables). Pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi biasa bersifat positif (menambah)ndan negative (mengurangi). Barang-barang tahan lama biasanya harganya mahal, yang untuk memperolehnya dibutuhkan waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka sebelumnya membeli harus banyak menabung.

b. Faktor-faktor Demograf

1. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun rata-rata perorang atau keluarga relatif rendah. Misalnya, walaupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah dari pada penduduk


(71)

Singapura, tetapi secara absoulet tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar dari pada penduduk Singapura. Sebab jumlah penduduk Indonesia lima puluh kali lipat penduduk Singapura. 2. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk satu Negara satu Negara dapat dilihat dari berapa klasifikasi diantaranya:

Usia (produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah, menengah, tinggi) dan wilayah tinggal (pedesaan atau perkotaan).

c. Faktor-faktor Non-Ekonomi

Faktor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dalam tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat. Tidak mengherankan bila ada rumah tangga yang mengeluarkan uang ratusan juta, bahkan miliaran rupiah, hanya untuk membeli rumah idaman. Dalam dunia nyata, sulit memilah-milah faktor apa mempengaruhi apa, sehingga menyebakan terjadinya perubahan/peningkatan konsumsi. Karena itu bisa terjadi dalam kelompok masyarakat yang berpendapat rendah yang memaksakan untuk membeli barang-barang dan jasa yang sebenarnyabtidak sesuai dengan kemampuannya.

(anindyaditakhoirina.wordpress.com/2011/04/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-tingkat-konsumsi) diakses tanggal 05/01/16 pukul 23:10


(72)

2.4 Rumah Tangga

2.4.1 Pengertian Rumah Tangga

Pendapat Keller (2009) dalam buku manajemen pemasaran “rumah tangga tradisional terdiri dari suami, istri, dan anak-anak (dan terkadang kakek-nenek). Rumah tangga juga dapat diartikan sebagai suatu perusahaan yang di pimpin oleh ayah dan bagian keuangan oleh ibu, anak-anak berperan sebagai pelaksana dari kebijakan yang di berikan oleh ayah dan ibu.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Rumah Tangga Biasa (Ordinary Household) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh berguna fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur. 2. Rumah Tangga Khusus (Special Household) adalah orang yang tinggal

di asrama, panti asuhan, lembaga permasyarakatan, atau rumah tahanan yang pengurusan sehari-harinya dikelolah oleh suatu yayasan atau lembaga serta sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih.

2.4.2 Jenis Komponen Perkiraan Kebutuhan Rumah Tangga

Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan manusia, meliputi: 1. Kesehatan, termasuk kondisi demografi

2. Makanan dan gizi 3. Kondisi pekerjaan 4. Situasi kesempatan kerja


(73)

6. Konsumsi dan tata hubungan 7. Pengangkutan

8. Perumahan, termasuk fasilitas-fasilitas rumah 9. Sandang

10. Rekreasi dan liburan 11. Jaminan sosial 12. Kebebasan manusia

(Maslow dalam buku Pengantar Bisnis Nickels Dkk 2009)

2.4.3 Peran dan Fungsi Rumah Tangga

Setia rumah tangga memiliki peran dan fungsi, tetap secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pemenuhan kebutuhan hidup, seperti bekerja untuk memenuhi pangan, sandang, dan papan. Kegiatan belajar untuk anak, penyediaan dan pemeliharaan pangan, sandang, papan serta kegiatan lain yang menyangkut kebutuhan rumah tangga.

2. Administrasi, yaitu kegiatan yang menyangkut catat-mencatat, kegiatan ini meliputi penyediaan dan pengaturan catatan keuangan, kartu dan surat-surat penting yang dibutuhkan untuk urusan anggota rumah tangga (kartu keluarga, surat nikah, ijazah, dan sebagainya)

3. Berhubungan dengan pihak luar dari rumah tangga, yaitu kegiatan bernegosiasi, kegiatan berhubungan antara keluarga dan kegiatan sosial lain nya. (Pohan Farida Elvina,2012:21)


(1)

10. Sahabat tercinta yang telahbersama mulai dari Martikulasi hingga sekarang yaitu Muliani Anggi Putri. Ditambah dengan kehadiran Dewi Anggreany Batubara, Nindya Wita, Linda Erika, Yuni Indriani Sinaga, Yeni Tania Nainggolan, dan Ayu Wulandari yang membuat suasana semangkin ramai. Terima kasih banyak buat kebersamaan selama ini, terima kasih banyak telah banyak membantu penulis selama 4 tahun ini. Semoga apa yang kita cita-citakan dapat tercapai dan semoga persahabatan kita untuk selamanya. 11. Kepada teman-teman seperjuangan Administrasi Bisnis Stambuk 2012

Kelas A terima kasih atas kebersamaan, bantuan, dan dukungannya. Kalian luar biasa, semoga kita sukses dimasa yang akan datang.

12. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang sudah banyak membantu penulis selama proses penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan datang.

Medan, Juni 2016


(2)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

2.1Rumusan Masalah ... 6

3.1Tujuan Penelitian ... 6

4.1Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORI 2.1Home Industry ... 8

2.1.1 Pengertian Home Industry ... 8

2.1.2 Karakteristik Home Industry ... 11

2.1.3 Jenis-Jenis Usaha ... 12

2.1.4 Landasan Hukum Usaha Kecil ... 13

2.1.5 Alasan Lain Pertumbuhan Home Industry ... 13

2.1.6 Tantangan-Tantangan Dalam Home Industry ... 15

2.2 Peningkatan ... 16

2.3 Pendapatan Rumah Tangga ... 16

2.3.1 Pengertian Pendapatan Rumah Tangga ... 16

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan ... 17

2.3.3 Investasi ... 18

2.3.4 Tabungan ... 18

2.3.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Tabungan 19

2.3.5 Konsumsi ... 20

2.3.5.1 Faktor-Faktor Penentu Tingkat Konsumen ... 21

2.4 Rumah Tangga ... 23


(3)

2.4.1 Pengertian Rumah Tangga ... 23

2.4.2 (12) Jenis Komponen Perkiraan Kebutuhan Rumah Tangga .. 24

2.4.3 Peran Dan Fungsi Rumah Tangga ... 25

2.5 Landasan Penelitian Terdahulu ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Bentuk Penelitian ... 29

3.2Lokasi Penelitian ... 29

3.3Informasi Penelitian ... 29

3.4Defenisi Konsep ... 31

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.6Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 37

4.1.1 Sejarah Umum Home Industry ... 37

4.1.2 Deskripsi Lokasi ... 38

4.2 Penyajian Data ... 43

4.2.1 Karakteristik Informan ... 43

4.2.2 Informasi Informan ... 44

4.3 Analisis Data ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA


(4)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1Struktur Home IndustryKue Bawang Bu Ani ... 40


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Macam-Macam Produk yang Dijual ... 38

Tabel 4.2 Jenis Kelamin Informan ... 43

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Informan ... 43

Tabel 4.4 Usia Informan ... 44


(6)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara dengan Pemilik Home Industri Kue BawangBu Ani Lampiran 2 Wawancara dengan Karyawan Home Industri Kue Bawang Bu Ani

Mbak Ria

Lampiran 3Wawancara dengan Karyawan Home Industri Kue Bawang Bu Ani Mbak Indah

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian