a PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber
daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayahregional. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi
yang besar, begitu juga sebaliknya. b
Pendapatan regional harga berlaku menunjukkan pendapat yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu wilayah.
c PDRB harga konstanrill dapat digunakan untuk menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.
d Distribusi PRDB harga berlaku menurut sektor menunjukkan
struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar
menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah. e
PDRB dan pendapatan regional perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB dan pendapatan regional per kepala atau
per satu orang penduduk. f
PDRB dan pendapatan regional perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi perkapita
penduduk suatu wilayah.
2.12.5 Pendapatan Perkapita
Bila pendapatan regional suatu daerah dalam satu tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang tinggal didaerah tersebut, maka
diperoleh angka pendapatan perkapita.
2.13 Klasifikasi Lapangan Usaha
Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahanagregasi dari seluruh NTB yang dihasilkan oleh setiap kegiatanlapangan usaha. Dalam perhitungan PDRB seluruh
lapangan usaha dikelompokkan menjadi Sembilan sektor ekonomi. Ini sesuai dengan
pembagian yang digunakan dalam perhitungan PDB ditingkat nasional. Hal ini juga memudahkan para analisis untuk membandingkan PDRB antara propinsi dengan
KabupatenKotamadya dan antara PDRB dengan PDB.
Dengan demikian dalam perhitungan PDRB, kegiatan ekonomilapangan usaha dirinci menjadi :
1 Pertanian
2 Pertambangan dan Penggalian
3 Industri pengolahan
4 Listrik, gas dan air bersih
5 Bangunan
6 Perdagangan Hotel dan restoran
7 Pengangkutan dan komunikasi
8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
9 Jasa-jasa
BAB 3
GAMBARAN UMUM KOTA PADANGSIDIMPUAN
3.1 Sejarah Singkat Padangsidimpuan
Kota Padangsidimpuan adalah salah satu kota termuda di Provinsi Sumatera utara. Melalui aspirasi masyarakat serta peraturan pemerintah Nomor 32 tahn 1982 dan
melalui Rekomendasi DPRD Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 15KPTS1992 dan Nomor 16KPTS1992 kota Administratif Padangsidimpuan di usulkan menjadi
Kotamadya daerah tingkat II, bersamaan dengan pengusulan pembentukan daerah tingkat II Mandailing Natal, Angkola Sipirok dan Kabupaten Padang Lawas. Setelah
dibentuknya Kabupaten Mandailing Natal, maka melalui :
1. Surat Bupati Tapanuli Selatan Nomor 13510782000 tanggal 30 Nopember
2000. 2.
Keputusan DPRD Tapanuli Selatan Nomor 01PIMP2001 tanggal 25 Januari 2001, serta
3. Surat Gubernur Suamtera Utara Nomor 13515952001 tanggal 5 Februari
2001.
Maka diusulkan pembentukan kota Padangsidimpuan yang menghasilkan diterbitkannya Undang-undang Nomor 4 tahun 2001 tentang pembentukan kota
Padangsidimpuan tanggal 17 Oktober tahun 2001 oleh Menteri Dalam Negeri, atas nama Presiden Republik Indonesia. Kemudian pada tanggal 9 Nopember 2001
diresmikan Padangsidimpuan menjadi Kota Oleh Gubernur Sumatera Utara dan Drs. Zulkarnain Nasution dilantik sebagai pejabat Walikota Padangsidimpuan.
3.2 Keadaan Geografis Padangsidimpuan.