17
3.3.2 Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Medanense
Laboratorium Penelitian Biologi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.3.3 Pengolahan tumbuhan
Rimpang kencur yang masih segar dibersihkan dari kotoran atau bahan asing lainnya kemudian dicuci dengan air bersih lalu ditiriskan dan ditimbang
sebagai berat basah. Lalu dirajang ± 1-4 mm dan dikeringkan dalam lemari
pengering hingga kering ditandai dengan rimpang mudah dipatahkan dan ditimbang sebagai berat kering. Irisan rimpang kencur kering diblender hingga
menjadi serbuk dan ditimbang sebagai berat serbuk simplisia. Lalu disimpan
dalam wadah plastik, diberi etiket dan disimpan ditempat kering.
3.4 Pemeriksaan karakteristik simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut dalam air,
penetapan kadar sari larut dalam etanol, penetapan kadar abu total, dan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam Ditjen POM, 1995.
3.4.1 Pemeriksaan makroskopik dan organoleptik
Pemeriksaan makroskopik dan organoleptik dilakukan dengan
mengamati bentuk, rasa, bau, dan warna dari simplisia rimpang kencur. 3.4.2 Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia rimpang kencur. Serbuk simplisia rimpang kencur diletakkan di atas kaca objek yang
Universitas Sumatera Utara
18 telah ditetesi dengan larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup,
selanjutnya diamati di bawah mikroskop.
3.4.3 Penetapan kadar air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung
penyambung dan tabung penerima 10 ml. Caranya: Sebanyak 200 ml toluena dan 2 ml air suling dimasukkan ke dalam
labu alas bulat, dipasang alat penampung dan pendingin, kemudian didestilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit,
kemudian volume air dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml WHO, 1992. Kemudian sebanyak 5 g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam
labu lalu dipanaskan selama 15 menit. Setelah toluen mendidih, kecepatan tetesan diatur 2 tetes untuk tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi,
kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi
dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan dingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca
dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung
dalam persen Ditjen POM, 1995.
3.4.4 Penetapan kadar sari larut dalam air
Sebanyak 5 g serbuk dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1000 ml dalam labu
Universitas Sumatera Utara
19 bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama kemudian dibiarkan
selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara. Sisa dipanaskan
dalam oven pada suhu 105ºC sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut di dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Ditjen
POM, 1995. 3.4.5 Penetapan kadar sari larut dalam etanol
Sebanyak 5 g serbuk simplisia dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 96 dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam
pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam dan disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata
yang telah ditara. Sisa dipanaskan dalam oven pada suhu 105ºC sampai diperoleh bobot konstan. Kadar sari yang larut di dalam air dihitung terhadap
bahan yang telah dikeringkan Ditjen POM, 1995.
3.4.6 Penetapan kadar abu total