25 Kelompok I
: Diberikan suspensi natrium diklofenak dosis 2,25 mgkg bb Kelompok II
: Diberikan suspensi EERK dosis 20 mgkg bb dan natrium diklofenak dosis 2,25 mgkg bb
Kelompok III : Diberikan suspensi EERK dosis 40 mgkg bb dan natrium
diklofenak dosis 2,25 mgkg bb Kelompok IV
: Diberikan suspensi EERK dosis 80 mgkg bb dan natrium diklofenak dosis 2,25 mgkg bb
3.9.1 Pemberian natrium diklofenak tanpa EERK pada hewan tikus
1. Sebelum digunakan tikus dipuasakan selama 14 jam.
2. Hewan uji diberikan larutan natrium diklofenak secara peroral
dengan menggunakan oral sonde dengan dosis 2,25 mgkg bb. 3.
Rambut pada ekor tikus dicukur terlebih dahulu. 4.
Masing-masing hewan uji diambil darahnya sebanyak 0,5 ml dari vena bagian ekor tikus secara venaseksi dengan spuit yang terisi
heparin dengan interval waktu 15 menit; 30 menit; 45 menit; 75 menit; 105 menit; 135 menit; 195 menit; 255 menit; 315 menit; 435
menit; 555 menit; 675 menit. Kemudian divorteks dan disentrifug. Hasil sentrifug ditambahkan TCA 20 sebanyak 1 ml lalu divorteks
dan disentrifug pada 3000 rpm selama 10 menit untuk memisahkan plasmanya dan diambil supernatan kemudian ukur absorbansi
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 276 nm.
Universitas Sumatera Utara
26
3.9.2 Pemberian natrium diklofenak dan EERK pada hewan tikus selama 7 hari berturut-turut
1.
Pada kelompok perlakuan masing-masing hewan diberi ekstrak
kencur dengan dosis 20 mgkg bb, 40 mgkg bb, 80 mgkg bb selama 7 hari berturut-turut secara peroral dengan menggunakan oral sonde.
2. Sebelum digunakan tikus dipuasakan selama 14 jam
3. Kemudian pada hari ke-7 setelah 4 jam pemberian ekstrak kencur
diberi larutan obat natrium diklofenak dosis 2,25 mgkg bb secara oral.
4. Selanjutnya dilakukan sama seperti sub point 2.9.1 nomor 3 dan 4.
3.10 Analisis Data
Data hasil penelitian ini dianalisis secara statistik menggunakan metode ANAVA analisis variansi dengan tingkat kepercayaan 95, dilanjutkan
dengan uji Duncan untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai pengaruh sama atau berbeda satu dengan yang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak
Berdasarkan identifikasi yang dilakukan di Herbarium Medanense Laboratorium Penelitian Biologi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara,
Medan identitas sampel tumbuhan yang diteliti adalah Kaempferia galanga L suku Zingiberaceae yang dikenal masyarakat dengan nama Kencur. Hasil
identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil pemeriksaan makroskopik dan organoleptik simplisia rimpang
kencur yaitu, bentuk pipih, memiliki bau khas aromatik, rasa pedas dan hangat, bagian luar berwarna coklat kemerahan, bagian dalam berwarna putih
kekuningan sampai kecoklatan, bagian tepi berombak dan berkeriput Hasil dapat dilihat pada lampiran 4.
Hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap serbuk simplisia tumbuhan rimpang kencur mempunyai warna putih kecoklatan sampai coklat dan terdapat
parenkim, parenkim yang berisi sel minyak, pembuluh kayu dengan penebalan spiral, terdapat periderm, periderm dengan parenkim, serta pembuluh kayu
dengan penebalan spiral, dan butir pati yang mempunyai bentuk bulat seperti telur. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Universitas Sumatera Utara