14 mediator farmakologik, maka akan terjadi perubahan, baik berupa peningkatan
maupun penurunan efeknya Aiache, 1993.
2.4.4 Ekskresi
Pengeluaran obat atau metabolitnya dari tubuh terutama dilakukan oleh ginjal melalui air seni disebut ekskresi. Lazimnya tiap obat diekskresi berupa
metabolitnya dan hanya sebagian kecil dalam keadaan asli yang utuh. Tapi adapula beberapa cara lain yaitu melalui kulit bersama keringat, paru-paru
melalui pernafasan dan melalui hati dengan empedu Tjay dan Rahardja, 2002.
2.5 Parameter Farmakokinetika
a. T maksimum tmaks yaitu waktu konsentrasi plasma mencapai puncak dapat disamakan dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi
obat maksimum setelah pemberian obat. Pada t
maks
absorpsi obat adalah terbesar, dan laju absorpsi obat sama dengan laju eliminasi obat. Absorpsi
masih berjalan setelah tmaks tercapai, tetapi pada laju yang lebih lambat. Harga t
maks
menjadi lebih kecil berarti sedikit waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi plasma puncak bila laju absorpsi obat menjadi lebih
cepat Shargel, 2005. b. Konsentrasi plasma puncak C
maks
menunjukkan konsentrasi obat maksimum dalam plasma setelah pemberian secara oral. Untuk beberapa
obat diperoleh suatu hubungan antara efek farmakologi suatu obat dan konsentrasi obat dalam plasma. Konsentrasi plasma puncak memberi suatu
petunjuk bahwa obat cukup diabsorpsi secara sistemik untuk memberi suatu suatu respon terapetik Shargel, 2005.
Universitas Sumatera Utara
15 c. Menurut Holford 1998, Volume Distribusi Vd adalah volume yang
didapatkan pada saat obat didistribusikan. Volume distribusi yang diperoleh mencerminkan suatu keseimbangan antara ikatan pada protein plasma yang
meningkatkan konsentrasi plasma dan membuat volume distribusi menjadi lebih kecil.
d. AUC Area Under Curve adalah permukaan di bawah kurva grafik yang menggambarkan naik turunnya kadar plasma sebagai fungsi dari waktu.
e. MRT merupakan waktu keberadaan obat dalam tubuh f. Tetapan Laju Eliminasi dan Waktu Paruh dalam Plasma
Waktu paruh dalam plasma adalah waktu dimana konsentrasi obat dalam darah plasma menurun hingga separuh dari nilai seharusnya.
g. Klirens Klirens suatu obat adalah faktor yang memprediksi laju eliminasi obat dari
tubuh tanpa mempermasalahkan mekanisme prosesnya Shargel, 2005.
Universitas Sumatera Utara
16
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan terhadap rimpang kencur Kaempferia
galangal L berdasarkan metode eksperimental dengan tahapan penelitian yaitu
penyiapan tumbuhan, pemeriksaan karakteristik simplisia, pemeriksaan skrining fitokimia simplisia, pembuatan ekstrak, pemberian obat kepada
hewan, pengambilan darah, pengukuran dengan spektrofotometer ultraviolet.
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat gelas laboratorium, blender National, lemari pengering, perkolator, oven, cawan penguap, Rotary
evaporator Heidolph VV-300, oral sonde, timbangan hewan GW-1500, pisau cukur, neraca analitik Mettler Toledo, tabung sentrifug, rak tabung, alat
vortex, alat sentrifuge Velocity 18R, spuit, labu tentukur, pipet tetes, spektrofotometer UV Shimadzu UV 1800, stamfer dan mortir, stopwatch.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades, natrium diklofenak PT. Dexa Medica, ekstrak kencur, natrium klorida E-
merck, etanol 96, trikloroacid, heparin, karboksi metil selulosa CMC.
3.3 Penyiapan Tumbuhan 3.3.1 Pengambilan tumbuhan
Pengambilan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang kencur yang masih segar yang diperoleh dari pasar pagi Tanjung Sari,
Medan, provinsi Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara