Teori Peran LANDASAN TEORI

10

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori Peran

Organisasi sebagai sebuah institusi sosial telah membentuk perspektif terhadap peran yang diterima oleh seorang individu. Teori peran role theory mengungkapkan bahwa peran adalah salah satu bagian yang dimainkan dalam keseluruhan struktur kelompok, merupakan perilaku khusus yang dikarakterkan seorang individu pada konteks sosial tertentu Baron dan Greenberg, 1993 dalam Ardiansah dan Mas’ud, 2004. Peran ini merupakan elemen utama dari struktur kelompok yang menjelaskan bagian yang dimainkan dalam interaksi dengan anggota kelompok yang lain. Peran yang diterima individu sangat ditentukan oleh posisi individu dalam organisasi. Hal tersebut memunculkan sebuah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang melakukan peran dalam konteks sosial, yang disebut peran yang diharapkan role expectation Baron dan Greenberg, 1993 dalam Ardiansah dan Mas’ud, 2004. Teori peran menekankan sifat individual sebagai pelaku sosial yang mempelajari perilaku sesuai dengan posisi yang ditempatinya di lingkungan kerja dan masyarakat Khan, 1964 dalam Murtiasri dan Ghozali, 2006. Kantz dan Khan 1978 dalam Murtiasri dan Ghozali 2006 menyatakan bahwa individu akan mengalami konflik dalam dirinya apabila terdapat dua 11 tekanan atau lebih yang terjadi secara bersamaan yang ditujukan pada diri seseorang. Tekanan peran dalam pekerjaan role stress menunjukkan seberapa luas ekspektasi serangkaian peran anggota organisasi menghadapi situasi yang mengandung tiga dimensi, yaitu ketidakjelasan peran ambiguity, ketidaksesuaian peran sehingga antar peran bertentangan satu sama lainnya conflict dan beratnya tekanan dalam pekerjaan overload Woelf Snoek, 1962 dalam Rahayu, 2002. Teori peran menyatakan bahwa individu yang berhadapan dengan tingkat konflik peran dan ketidakjelasan peran yang tinggi akan mengalami kecemasan, menjadi lebih tidak puas dan melakukan pekerjaan dengan kurang efektif dibanding dengan indivudu yang lain Rizzo dkk., 1970. Konsekuensi potensial adanya konflik peran dan ketidakjelasan peran yaitu menurunnya kepuasan kerja seseorang Khan dkk, 1964 dalam Rahayu, 2002. Kepuasan kerja merupakan jembatan bagi perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Komitmen organisasi merupakan peran yang diharapkan atas peran yang dilakukan oleh individu.

2.2 Komitmen Organisasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh komitmen organisasi dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja akutan publik dengan sikap perubahan sebagai variabel intervening : studi empiris pada kantor akuntan publik di dki jakarta

0 11 181

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Auditor pada KAP Wilayah Jawa Tengah).

0 0 8

PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta).

0 0 7

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AKUNTAN PUBLIK DENGAN TEKANAN PERAN DALAM Pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja akuntan publik dengan tekanan peran dalam pekerjaan sebagai variabel moderating (survei pada kap di suraka

0 0 16

PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey Pada Kantor Akuntan Publik Di Surakarta Dan Yogyakarta).

0 2 12

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Karesidenan Surakarta dan Yogyakarta).

0 1 6

Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik dengan ROle Stress sebagai Variabel Moderating (survey pada Kantor Akuntan Publik Drs. Bambang Budi Tresno).

0 1 25

(ABSTRAK) PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang).

0 0 2

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.

0 3 160

(ABSTRAK) PENGARUH ROLE STRESSOR TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI JAWA TENGAH.

0 0 1