11
tekanan atau lebih yang terjadi secara bersamaan yang ditujukan pada diri seseorang.
Tekanan peran dalam pekerjaan role stress menunjukkan seberapa luas ekspektasi serangkaian peran anggota organisasi menghadapi situasi yang
mengandung tiga dimensi, yaitu ketidakjelasan peran ambiguity, ketidaksesuaian peran sehingga antar peran bertentangan satu sama lainnya
conflict dan beratnya tekanan dalam pekerjaan overload Woelf Snoek, 1962 dalam Rahayu, 2002.
Teori peran menyatakan bahwa individu yang berhadapan dengan tingkat konflik peran dan ketidakjelasan peran yang tinggi akan mengalami
kecemasan, menjadi lebih tidak puas dan melakukan pekerjaan dengan kurang efektif dibanding dengan indivudu yang lain Rizzo dkk., 1970.
Konsekuensi potensial adanya konflik peran dan ketidakjelasan peran yaitu menurunnya kepuasan kerja seseorang Khan dkk, 1964 dalam Rahayu,
2002. Kepuasan kerja merupakan jembatan bagi perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Komitmen organisasi merupakan peran yang
diharapkan atas peran yang dilakukan oleh individu.
2.2 Komitmen Organisasi
Komitmen dipandang sebagai sesuatu orientasi nilai terhadap organisasi yang menunjukkan individu sangat memikirkan dan mengutamakan
pekerjaan dan organisasinya. Individu akan berusaha memberikan segala
12
usaha yang dimilikinya dalam rangka membantu organisasi mencapai tujuannya Armansyah, 2002.
Menurut Luthan 1995 dalam Armansyah 2002 menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah :
1 Suatu keinginan yang kuat untuk menjadi anggota dari organisasi
tertentu. 2
Keinginan menuju level keahlian tinggi atas nama organisasi. 3
Suatu kepercayaan tertentu di dalam, dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Mowday et. al. 1982 dalam Armansyah 2002 mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam
mengidentifikasikan keterlibatan dirinya ke dalam organisasi. Hal ini ditandai dengan tiga hal, yaitu :
1 Penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
2 Kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh
atas nama organisasi. 3
Keinginan untuk mempertahankan keanggotaannya di dalam organisasi menjadi bagian dari organisasi.
Allen dan Meyer 1990 mengajukan tiga bentuk komitmen organisasi, yaitu:
1 Komitmen afektif, yaitu keterikatan emosional, identifikasi dan
keterlibatan dalam suatu organisasi. Dalam hal ini individu menetap dalam suatu organisasi karena keinginannya sendiri.
13
2 Komitmen kontinyu, yaitu komitmen individu yang didasarkan
pada pertimbangan tentang apa yang harus dikorbankan bila akan meninggalkan organisasi. Dalam hal ini individu memutuskan menetap
pada suatu organisasi karena menganggapnya sebagai suatu pemenuhan kebutuhan.
3 Komitmen normatif, yaitu keyakinan individu tentang
tanggungjawab terhadap organisasi. Individu tetap tinggal pada suatu organisasi karena merasa wajib untuk loyal pada organisasi tersebut.
Bawahan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasinya akan berfikir positif untuk memihak pada organisasinya, karena bawahan yang
mempunyai komitmen yang tinggi menginginkan tujuan organisasi berjalan sesuai dengan yang direncanakan Lowe Shaw, 1968; Nouri, 1994;
Hernawati, 2005.
2.3 Kepuasan Kerja