mengalami kerusakan memiliki respon yang lebih tinggi terhadap energi ultrasound dibandingkan dengan jaringan yang normal Draper Pretince, 2005.
2.3.4. Dosis Pemberian Ultrasound
Dosis merupakan hasil perkalian antara intensitas dan lamanya terapi. Dalam menentukan dosis terapi dengan menggunakan
ultra sound harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya memilih frekuensi yang berbeda,
memilih gelombong kontinyu atau terputus-putus, pilihan arus gelombang disesuaikan dengan efek terapi yang ingin dicapai Pusdiknakes, 1993.
Gelombang terputus-putus akan memberikan dosis yang rendah. Bila menginginkan efek panas terapis dapat memilih gelombang kontinyu. Jaringan
mana yang akan diterapi serta bagaimana aktualitas kondisinya. Prinsip menggunakan terapi
ultra sound tidak boleh terjadi rasa sakit di jaringan Speed, 2001.
2.3.5. Indikasi dan Kontraindikasi Ultrasound
Indikasi pemberian ultrasound dibedakan berdasarkan efek yang
diinginkan. Indikasi untuk pemberian continuous ultrasound adalah ketika efek
utama yang diinginkan adalah peningkatan temperatur jaringan seperti pada beberapa kondisi seperti adanya jaringan parut, kontraktur sendi, inflamasi kronis,
spasme otot, nyeri, meningkatkan ekstensibilitas kolagen, regenerasi jaringan, tendonitis kronis, epicondylitis, phantom pain, dan lain-lain Sedangkan pada
pulsed ultrasound baik dipakai pada kondisi cidera akut, inflamasi akut dan sub akut, dan aktualitas nyeri yang tinggi Allen, 2006.
Kontraindikasi pemberian ultrasound adalah paparan langsung kepada
daerah malignan, pada kehamilan, adanya implan plastik, daerah yang mengalami
hemmorhagic, daerah yang mengalami ischemic, daerah yang mengalami infeksi, adanya pace-maker, pada daerah
ephyphysial plate, thrombotic, pada daerah mata, gonad, dan medulla spinalis pasca laminectomy, dan total joint replacement.
Allen, 2006.
2.3.6 Ultrasound untuk Osteoarthritis Lutut
Pemberian modalitas Ultrasound banyak memberikan manfaat dalam terapi pada pasien dengan osteoarthritis. Pengaruh mekanik, pengaruh thermal dan
pengaruh biologis yang dipilih dapat menurunkan nyeri pada pasien osteoarthritis Suja, 2014. Sebuah penelitian yang dilakukan di Mexico menyebutkan adanya
pengaruh penurunan nyeri dan peningkatan fungsional pasien osteoarthritis lutut grade 2 menurut Kellgren and Lawrence setelah pemberian ultrasound Sanchez
et al., 2009. Penelitian yang dilakukan oleh Levent Ozqonene, Ebru Ayketin dan Gulis
Durmusoqlu tentang “A Double Blind Trial of Clinical Effect of Therapeutic
Ultrasound in Knee Osteoarthritis ” untuk menentukan efektivitas US pada
osteoarthritis lutut. meningkatkan fungsi fisik dan memperbaiki tulang rawan pada penderita osteoarthritis lutut. Hasil penelitian menunjukan bahwa US adalah
modalitas yang aman dan efektif dalam menghilangkan rasa sakit dan peningkatan fungsi pada pasien osteoarthritis lutut. Hal tersebut dikarenakan US
memanfaatkan energi mekanik yang dirubah menjadi bentuk gelombang suara melalui kristal yang menghasilkan efek piezoelektrik sehingga menyebabkan
pemanasan pada jaringan yang lebih dalam sehingga efek thermal yang dihasilkan dapat menimbulkan efek fisiologis seperti peningkatan aliran darah, peningkatan
metabolisme jaringan, perubahan aktivasi neuromuskuler yang menyebabkan relaksasi otot dan penurunan nyeri Ozqonene et al., 2009.
Beberapa uji klinis kualitas tinggi mengemukakan keuntungan –
keuntungan dari penggunaan ultrasound dalam rehabilitasi Iversen, 2012. Pemberian ultrasound sebagai modalitas standard yang diberikan pada pasien
osteoarthritis banyak dilakukan di klinik fisioterapi di Bali terutama di Daerah Badung merupakan hal yang biasa menimbang manfaat pemberian US yang dapat
membantu menurunkan nyeri pada pasien osteoarthritis dengan efek yang dimiliki.
2.4. Closed Kinematic Chain Exercise