1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik BPS di Indonesia terjadi peningkatan UHH Umur Harapan Hidup setiap tahunnya dimana pada tahun
2000, UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun, angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 menjadi 69,5 tahun. Peningkatan
UHH ini menunjukkan peningkatan populasi lanjut usia lansia, menurunnya angka kematian serta meningkatnya jumlah angka kesakitan karena penyakit
degeneratif Kemenkes, 2013. Lanjut usia atau lansia adalah individu yang mengalami proses penuaan
secara terus- menerus yang mengakibatkan turunnya daya tahan fisik sehingga rentan mengalami gangguan fungsi tubuh dan rentan terserang penyakit
degeneratif yang dapat menyebabkan disabilitas bahkan kematian. Menurut Center for Disease Control and Prevention, osteoarthritis merupakan salah satu
penyakit degeneratif yang menjadi penyebab utama terjadinya disabilitas pada usia lanjut Rekomendasi IRA, 2014.
Kerentanan terjadinya osteoarthritis bisa meningkat dikarenakan oleh faktor genetik riwayat keluarga positif meningkatkan resiko, umur, etnis, diet, dan jenis
kelamin Felson, 2004 serta adanya ketidaknormalan gerak sendi, varus atau
valgus deformity, kelemahan otot atau adanya perubahan dalam struktur dari sendi seperti kerusakan meniscus atau ruptur ligamen yang memudahkan progresivitas
dari osteoarthritis Felson, 2006.
Osteoarthritis bisa menyerang berbagai sendi yang menopang berat tubuh seperti tangan, pinggul dan lutut, namun osteoarthritis
lutut merupakan penyakit sendi yang paling umum terjadi di dunia. Seseorang dengan osteoarthritis lutut
mengalami nyeri lutut, kekakukan sendi, penurunan proprioseptif dan penurunan kekuatan otot. Keluhan utama pada pasien osteoarthritis lutut ialah adanya nyeri.
Nyeri yang berhubungan dengan osteoarthritis lutut ini menyebabkan penurunan kekuatan otot quadriceps femoris sebesar 15 - 20 Rice
et al., 2011. Penurunan kekuatan otot quadriceps femoris akan memperburuk nyeri awal yang
dirasakan pasien Brandt, 2003. Penatalaksanaan osteoarthritis ditujukan pada pengendalian menghilangkan
nyeri, memperbaiki gerak dan fungsi sendi serta meningkatkan kualitas hidup Felson, 2003. Pada kasus osteoarthritis, penatalaksanaan yang diberikan dapat
berupa penatalaksanaan secara non farmakologi dan farmakologi Rekomendasi
IRA, 2014. Pengobatan farmakologis memberikan hasil yang cepat namun
memiliki efek samping. Untuk mengurangi efek tersebut maka dapat diberikan penatalaksanaan nonfarmakologis berupa intervensi fisioterapi yaitu modalitas
dan terapi latihan. Modalitas fisioterapi standar yang dapat diberikan pada pasien osteoarthritis lutut ialah ultrasound Petrella,2001. Pengaruh mekanik maupun
pengaruh thermal dapat memberikan dampak fisiologis yang dapat menurunkan nyeri pada pasien osteoarthritis Suja, 2014. Sebuah penelitian yang dilakukan di
Mexico menyebutkan adanya pengaruh penurunan nyeri dan peningkatan fungsional pasien osteoarthritis lutut grade 2 menurut Kellgren and Lawrence
setelah pemberian ultrasound Sanchez et al., 2009.
Terapi latihan yang dapat diberikan pada pasien osteoarthritis lutut adalah jenis-jenis latihan yang ditujukan untuk meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan
otot-otot disekitar lutut salah satunya resistance exercise baik secara closed
kinematic chain maupun open kinematic chain Bennell Hinman, 2011. Pada studi yang dilakukan di Inggris diperoleh hasil bahwa pemberian latihan pada
ekstremitas bawah pasien osteoarthritis sangat efektif untuk menurunkan nyeri, meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas daripada pasien yang tidak mendapatkan
latihan Olalekan et al., 2013.
Closed kinematic chain exercise merupakan suatu metode penerapan resistance exercise dimana dalam pemberian latihan, pasien berada pada posisi
menumpu berat badan dan tungkai kontak langsung dengan permukaan dasar Kinandana, 2015.
Open kinematic chain exercise adalah suatu latihan gerak aktif yang melibatkan satu otot dan sendi saja
single joint dan tanpa disertai pergerakan pada segmen proksimalnya Branden, 2005.
Penelitian yang dilakukan oleh Sadhana Verma di India dan penelitian yang dilakukan di poliklinik RSUD Kota Mataram tahun 2014 menunjukkan bahwa
pemberian closed kinematic chain exercise lebih baik daripada open kinematic
chain exercise pada pasien dengan osteoarthritis dimana dalam meningkatkan fungsional daripada
open kinematic chain exercise dikarenakan closed kinematic chain exercise melibatkan kegiatan dengan keadaan menumpu berat badan
Verma, 2012. Penelitian yang dilakukan di daerah Badung pada tahun 2015 menunjukkan
bahwa pemberian closed kinematic chain exercise sama baik dengan open
kinematic chain exercise dalam menurunkan nyeri. Dengan adanya perbedaan
hasil penelitian ini peneliti memilih untuk membandingkan kedua jenis latihan tersebut untuk mengetahui pengaruh latihan tersebut dalam menurunkan nyeri
pada pasien osteoarthritis lutut di Daerah Badung. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat sebuah tulisan ilmiah dengan
judul “Intervensi Ultrasound dan Closed Kinematic Chain Lebih Efektif daripada Intervensi
Ultrasound dan Open Kinematic Chain Exercise dalam Menurunkan Nyeri pada Pasien Osteoarthritis Lutut dengan Skor Nyeri 8-20 di daerah
Badung ”.
1.2. Rumusan Masalah