Patogenesis Osteoarthritis Osteoarthritis Lutut

Tabel 2.1 Kategori Indeks Masa Tubuh IMT IMT KATEGORI 18,5 Berat badan kurang 18,5 – 22,9 Berat badan normal ≥ 23,0 Kelebihan berat badan 23,0 – 24,9 Berisiko menjadi obes 25,0 – 29,9 Obes I ≥ 30,0 Obes II Sumber : Centre for Obesity Research and Education 2007 Berat badan kurus kelihatannya tidak mempunyai perbedaan risiko dengan berat badan normal dengan sedangkan berat badan obes mempunyai resiko yang lebih besar dibandingkan dengan berat badan normal untuk mengalami osteoarthritis. Osteoarthritis bukanlah jenis penyakit yang muncul seketika. Prosesnya melalui beberapa tahap dan bila sudah terkena biasanya menjadi kronis. Radang sendi bisa bermula dari tubuh yang kegemukan. Berat badan yang berlebih memberikan beban yang besar pada tulang sehingga mempengaruhi kesehatan sendi Nainggolan, 2009.

2.1.4. Patogenesis Osteoarthritis

Faktor patogenesis dapat dikelompokkan menjadi 1 kerusakan kartilago misalnya dalam penyakit deposisi kristal, 2 kerusakan tulang subchondral misalnya pada penyakit Paget’s, dan 3 kerusakan akibat pembebanan misalnya permukaan sendi yang tidak teratur setelah fraktur intra-artikular. Proses penyakit terdiri dari degradasi kartilago, pembentukan tulang baru dan synovitis kronis Shamley Louis, 2005. 1. Degradasi Kartilago dan Sinovitis Secara normal, perusakan dan perbaikan jaringan kartilago articular terjadi secara seimbang yang dikontrol oleh Sitokin perusakan dan Growth Factor perbaikan. Namun, pada osteoarthritis lutut, lebih terjadi dominasi pada proses kerusakan kartilago. Proses degradasi kartilago pada osteoarthritis dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu: I degradasi proteolitik pada matrix kartilago, II Fibrilasi pada permukaan kartilago, III Chronic Synovitis Shamley Louis, 2005. 2. Pembentukan Tulang Periartikular Pada osteoarthritis ¸ terjadi pembentukan tulang baru dalam bentuk subchondral sclerosis serta pembentuk osteophyte. Subchondral sclerosis terbentuk saat kartilago sendi mengalami kerusakan dan menghilangnya kemampuan peredam gaya . Menghilangnya kemampuan meredam gaya tersebut, menyebabkan gaya pembebanan akan ditransmisikan langsung menuju tulang dan hal tersebut menstimulasi pembentukan tulang baru. Hal ini menjelasakan terhadap fenomena penebalan trabeculae dan peningkatan densitas tulang dibawah permukaan tulang pada titik dimana terjadinya pembebanan maksimal. Shamley Louis, 2005. Substansi kimia seperti Growth Factor yang dihasilkan oleh synovium juga memiliki andil dalam stimulasi pembentukan tulang baru. Tulang pada pasien dengan osteoarthritis lutut memilki kadar growth factor IGF-1, IGF-2, dan TGF- β yang lebih tinggi daripada sendi yang tidak mengalami peradangan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan osteoarthritis, terutama pada hypertrophic osteoarthritis cenderung memiliki densitas tulang yang baik dan mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dibandingkan orang yang normal Shamley Louis, 2005. 3. Sinovitis Kronis Synovial Phagocyte meliputi partikel-partikel yang berasal dari degradasi kartilago, melepasakan enzim degradatif yang memicu chronic synovitis. Synovitis diasosiasikan dengan meningkatnya produksi cytokine, kerusakan kartilago lebih lanjut, dan menyebabkan lebih banyak synovitis, yang disebut dengan cycle of destruction. Synovitis menyebabkan penebalan dan fibrosis pada kapsul sendi yang mana dapat menghasilkan deformitas sendi Shamley Louis, 2005.

2.1.5. Gambaran Klinis Osteoarthritis

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN ISOMETRIK PADA INTERVENSI ULTRASOUND TERHADAP PENINGKATAN Pengaruh Penambahan Latihan Isometrik Pada Intervensi Ultrasound Terhadap Peningkatan Aktifitas Fungsional Pada Pasien Osteoarthritis Lutut.

0 4 15

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN ISOMETRIK PADA INTERVENSI ULTRASOUND TERHADAP PENINGKATAN Pengaruh Penambahan Latihan Isometrik Pada Intervensi Ultrasound Terhadap Peningkatan Aktifitas Fungsional Pada Pasien Osteoarthritis Lutut.

0 5 16

PERBEDAAN PENAMBAHAN QUADRICEPS EXERCISE PADA TERAPI Perbedaan Penambahan Quadriceps Exercise Pada Terapi Micro Wave Diathermy Dan Ultrasound Terhadap Nyeri Lutut Osteoarthritis.

0 2 16

SKRIPSI PERBEDAAN PENAMBAHAN QUADRICEPS Perbedaan Penambahan Quadriceps Exercise Pada Terapi Micro Wave Diathermy Dan Ultrasound Terhadap Nyeri Lutut Osteoarthritis.

0 3 17

PENDAHULUAN Perbedaan Penambahan Quadriceps Exercise Pada Terapi Micro Wave Diathermy Dan Ultrasound Terhadap Nyeri Lutut Osteoarthritis.

0 2 5

APLIKASI PILATES EXERCISE DAN ULTRASOUND LEBIH BAIK DALAM MENURUNKAN NYERI FUNSIONAL DI BANDINGKAN MCKENZIE EXERCISE DAN ULTRASOUND PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK DI KLINIK MITRA USADHA DENPASAR.

0 0 11

Latihan Metode Satu Repetisi Maksimum Lebih Efektif Daripada Hold Relax Pada Intervensi Ultrasoud (Us) Dan Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (Tens) Dalam Menurunkan Nyeri Osteoarthritis Genu.

0 0 15

Penambahan Auto Static Stretching Hamstring Pada Intervensi Ultrasound, Tens Dan Isometric Quadricep Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Osteoarthritis Lutut Grade 3.

0 0 1

PERBEDAAN INTERVENSI MULLIGAN MOBILIZATION WITH MOVEMENT DAN ULTRASOUND DENGAN SEMI SQUAT EXERCISE DAN ULTRASOUND TERHADAP FUNGSIONAL LUTUT KASUS CHONDROMALACIA PATELLA Dinda Hanifah dindahanifah.dh1gmail.com

0 0 11

PERBEDAAN PENGARUH MODIFIED HOLD RELAXED PADA INTERVENSI ULTRASOUND DAN LATIHAN OTOT LUTUT TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OSTEOARTRITIS LUTUT NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH MODIFIED HOLD RELAXED PADA INTERVENSI ULTRASOUND DAN LATIHAN OTOT LUTUT TERH

0 0 14