Siklus II Deskripsi Penelitian

78 mampu memenuhi kriteria indikator keberhasilan sebesar 80. Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus pertama, peneliti mengalami beberapa kendala di antaranya adalah: a Permainan sepak bol a belum sering dilakukan anak-anak sehingga dalam bermain sepak bola kurang optimal karena sebelum tindakan dalam menstimulasi motorik kasar tidak menggunakan metode permainan. b Kurang adanya pemanasan yang cukup sehingga anak lebih cepat merasa capek karena pemanasan yang dilakukan hanya berlari kelilina lapangan 1 kali. c Anak-anak kurang faham tentang aturan bermain sepak bola. Hal tersebut terlihat dari masih banya ana menghentikan bola di dalam lapangan memakai tangan.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Berpijak pada refleksi di Siklus I, peneliti memperbaiki rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya peneliti melakukan kegiatan- kegiatan lain pada tahap perencanaan perbaikan terhadap beberapa masalah yang ada pada saat pelaksanaan Siklus I, perbaikan dilakukan dengan cara antara lain: a Mengajak anak untuk melihat film kartun bermain sepak bola satu hari sebelum melaksanakan sepak bola. b Melakukan pemanasan senam ringan sebelum bermain sepak bola. Menjelaskan bahwa ketika bermain sepak bola yang boleh menggonakan tangan di dalam lapangan adalah kiper 79 Setelah peneliti merancang metode yang akan dilaksanakan kemudian peneliti mlakuan langkah berikut: b. Menyusun Rencana Kegiatan Harian RKH Rencana pembelajaran disusun oleh peneliti dan dibantu oleh teman sejawat dalam Rencana Kegiatan Harian RKH. Berdasarkan kesepakatan dengan teman sejawat, penelitian dilakukan pada kegiatan awal dengan kegiatan fisik motorik berlari keliling lapangan badminton dan senam ringan untuk pemanasan. c. Menyiapkan media dan sumber belajar yang dibutuhkan dalam pembelajaran. d. Menyiapkan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan selama penelitian berlangsung. Penilaian anak didasarkan dengan skor, yaitu skor 4 untuk anak yang berkembang sangat baik,, skor 3 untuk anak yang berkembang sesuai harapan, skor 2 yang mulai berkembang, dan skor 1 untuk anak yang belum mau atau anak tidak mau melaksanakan egiatan bermain sepak bola.

b. Tindakan dan Pengamatan

1 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan ke 1 Pelaksanaan tindakan Siklus II sebanyak tiga kali pertemuan dengan Tema binatang Tub tema macam-macam binatang. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 15 Oktober 2015. Pengamatan saat proses berlangsung dibagi menjadi 4 bagian, yaitu kegiatan pra bermain, kegiatan bermain, dan kegiatan penutup, dan pencatatan hasil observasi. 80 a Kegiatan Pra Bermain Pada kegiatan pra bermain peneliti menyiapkan tempat untuk bermain sepak bola, menyiapkan bola dan membuat garis untuk bermain sepak bola di lapangan voli. Sebelum mulai bermain, anak diajak untuk melakukan pemanasan secara sederhana dahulu. Kemudian peneliti menjelaskan peraturan bermain sepak bola yang akan dilakukan, guru sebelumnya juga memberikan contoh bermain sepak bola kepada anak. Peneliti membagi anak dalam 2 kelompok. Satu kelompok terdiri dari 10 anak. Peneliti juga menunjuk anak yang menjadi pemimpin kelompok dan kiper. Selain itu peneliti juga menentukan sisi lapangan mana yang menjadi tempat pertahanan kelompok masing-masing. Untuk menentukan kelompok pemegang bola pertama dilakukan dengan cara “lempar koin”. Pemimpin kelompok memilih sisi koin mana tanda kelomponya. Sisi koin yang muncul ketika dilempar menjadi kelompok pertama pemegang bola. b Kegiatan Bermain Pada kegiatan bermain, guru mengamati jalannya permainan anak dalam melakukan permainan sepak bola . Guru memberikan motivasi pada anak agar semua anak dapat mengikuti permainan sepak bola, memberi aba-aba, menjadi wasit, dan mencatat nilai yang telah diperoleh oleh setiap anak. Bermain sepak bola dilakukan dengan cara setiap kelompok berusaha memegang bola. Bagi kelompok yang memegang bola berusaha agar bola tersebut tidak terebut. Kelompok yang tidak memegang bola berusaha untuk merebut bola. Kiper bertugas menjaga gawang agar tidak kemasuan bola. 81 Kegiatan bermain sepak bola dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 babak. Setiap babak dilaksanakan dalam waktu 10 menit. Ketika babak pertama sudah selesai kandang masing-masing kelompok dibalik. c Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilakukan dengan pendinginan agar anak menjadi rileks setelah melakukan kegiatan bermain sepak bola. Anak diajak duduk melingkar sambil meluruskan kaki dengan menyanyikan lagu sluku-sluku batok sambil Tanya jawab tentang kegiata bermain sepak bola yang dilaksanakan. d Pencatatan Hasil Observasi Bersamaan dengan tahap tindakan, observer melakukan observasi atau pengamatan. Kegiatan observasi, dilakukan untuk mengamati kemampuan motorik kasar anak dalam bermain sepak bola. Observasi pada Siklus II pertemuan ke 1 dilakukan secara kolaborasi dengan teman sejawat. Kegiatan yang diamati meliputi seluruh aspek yang ada pada instrumen penelitian. Aspek tersebut meliputi: berlari, melompat dan meloncat, menendang bola, menggiring bola, melempar bola ke dalam, dan menghentikan bola. Hasil penelitian pada Siklus II pertemuan ke 1 menunjukkan adanya peningkatan kemampuan motorik anak dalam aspek yang ada dalam instrumen penelitian. 82 Jika disajikan dalam tabel maka hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 17. Persentase Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Bermain Sepak Bola pada Siklus II pertemuan 1. No Skor Kriteria Koordinasi Kecepatan Kekuatan Jumlah Anak Persentase Jumlah Anak Prosentase Jumlah Anak Prosentase 1 4 BSB 4 20 4 20 3 15 2 3 BSH 7 35 7 35 10 50 3 2 MB 7 35 7 35 5 25 4 1 BB 2 10 2 10 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Tabel lanjutan Persentase Persentase Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Bermain Sepak Bola pada Siklus II Pertemuan 1. No Skor Kriteria Kelincahan Keseimbangan Melompat dan Meloncat Keseimbangan Menghentikan Bola Jumlah Anak Persentase Jumlah Anak Prosentase Jumlah Anak Prosentase 1 4 BSB 3 15 3 15 4 20 2 3 BSH 8 40 8 40 8 40 3 2 MB 7 35 5 25 6 30 4 1 BB 2 10 2 10 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Berdasarkan tabel hasil observasi di atas dapat dilihat bahwa terdapat sedikit peningkatan dalam kemampuan motorik kasar anak. Untuk unsur koordinasi dalam melempar bola yang berkembang sangat baik berjumlah 3 anak 15. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 8 anak 40. Anak yang mulai berkembang berjumlah 6 anak 30. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. Unsur kekuatan dalam berlari cepat dan seimbang dalam bermain sepak bola, anak yang berkembang sangat baik berjumlah 4 anak 20. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 7 anak 35, anak yang mulai 83 berkembang berjumlah 10 anak 35. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. Untuk unsur kekuatan dalam menendang bola yang berkembang sangat baik berjumlah 3 anak 15. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 10 anak 50. Anak yang mulai berkembang berjumlah 5 anak 25. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. Untuk unsur kelincahan anak dalam menggiring bola, anak berkembang sangat baik berjumlah 3 anak 15. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 8 anak 40. Anak yang mulai berkembang berjumlah 7 anak 35. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. Untuk unsur keseimbangan anak dalam melompat dan meloncat anak berkembang sangat baik berjumlah 3 anak 15. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 8 anak 40. Anak yang mulai berkembang berjumlah 5 anak 25. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10 Untuk unsur keseimbangan anak dalam menangkap bola, anak Untuk kemampuan menghentikan bola, anak berkembang sangat baik berjumlah 3 anak 15. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 8 anak 40. Anak yang mulai berkembang berjumlah 6 anak 30. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. 2 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan ke 2 Pelaksanaan tindakan Siklus II sebanyak tiga kali pertemuan dengan Tema binatang Tub tema macam-macam binatang. Pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 16 Oktober 2015. Pengamatan saat proses berlangsung dibagi 84 menjadi 4 bagian, yaitu kegiatan pra bermain, kegiatan bermain, dan kegiatan penutup, pencatatan hasil observasi. a Kegiatan Pra Bermain Pada kegiatan pra bermain peneliti menyiapkan tempat untuk bermain sepak bola, peneliti menyiapkan bola dan membuat garis untuk bermain sepak bola di lapangan voli. Sebelum mulai bermain, anak diajak untuk melakukan pemanasan secara sederhana dahulu. Kemudian peneliti menjelaskan peraturan bermain sepak bola yang akan dilakukan, peneliti sebelumnya juga memberikan contoh bermain sepak bola kepada anak. Peniiti membagi anak dalam 2 kelompok. Satu kelompok terdiri dari 10 anak. Peneliti juga menunjuk anak yang menjadi pemimpin kelompok dan kiper. Selain itu peneliti juga menentukan sisi lapangan mana yang menjadi tempat pertahanan kelompok masing-masing. Untuk menentukan kelompok pemegang bola pertama dilakukan dengan cara “lempar koin”. Pemimpin kelompok memilih sisi koin mana tanda kelomponya. Sisi koin yang muncul ketika dilempar menjadi kelompok pertama pemegang bola. b Kegiatan Bermain Pada kegiatan bermain, guru mengamati jalannya permainan anak dalam melakukan permainan sepak bola . Guru memberikan motivasi pada anak agar semua anak dapat mengikuti permainan sepak bola, memberi aba-aba, menjadi wasit, dan mencatat nilai yang telah diperoleh oleh setiap anak. Bermain sepak bola dilakukan dengan cara setiap kelompok berusaha memegang bola. Bagi kelompok yang memegang bola berusaha agar bola 85 tersebut tidak terebut. Kelompok yang tidak memegang bola berusaha untuk merebut bola. Kiper bertugas menjaga gawang agar tidak kemasuan bola. Kegiatan bermain sepak bola dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 babak. Setiap babak dilaksanakan dalam waktu 10 menit. Ketika babak pertama sudah selesai kandang masing-masing kelompok dibalik. c Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilakukan dengan pendinginan agar anak menjadi rileks setelah melakukan kegiatan bermain sepak bola. Anak diajak duduk melingkar sambil meluruskan kaki dengan menyanyikan lagu sluku-sluku batok sambil Tanya jawab tentang kegiata bermai sepak bola yang dilaksanakan. d Hasil Observasi Bersamaan dengan tahap tindakan, observer melakukan observasi atau pengamatan. Kegiatan observasi, dilakukan untuk mengamati kemampuan motorik kasar anak dalam bermain sepak bola. Observasi pada Siklus II pertemuan 2 dilakukan secara kolaborasi dengan teman sejawat. Kegiatan yang diamati meliputi seluruh aspek yang ada pada instrumen penelitian. Aspek tersebut meliputi: berlari dengan cepat dan seimbang, melompat dan meloncat dengan seimbang dan tinggi, menendang bola dengan terarah, menggiring bola, melempar bola ke dalam, dan menghentikan bola. 86 Hasil penelitian pada Siklus II pertemuan 2 menunjukkan adanya peningkatan kemampuan motorik anak dalam aspek yang ada dalam instrumen penelitian. Jika disajikan dalam tabel maka hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 18. Persentase Persentase Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Bermain Sepak Bola pada Siklus II Pertemuan 2. No Skor Kriteria Koordinasi Kecepatan Kekuatan Jumlah Anak Persentase Jumlah Anak Prosentase Jumlah Anak Prosentase 1 4 BSB 4 20 4 20 3 15 2 3 BSH 10 50 9 45 11 55 3 2 MB 4 20 5 25 4 20 4 1 BB 2 10 2 10 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Tabel lanjutan Persentase Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Bermain Sepak Bola pada Siklus II Pertemuan 2. No Skor Kriteria Kelincahan Keseimbangan Melompat dan Meloncat Keseimbangan Menghentikan Bola Jumlah Anak Persentase Jumlah Anak Prosentase Jumlah Anak Prosentase 1 4 BSB 3 15 3 15 4 20 2 3 BSH 11 55 9 45 10 50 3 2 MB 4 20 4 20 4 20 4 1 BB 2 10 2 10 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Berdasarkan tabel hasil observasi di atas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan dalam kemampuan motorik kasar anak. Untuk unsur koordinasi dalam melempar bola yang berkembang sangat baik berjumlah 4 anak 20. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 10 anak 50. Anak yang mulai berkembang berjumlah 4 anak 20. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10 87 Unsur kecepatan dalam berlari yang berkembang sangat baik berjumlah 4 anak 20. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 9 anak 45, anak yang mulai berkembang berjumlah 5 anak 25. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. Unsur kekuatan dalam menendang bola yang berkembang sangat baik berjumlah 3 anak 15. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 11 anak 55. Anak yang mulai berkembang berjumlah 4 anak 20. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. Unsur kelincahan dalam menggiring bola yang berkembang sangat baik berjumlah 3 anak 15. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 11 anak 55. Anak yang mulai berkembang berjumlah 4 anak 20. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. Unsur keseimbangan dalam melompat dan meloncat yang berkembang sangat baik berjumlah 3 anak 15. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 9 anak 45. Anak yang mulai berkembang berjumlah 4 anak 20. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 20. Untuk unsur keseimbangan dalam menghentikan bola, anak berkembang sangat baik berjumlah 4 anak 20. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 10 anak 50. Anak yang mulai berkembang berjumlah 4 anak 20. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. 3 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan ke 3 Pelaksanaan tindakan Siklus II sebanyak tiga kali pertemuan dengan Tema binatang sub tema macam-macam binatang. Pertemuan kedua dilaksanakan pada 88 hari Sabtu tanggal 17 Oktober 2015. Pengamatan saat proses berlangsung dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kegiatan pra bermain, kegiatan bermain, dan kegiatan penutup. a Kegiatan Pra Bermain Pada kegiatan pra bermain peneliti menyiapkan tempat untuk bermain sepak bola, peneliti menyiapkan bola dan membuat garis untuk bermain sepak bola di lapangan voli. Sebelum mulai bermain, anak diajak untuk melakukan pemanasan secara sederhana dahulu. Kemudian peneliti menjelaskan peraturan bermain sepak bola yang akan dilakukan, guru sebelumnya juga memberikan contoh bermain sepak bola kepada anak. Peniiti membagi anak dalam 2 kelompok. Satu kelompok terdiri dari 10 anak. Peneliti juga menunjuk anak yang menjadi pemimpin kelompok dan kiper. Selain itu peneliti juga menentukan sisi lapangan mana yang menjadi kandang kelompok masing-masing. Untuk menentukan kelompok pemegang bola pertama dilakukan dengan cara “lempar koin”. Pemimpin kelompok memilih sisi koin mana tanda kelomponya. Sisi koin yang muncul ketika dilempar menjadi kelompok pertama pemegang bola. b Kegiatan Bermain Pada kegiatan bermain, guru mengamati jalannya permainan anak dalam melakukan permainan sepak bola . Guru memberikan motivasi pada anak agar semua anak dapat mengikuti permainan sepak bola, memberi aba-aba, menjadi wasit, dan mencatat nilai yang telah diperoleh oleh setiap anak. 89 Bermain sepak bola dilakukan dengan cara setiap kelompok berusaha memegang bola. Bagi kelompok yang memegang bola berusaha agar bola tersebut tidak terebut. Kelompok yang tidak memegang bola berusaha untuk merebut bola. Kiper bertugas menjaga gawang agar tidak kemasuan bola. Kegiatan bermain sepak bola dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 babak. Setiap babak dilaksanakan dalam waktu 10 menit. Ketika babak pertama sudah selesai kandang masing-masing kelompok dibalik. c Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dilakukan dengan pendinginan agar anak menjadi rileks setelah melakukan kegiatan bermain sepak bola. Anak diajak duduk melingkar sambil meluruskan kaki dengan menyanyikan lagu sluku-sluku batok sambil Tanya jawab tentang kegiata bermai sepak bola yang dilaksanakan. d Hasil Observasi Bersamaan dengan tahap tindakan, observer melakukan observasi atau pengamatan. Kegiatan observasi, dilakukan untuk mengamati kemampuan motorik kasar anak dalam bermain sepak bola. Observasi pada Siklus II pertemuan 3 dilakukan secara kolaborasi dengan teman sejawat. Kegiatan yang diamati meliputi seluruh aspek yang ada pada instrumen penelitian. Aspek tersebut meliputi: berlari dengan cepat dan seimbang, melompat dan meloncat dengan seimbang dan tinggi, menendang bola dengan terarah, menggiring bola, melempar bola ke dalam, dan menghentikan bola. Hasil penelitian pada Siklus II pertemuan ke 3 menunjukkan adanya peningkatan kemampuan motorik anak dalam aspek yang ada dalam instrumen 90 penelitian. Jika disajikan dalam tabel maka hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut Tabel 19. Persentase Siklus I pertemuan 2 dengan Indikator Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Bermain Sepak Bola. No Skor Kriteria Koordinasi Kecepatan Kekuatan Jumlah Anak Persentase Jumlah Anak Prosentase Jumlah Anak Prosentase 1 4 BSB 4 20 4 20 5 25 2 3 BSH 13 65 12 60 11 55 3 2 MB 1 5 2 10 2 10 4 1 BB 2 10 2 10 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Tabel lanjutan Persentase Siklus I pertemuan 1 dengan Indikator Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Bermain Sepak Bola. No Skor Kriteria Kelincahan Keseimbangan Melompat dan Meloncat Keseimbangan Menghentikan Bola Jumlah Anak Persentase Jumlah Anak Prosentase Jumlah Anak Prosentase 1 4 BSB 5 25 4 20 4 20 2 3 BSH 11 55 12 60 13 65 3 2 MB 2 10 2 10 1 5 4 1 BB 2 10 2 10 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Berdasarkan tabel hasil observasi di atas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan dalam kemampuan motorik kasar anak. Untuk unsur koordinasi anak dalam melempar bola yang berkembang sangat baik berjumlah 4 anak 20. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 13 anak 65. Anak yang mulai berkembang berjumlah 1 anak 5. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. Untuk unsur kecepatan anak dalam berlari cepat ketika bermain sepak bola yang, berkembang sangat baik berjumlah 4 anak 20. Anak yang berkembang 91 sesuai harapan berjumlah 12 anak 60, anak yang mulai berkembang berjumlah 2 anak 10. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. Unsur kekuatan anak dalam menendang bola ketika bermain sepak bola yang berkembang sangat baik berjumlah 5 anak 25. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 11 anak 55. Anak yang mulai berkembang berjumlah 2 anak 10. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. Unsur kelincahan anak dalam menggiring bola yang berkembang sangat baik berjumlah 5 anak 25. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 11 anak 55. Anak yang mulai berkembang berjumlah 2 anak 10. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. Unsur keseimbangan dalam melompat dan meloncat anak berkembang sangat baik berjumlah 4 anak 10. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 12 anak 60. Anak yang mulai berkembang berjumlah 2 anak 10. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. Unsur keseimbangan dalam menghentikan bola, anak yang berkembang sangat baik berjumlah 4 anak 20. Anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 13 anak 65. Anak yang mulai berkembang berjumlah 1 anak 5. Anak yang tidak mau bermain sepak bola berjumlah 2 anak 10. 92 Dari data hasil observasi kemampuan motorik kasar pada Siklus II pertemuan ke III, maka menunjukan adannya peningkatan kemampuan motorik kasar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini: Gambar 4. Grafik Kemampuan Motorik Kasar pada Siklus II

c. Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir siklus II oleh peneliti dan kolabolator untuk membahas tentang masalah-masalah yang ada pada penelitian yang sudah berlangsung. Berdasarkan data yang ditelah diperoleh, peneliti dan kolabolator menyimpulkan bahwa kemampuan anak untuk berlari dengan cepat dan seimbang, melompat dan meloncat dengan seimbang dan tinggi, menendang bola dengan terarah, menggiring bola, melempar bola ke dalam, dan menghentikan bola anak kelompok A TK Masyithoh Al-Amin sudah mulai menunjukkan peningkatan. BSB BSH MB BB 93 Peningkatan ini dapat dilihat dari pengamatan pada kondisi awal dan siklus I. Berikut perbandingan antara kondisi awal dengan Siklus I. Tabel 20.Perbandingan Unsur koordinasi Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II. No Kriteria Kondisi awal Siklus I Siklus II 1 BSB 1 5 4 20 4 20 2 BSH 2 10 6 30 13 65 3 MB 13 65 7 35 1 5 4 BB 4 20 3 15 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Tabel 21. Perbandingan Unsur Kecepatan Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II. No Kriteria Kondisi awal Siklus I Siklus II 1 BSB 1 5 4 20 4 20 2 BSH 2 10 6 30 12 60 3 MB 13 65 7 35 2 10 4 BB 4 20 3 15 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Tabel 22. Perbandingan Unsur Kekuatan Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II. No Kriteria Kondisi awal Siklus I Siklus II 1 BSB 2 10 3 15 5 25 2 BSH 3 15 8 40 11 55 3 MB 12 60 6 30 2 10 4 BB 3 15 3 15 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 94 Tabel 23. Perbandingan Unsur Kelincahan Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II. No Kriteria Kondisi awal Siklus I Siklus II 1 BSB 2 10 3 15 5 25 2 BSH 3 15 7 35 11 55 3 MB 12 60 7 35 2 10 4 BB 3 15 3 15 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Tabel 24. Perbandingan Unsur Keseimbangan Melompat dan Meloncat Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II. No Kriteria Kondisi awal Siklus I Siklus II 1 BSB 1 5 3 15 4 20 2 BSH 3 15 8 40 12 60 3 MB 13 65 6 30 2 10 4 BB 3 15 3 15 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Tabel 25. Perbandingan Unsur Keseimbangan Kondisi Awal dengan Siklus I. dan Sikus II No Kriteria Kondisi awal Siklus I Siklus II 1 BSB 1 5 4 20 4 20 2 BSH 2 10 6 30 13 65 3 MB 13 65 7 35 1 5 4 BB 4 20 3 15 2 10 Jumlah 20 100 20 100 20 100 95 Dari penelitain diatas terjadi peningkatan dari kemampuan motorik kasar pra tindakan ke siklus II dan siklus II. Hal tersebut dapat dilihat tabel berikut. Tabel 26. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar dari Pra tindakan, Siklus I dan Siklus II. NO Kemampuan Pra Tindakan Siklus I Siklus II 1 Koordinasi 15 50 80 2 Kecepatan 20 55 80 3 Kekuatan 35 55 80 4 Kelincahan 15 50 80 5 Keseimbangan Melompat 35 50 85 6 keseimbangan Menghentikan bola 30 55 85 Gambar 5. Grafik Peningkatan kemampuan motorik kasar dari pra tindakan, Siklus I, dan Siklus II

C. Pembahasan

Dokumen yang terkait

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN SEPAK BOLA UNTUK ANAK TK KELOMPOK B TK Mengembangkan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Melalui Bermain Sepak Bola Untuk Anak TK Kelompok B TK Girimargo 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun 2013/2

0 2 15

UPAYA MENGEMBANGKAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN OUTDOOR PADA ANAK KELOMPOK A Upaya Mengembangkan Fisik Motorik Kasar Anak melalui Bermain Outdoor Pada Kelompok A TK Pertiwi Iii Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun Ajaran 2013/

0 1 11

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI METODE BERMAIN PANTOMIM BAGI ANAK KELOMPOK A Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Metode Bermain Pantomim Bagi Anak Kelompok A Pada TK Aisyiyah Pulosari 01 Kebakkramat Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI BERMAIN BOLA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI II Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Bermain Bola Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi II Keden Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun

0 0 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK MELALUI BERMAIN BOLA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI II Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Bermain Bola Pada Anak Kelompok B Di Tk Pertiwi II Keden Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen

0 3 17

UPAYA MENINGKATKAN DAYA INGAT ANAK MELALUI METODE ONE DAY ONE AYAT PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK MASYITHOH AL-IMAN BANDUNG JETIS PENDOWOHARJO SEWON BANTUL.

25 135 190

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN LEMPAR TANGKAP BOLA PADA KELOMPOK A1 DI TK ITQ AL IKHLAS TLATAR SAWANGAN MAGELANG.

2 30 207

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN SIMPAI PADA ANAK KELOMPOK A TK TUNAS IBU SELOMARTANI KECAMATAN KALASAN.

5 150 183

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN LEMPAR TANGKAP BOLA BESAR KELOMPOK B TK AL HIDAYAH SEMAWUNG BANJAROYO KALIBAWANG KULONPROGO.

6 73 144

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN BOLA PADA ANAK KELOMPOK B TK KUNTUM KEDURUS SURABAYA SKRIPSI

0 1 12