20
Pengembangan Pendidikan Politeknik dikenal dengan singkatan PEDC Polytechnic Education Development Center di Ciwaruga, Bandung. Inilah faktor yang menyebabkan
pada awal-awal berdirinya politeknik setiap staf pendidik yang akan mengajar di politeknik harus melakukan pelatihan di tempat itu.
Masa kelahiran dan pendirian Politeknik Negeri Medan berproses panjang dan dalam proses itu semakin mematangkan politeknik menuju kemandirian. Proses itu semakin
kelihatan menuju kemandirian dengan berpisahnya pengelolaan Politeknik Negeri Medan yang tidak lagi berada di bawah Universitas Sumatera Utara dalam hal pegelolaan pada tahun
1999. Masalah-masalah atau kendala-kendala yang timbul pada masa pendirian Politeknik Negeri Medan sebagian besar telah dapat diatasi dan diselesaikan, sebagian masih berusaha
ditangani dengan baik. Berkat kerjasama dari semua staf dan dedikasi keseluruhannya
kendala dan tantangan yang dihadapi bisa diatasi.
2.4 Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Pendirian Politeknik Negeri Medan
Dalam pendirian Politeknik Negeri Medan beberapa pihak turut serta dalam pendiriannya. Hal ini tidak terlepas dari bentuk perguruan tinggi ini masih tergolong baru di
Indonesia. Pihak-pihak yang membantu dalam pendirian Politeknik Negeri Medan adalah Bank Dunia World Bank melalui pihak Swiss Contact dan Australia Project serta
Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
21
2.4.1 Bank Dunia World Bank
Bank Dunia sebagai pemberi bantuan melalui negara Swiss dan dari negara Australia adalah pihak yang berandil cukup besar dalam pendirian Politeknik Negeri Medan. Yakni pada
tahun 1978 ditanda tangani Development Credit Agreemen Pinjaman antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia No. 869-IND. Proyek ini merupakan Proyek Politeknik Fase I 1978-1983
yang mencakup; pendirian pusat pengembangan politeknik di Bandung dan pendirian dan pengembangan 6 enam buah Politeknik, yaitu masing-masing di USU, Unsri, UI, Undip,
Unibraw, dan ITB.
19
Untuk bantuan dari fase kedua ini Politeknik Negeri Medan berhasil mengembangkan jumlah jurusannya yaitu jurusan bidang tata niaga commerce. Meliputi tiga jurusan yakni
Jurusan yang dibuka adalah Teknik Sipil, Teknik Listrik, Teknik Elektronika dan Teknik Elektro. Bantuan dari Bank Dunia melalui Negara Swiss adalah dengan
menyediakan alat-alat praktek dan tenaga ahli di Politeknik Negeri Medan.
Karena keberhasilan bantuan yang diberikan pada pembangunan fase I maka Bank Dunia memberikan pinjaman pada tahap kedua. Pada tahap kedua ini ditanda tangani perjanjian
berikutnya antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia No. 2290-IND untuk Proyek Politeknik Fase II 1984-1989 yang mencakup; pembangunan Program D-III tiga tahun Politeknik bidang
Teknologi di Unsyiah, Unand, Unhas, dan ITS. Pembangunan Program D-II dua tahun Politeknik bidang Teknologi di Untan, Unlam, Unpati, dan Undana. Pembangunan Politeknik
bidang Teknologi dan Tataniaga di Unmul, Unsrat dan Udayana dan membiayai kesempatan perluasan dalam bidang Tataniaga bagi Politeknik di USU, UNSRI, UI, UNDIP, UNIBRAW,
ITB serta bidang pengecoran bagi Politeknik Mekanik Swiss.
19
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pendidikan Tinggi Indonesia Dalam Lintasan Waktu dan Peristiwa, Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas, 2003, hal. 101.
Universitas Sumatera Utara
22
akuntansi, administrasi perbankan dan kesekretariat. Bantuan fase kedua ini disalurkan melalui negara Australia sebagai penyedia alat-alat prakteknya.
Di samping bantuan berupa dana pihak asing juga ikut memberikan tenaga-tenaga ahlinya untuk dipekerjakan di politeknik ini. Sikap disiplin yang dimiliki para tenaga ahli dari luar ini
sangat membantu Politeknik Negeri Medan. Pihak asing ini terlibat langsung dalam proses perkuliahan yakni mengajar di politeknik dan memegang jabatan sebagai ketua jurusan. Untuk
mengelola jurusan pada masa awal berdirinya Politeknik USU dibantu oleh masing-masing satu orang Technical Asisten dari Swiss, yaitu Mr. URS. Amiet untuk jurusan Teknik Mesin, Mr. F.
Mazenauer untuk jurusan Teknik Sipil dan Mr. G. Feller untuk jurusan Teknik Elektro.
20
2.4.2 Universitas Sumatera Utara
Akan tetapi bantuan yang diberikan pihak asing itu sifatnya bersyarat, diharapkan dengan bantuan itu maka bangsa Indonesia bisa menerima produk-produk dari luar hasil ciptaan negara
pemberi dana tersebut. Juga lulusan politeknik dapat mereparasi kerusakan produk mereka karena lulusan politeknik telah dibekali skill dan sikap disiplin yang tangguh. Pada intinya agar
produk mereka bisa diterima di pasar Indonesia. Namum demikian bantuan dari pihak asing ini telah memberikan dampak yang cukup signifikan dalam hal membuka jalan dalam proses
pendirian Politeknik Negeri Medan.
Di samping Bank Dunia World Bank yang cukup signifikan memberikan bantuan bagi pendirian Politeknik Negeri Medan, pihak yang tidak bisa dilupakan dalam pendirian politeknik
ini adalah Universitas Sumatera Utara USU. Peran USU dalam pendirian dan pembinaan awal
20
Tenaga ahli asing ini mengabdi di Politeknik Negeri Medan selama Periode Kepemimpinan Direktur pertama Politeknik Negeri Medan Ir. Hamid Siagiaan 1982-1983.
Universitas Sumatera Utara
23
Politeknik Negeri Medan sangat besar. Seperti diketahui Politeknik Negeri Medan terletak di kompleks Universitas Sumatera Utara. Inisiatif pendirian Politeknik Negeri Medan juga tidak
terlepas dari andil Universitas Sumatera Utara. Pada masa kepemimpinan rektor USU yakni masa jabatan A. P. Parlindungan mengambil kebijakan untuk menerima pendirian politeknik ini
agar didirikan di lahan Universitas Sumatera Utara karena sebenarnya politeknik ini akan didirikan di Aceh. Akan tetapi karena di Aceh belum siap kemudian dialihkan ke Medan
tepatnya di Lokasi Universitas Sumatera Utara. Hal ini juga dapat dilihat dari prasasti bangunan Politeknik Negeri Medan yang ditandan tangani oleh rektor USU kala itu yakni A.P
Parlindungan pada peresmian gedung baru Politeknik Negeri Medan.
Bentuk bantuan lain yang diberikan oleh USU adalah tenaga pengajar. Politeknik Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan baru dalam pendidikan tinggi di Indoensia tentu
memerlukan tenaga pengajar untuk kegiatan perkuliahan. Dosen-dosen dari USU kemudian banyak yang memberikan tenaganya untuk menjadi staf pengajar di Politeknik Negeri Medan.
Dosen-dosen tersebut terutama dari fakultas teknik karena keduanya memiliki kesamaan bentuk akademik atau kajian ilmu yang sama. Banyak dosen-dosen yang mengajar di Politeknik Negeri
Medan berasal dari Fakultas Teknik USU termaksud direktur kedua dan ketiga Politeknik Negeri Medan
.
21
Sampai tahun 1999 kontribusi Universitas Sumatera Utara terhadap Politeknik Negeri Medan begitu besar. Kontribusi USU lainnya terhadap Politeknik Negeri Medan adalah
politeknik ikut serta dalam kegiatan USU. Politeknik Negeri Medan memiliki perwakilan senat di USU, acara wisuda mahasiswa Politeknik Negeri Medan juga bersama-samaa dengan
21
Wawancara dengan bapak Armien Arifin Siregar, beliau adalah direktur ketiga Politeknik Negeri Medan masa bakti 1997-2003, Medan, 4 Juli 2013.
Universitas Sumatera Utara
24
mahasiswa USU dan jatah mahasiswa yang akan kuliah di Politeknik Negeri Medan juga dari USU.
22
Inisiatif Pendirian Politeknik Negeri Medan
Secara ringkasnya Universitas Sumatera Utara memberikan bantuan atau kontribusi kepada Politeknik Negeri Medan dalam bentuk sebagai berikut:
Staf pengajar
Fasilitas seperti lahan
23
Sarana dan prasaranan penunjang perkuliahan dan berbagai fasilitas lainnya.
22
Wawancara dengan bapak Armien Arifin Siregar, Medan, 4 Juli 2013.
23
Semasa kepemimpinan Armien Arifin Siregar sempat beredar isu, USU berencana meminta lahan yang ditempati Politeknik Negeri Medan untuk dikembalikan. Sudah ada rencana penyediaan lahan untuk lokasi
politeknik, akan tetapi hal itu tidak terjadi karena keputusan Mendikbud pada saat itu tidak mengizinkan hal tersebut. Wawancara dengan Armien Arifin Siregar, Medan, 4 Juli 2013
Universitas Sumatera Utara
25
BAB III
PERKEMBANGAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN 1979-2002
Politeknik merupakan satu bagian dari sistem pendidikan nasional khususnya pendidikan tinggi yang berusaha mengembangkan sumber daya manusia, melalui jalur pendidikan vokasi.
Pendidikan vokasi berpartisipasi aktif menegakkan perekonomian bangsa dan negara, melalui sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan yang praktis dan memadai. Program
pendidikan politeknik membekali lulusannya dengan keterampilan yang didukung dengan pengetahuan dasar teoritis yang cukup dan sikap disiplin yang tangguh.
Dengan bekal itu, diharapkan alumni dari politeknik betul-betul menjadi tenaga vokasional di bidangnya, khususnya di bidang keteknikan engineering dan tata niaga commerce. Faktor
inilah yang membuat politeknik banyak diminati masyarakat dan membuat politeknik ini dapat dikatakan semakin berkembang. Perkembangan itu dapat dilihat selama periode tahun 1982-2002
dengan semakin banyaknya jumlah mahasiswa dan alumni, bertambahnya gedung-gedung baru, dibukanya jurusan baru serta pelbagai perubahan yang terjadi karena tuntutan perkembangan
yang dialami Politeknik Negeri Medan.
3.1 Struktur Organisasi Politeknik Negeri Medan