Gedung Administrasi Gedung Penunjang Latar Belakang Berdirinya Politeknik Negeri Medan

14

c. Gedung Administrasi

Politeknik Negeri Medan memiliki gedung administrasi dengan total seluas 4.356 m 2 , terdiri dari gedung administrasi pusat dan gedung administrasi yang berada di jurusan.

d. Gedung Penunjang

Luas bangunan ini adalah seluas 8.151 m 2 . Gedung ini dimanfaatkan untuk penunjang kegiatan akademik seperti fasilitas Perpustakaan, Pendopo, Musholla, Kantin, beberapa Unit Pelaksana Tugas, Koperasi, Kantor Dharma Wanita, Kantor Alumni, ruangan organisasi mahasiswa, garasi mobil dinas dan lain-lain. Seiring perkembangan Politeknik Negeri Medan telah dibangun juga beberapa fasilitas sarana dan prasarana baru seperti gedung Sekretariat Penerimaan Mahasiswa Baru SPMU, renovasi gedung Pendopo dan menjadikanya gedung Serba Guna, perluasan lahan parkir untuk dosen dan mahasiswa, pembangunan gapura dan renovasi beberapa sarana olah raga seperti; lapangan Basket, lapangan Voli, lapangan Tennis serta pembagunan koridor-koridor baru yang menghubungkan satu gedung dengan gedung lainnya.

2.2 Latar Belakang Berdirinya Politeknik Negeri Medan

Berdirinya Politeknik Negeri Medan tidak terlepas dari dimulainya pembangunan Sekolah Politeknik Mekanik Swiss PMS di Bandung pada tahun 1976, hasil kerjasama antara Pemerintah RI dengan Pemerintahan Konfederasi Swiss. 14 14 Bermula pada tahun 1972 ITB dan Swiss Contact bersama-sama mengadakan studi tentang ketenagakerjaan industri di Indonesia dan berkesimpulan bahwa untuk membangun industri di Indonesia Pembagunan sekolah Universitas Sumatera Utara 15 tersebut dan pengesahan bentuk pendidikannya dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia, bertujuan untuk menciptakan institusi yang menghasilkan lapisan tenaga kerja industri dengan kemampuan antara tenaga ahli sarjana dan operator. Politeknik Mekanik Swiss ini menerima angkatan pertama pada 1976, lulusan pertama dihasilkan pada 1978. Persentasi kelulusannya sangat tinggi dibandingkan dengan pendidikan tersier pada umumnya, yaitu sebesar rata-rata 90. Politeknik Mekanik Swiss ini dinilai berhasil, maka pada tahun 1978 ditanda tangani Development Credit Agreement Pinjaman antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia No. 869-IND. Proyek ini merupakan Proyek Politeknik Fase I 1978-1983 yang mencakup: 15 1. Pendirian pusat pengembangan politeknik di Bandung. 2. Pendirian dan pengembangan enam buah Politeknik, yaitu masing-masing di USU, UNSRI, UI, UNDIP, UNIBRAW, dan ITB. Jurusan yang dibuka adalah Teknik Sipil, Teknik Listrik, Teknik Elektronika dan Teknik Elektro. Dengan keputusan itu maka dimulailah pembangunan politeknik yakni pada Pelita II masa pemerintahan presiden Soeharto yakni pada Kabinet Pembangunan II 1 April 1974 – 31 Maret 1979 di mana pembangunan politeknik menjadi proyek pemerintah melalui Depdikbud Ditjen Dikti yang dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik dikenal dengan singkatan PEDC Polytechnic Education Development Center di Ciwaruga, Bandung. memerlukan tenaga-tenaga ahli yang terampil, memiliki intelektual tinggi dan kesiapan mental yang kuat. Op. Cit., Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2003, hal. 99 15 Op. Cit., Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2003, hal 101. Universitas Sumatera Utara 16 Dasar hukum pendirian politeknik sendiri adalah Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 032 DJKEP1979, tentang pembentukan politeknik di enam daerah atau perguruan tinggi. Maka pada 1979 dimulailah pendirian Politeknik Universitas Sumatera Utara Poltek USU. “ Gagasan pembentukan pendidikan politeknik pada dasarnya dilatarbelakangi i mengatasi ketimpangan jumlah mahasiswa pada pendidikan diploma dan pendidikan sarjana, ii pembagunan nasional yang bergeser dari titik berat pembangunan pertanian ke pembangunan industri memerlukan tenaga-tenaga professional middle level technician yang tidak dapat dipenuhi oleh lulusan sarjana tetapi juga tidak dapat dipenuhi oleh lulusan Diploma II dan iii memenuhi permintaan dari bidang-bidang profesi pembangunan tertentu.” 16 Seiring perjalanan waktu maka politeknik mengalami perkembangan yang cukup pesat, tidak hanya Politeknik Negeri Medan tetapi juga 5 politeknik lainnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lulusan politeknik dalam waktu singkat. Keberhasilan pendirian politeknik dalam Proyek Politeknik Fase II, membuka kesempatan berikutnya, yaitu dengan ditanda tanganinya perjanjian berikutnya antara Pemerintah RI dengan Bank Dunia No. 2290-IND untuk Proyek Politeknik Fase II 1984-1989 yang mencakup: Sebenarnya Universitas Sumatera Utara tidak ikut dalam rencana awal pendirian politeknik karena rencana awal politeknik ini akan didirikan di Aceh. Akan tetapi karena di Aceh belum siap akhirnya dialihkan ke Medan. Walaupun sudah dimulai pembangunannya pada tahun 1979 namun secara resmi Politeknik Negeri Medan beroperasi dan memulai proses perkuliahan pada tahun 1982 yakni tepatnya pada 19 September dan diperingati sebagai dies natalis dari Politeknik Negeri Medan. Berdirinya Politeknik Negeri Medan ini hampir bersamaan dengan pendirian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 16 Op. Cit., Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2003, hal. 98 Universitas Sumatera Utara 17 1. Pembangunan Program D III tiga tahun Politeknik bidang Teknologi di UNSYIAH, UNAND, UNHAS, dan ITS. 2. Pembangunan Program D II dua tahun Politeknik bidang Teknologi di UNTAN, UNLAM, UNPATI dan UNDANA. 3. Pembangunan Politeknik bidang Teknologi dan Tataniaga di UNMUL, UNSRAT dan UDAYANA. 4. Membiayai kesempatan perluasan dalam bidang Tataniaga bagi Politeknik di USU, UNSRI, UI, UNDIP, UNIBRAW, ITB serta bidang pengecoran bagi Politeknik Mekanik Swiss. Bidang-bidang teknologi yang ditangani meliputi Teknik Sipil, Listrik, Elektronika dan Komunikasi, Mesin, Tenaga dan Energi, Ekologi dan Lingkungan, Kimia, Penerbangan, Perkapalan dan Pengecoran. Sedangkan untuk tataniaga meliputi Keseketariatan dan Pengelolaan Kantor, Akuntansi, Perbankan dan Pariwisata. 17 Melalui Surat Keputusan Mendikbud No. 084O1997 pada Bab 1 pasal 1 dinyatakan mendirikan Politeknik Negeri Medan di Provinsi Sumatera Utara, selanjutnya dalam keputusan disebut Politeknik Negeri. Realisasi kemandirian baru terlaksana pada tahun 1999. Dalam proyek tahap kedua ini sasarannya adalah menghasilkan 7000 tamatan per tahun dengan daya tampung mahasiswa sebesar 20.000 orang. Pendidikan instruktur yang bertempat di Pusat Pengembangan Politeknik di Bandung menargetkan sebanyak 700 orang perangkatan untuk melayani semua politeknik yang dibentuk tersebut. 17 Untuk Politeknik Negeri Medan jurusan yang dibuka pada fase kedua ini adalah Teknik Energi, Teknik Telekomunikasi, Perbankan dan Keuangan, Akuntansi dan Kesekretarisan. Salamat Sibarani, 25 Tahun Politeknik Negeri Medan, Medan: Politeknik Negeri Medan, 2007, hal. 4 Universitas Sumatera Utara 18 Politeknik USU Medan secara resmi berganti nama menjadi Politeknik Negeri Medan disingkat POLMED yang isinya telah diperbaharui dengan SK Mendiknas No: 130O2002 tentang organisasi dan tata kerja Politeknik Negeri Medan. Walaupun telah berdiri sendiri, Politeknik Negeri Medan masih menempati kampus Universitas Sumatera Utara tepatnya di Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan atau dapat juga dicapai melalui Jalan Tridharma No. 2 Kampus USU pintu 4, akan tetapi seluruh kegiatan akademik, keuangan, kepegawaian dan lain-lain tidak lagi berhubungan dengan kegiatan Universitas Sumatera Utara. Faktor yang menyebabkan mandiri dan berganti namanya politeknik ini adalah sesuai dengan Undang-undang pendidikan tinggi yakni Peraturan Pemerinta PP No. 60 tahun 1999 tentang kemandirian 6 Politeknik yang secara bersamaan didirikan oleh Mendikbud dahulu. Kemandirian ini bisa direalisasikan karena keenam politeknik tersebut telah mampu mengelola rumah tangganya sendiri. Juga karena fasilitas yang dimiliki oleh politeknik ini dianggap cukup memadai. Berbeda dengan awal pertama berdiri fasilitas yang ada di politeknik sangat minim. Hal ini tidak terlepas karena politeknik pada waktu itu masih merupakan bentuk pendidikan baru yang diperkenalkan di Indonesia. Untuk itulah politeknik perlu mendapat sokongan dari universitas terutama sokongan fasilitas. Faktor fasilitas ini jugalah yang menjadikan ke enam politeknik itu kemudian didirikan di lingkungan universitas agar fasilitas yang dimiliki oleh universitas dapat dipergunakan oleh politeknik dalam proses perkuliahan. Universitas Sumatera Utara 19

2.3 Tantangan yang Dihadapi Pada Awal Berdirinya Politeknik Negeri Medan