9 Dinamika Kehidupan Kampus Program studi D-III Teknik Sipil

69 Program pendidikan di Politeknik Negeri Medan sendiri sampai tahun 2002 diasuh oleh sekitar 310 dosen tetap, terdiri dari 1 orang dosen berpendidikan S3, 34 orang berpendidikan S2 dan 235 orang dosen dengan pendidikan S1DIV dan dibantu oleh sekitar 40 dosen tidak tetap part timer mengalami peningkatan dari tahun ke tahun semenjak berdiri hanya ada 10 orang. Bentuk perhatian yang diberikan oleh pihak politeknik terhadap para dosen juga diberikan pada staf atau pegawai yang mengabdi di politeknik ini. Tidak bisa dilupakan peranan dari para staf dan pegawai begitu besar dalam proses perkuliahan karena bagian administrasi kampus ini dipeganag oleh staf administrasi dalam memberikan pelayanan terhadap dosen dan mahasiswa. Semua perhatian itu merupakan upaya demi kelangsungan dan kelancaran pendidikan yang ditempuh di Politeknik Negeri Medan.

3. 9 Dinamika Kehidupan Kampus

Perguruan tinggi bertujuan menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan, teknologi, atau kesenian serta menerapkan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Perguruan tinggi memiliki tugas dalam pelaksanaa Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Politeknik sebagai bentuk pendidikan tinggi juga telah melaksanakan amanat Tridharma Perguruan Tinggi tersebut. Politeknik telah berkembang dan menghasilkan banyak lulusan dan tersebar di berbagai bidang pekerjaan baik di instansi pemerintah maupun swasta. Dinamika perkembangan kampus di Politeknik Negeri Medan sendiri telah banyak mengalami masa-masa Universitas Sumatera Utara 70 sulit dan masa-masa indah. Ada dinamika yang terjadi di perguruaan tinggi ini dalam kehidupan kampusnya. Perubahan nama perguruan tinggi ini dari dulunya bernama Politeknik USU Poltek USU ke Politeknik Negeri Medan Polmed merupakan salah satu dinamika dalam kehidupan kampus. Dulunya kampus ini berada di bawah naungan dan ikut bersama dalam kegiatan USU namun setelah dirasa cukup mandiri dan sesuai kebijakan pemerintah pusat melalui DIKTI maka politeknik berganti nama dan mandiri dalam pengelolahan urusan rumah tangganya sendiri. Dinamika kampus lainnya adalah sikap disiplin yang ditanamkan pada setiap mahasiswanya. Setiap mahasiswa diwajibkan mengikuti latihan dasar kemiliteran latsarmil untuk menempah mental dan sikap disiplin setiap mahasiswa. Mahasiswa Politeknik juga melakukan sistem denda bagi mahasiswanya yang tidak menaati peraturan seperti hukuman denda bagi mahasiswa yang terlambat masuk perkuliahan, hasil dari denda ini akan dipergunakan untuk kebutuhan jurusan, di samping denda ada juga hukuman kerja bakti bagi mahasiswa pada hari libur harus kerja bakti di Politeknik seperti kebersihan lingkungan kampus, bekerja di perpusatakaan dan kantor administrasi. Sampai sekarang sistem disiplin seperti ini tetap dilaksanakan. Dalam perjalanan waktu politeknik juga mengalami gejolak terutama dari kalangan mahasiswanya yaitu bentrok antara mahasiswa Polmed dengan mahasiswa Teknik Mesin USU yang keduanya memiliki kedekatan dari segi lokasi perkuliahan. Bentrok ini atau lebih tepatnya disebut aksi tawuran terjadi pada Mei 1999. Hal ini berawal dari Turnamen Sepakbola memperebutkan Piala Rektor. 41 41 Wawancara dengan bapak Armien Arifin Siregar, Medan, 4 Juli 2013. Pada 11 Mei 1999 di Stadion USU berlangsung pertandingan Universitas Sumatera Utara 71 sepak bola antara Kesebelasan Fakultas Teknik FT melawan Kesebelasan Politeknik USU. Pertandingan ini untuk menentukan juara pool yang akan melangkah ke semifinal. Sebenarnya pertandingan itu berjalan fair play. Akan tetapi suporter dari kedua kesebelasan saling adu mulut dan perang syaraf sejak peluit ditiup. Saling ejek-mengejek pun terjadi. Bentrok kecil terjadi di sekitar stadion. Tetapi tidak terlalu lama karena azan magrib. Keesokan harinya Jumat 12 Mei 1999, mahasiswa Politeknik menuduh FT yang memulai perang, sebaliknya FT juga menuduh Politeknik yang memulai. Sekitar pukul 11.30 WIB tawuran antara Fakultas Teknik dan Politeknik kembali pecah. Mahasiswa FT yang lebih sedikit, terdesak dan menyelamatkan diri. Saat pendudukan ini, mahasiswa Politeknik melakukan pengerusakan, kaca-kaca dihancurkan bahkan melakukan pembakaran gedung. Mahasiswa Fakultas Teknik pun menyerang balik. Bahkan mahasiswa Teknik berhasil mengepung kampus Politeknik. Mahasiswa Teknik melakukan pembakaran ban disekitar kampus Politeknik, tetapi tak mengakibatkan kebakaran gedung. Karena beberapa mahasiswa Politeknik menyiram kampusnya dengan air dari hidran. Untuk menjaga agar tidak meluas, direktur politeknik waktu itu meliburkan mahasiswanya selama 3 hari mulai 13 Mei. Bentrok itu mengakibatkan sedikitnya 40 mahasiswa cedera dan luka-luka. Dalam bentrok tersebut beberapa wartawan turut jadi korban. Andi Kurniawan Fotografer Harian Analisa luka-luka terkena lemparan batu. Sedangkan Yosi Piliang Reporter TPI dan Onny Krenawan Kameramen TPI terkena pukulan sejumlah oknum mahasiswa. 42 Dalam bentrok itu ternyata mahasiswa Politeknik berhasil dipukul mundur. Sekitar pukul 16.20 WIB mereka meninggalkan kampusnya karena terdesak. Ratusan mahasiswa Politeknik 42 Tabloid Suara USU edisi 92, Mei 1999 Universitas Sumatera Utara 72 menyelamatkan diri lewat Jl. Tridharma. Mahasiswa Teknik semakin kuat karena dibantu mahasiswa dari Pertanian, FMIPA dan juga mahasiswa Hukum. Kampus Politeknik dirusak oleh mahasiswa FT. Semua kaca dipecahkan, menara setinggi hampir 10 meter ditumbangkan. Selain itu gedung AdministrasiGedung Direktur lantai 1 hangus terbakar. Bengkel Perkayuan, Laboratorium Biologi, Laboratorium Teknik Kimia, Laboratorium CNC, Bengkel Pertukangan, puluhan komputer dan 2 sepeda motor juga dibakar. Melihat kampusnya mengalami kerusakan beberapa mahasiswa Politeknik kembali melakukan pembakaran, bahkan efeknya lebih besar. Selain membakar laboratorium FT sebuah gedung penelitian Heds-Jicca yang menyimpan ratusan hasil penelitian dan peralatan berteknologi tinggi ikut terbakar. Mensin genset USU juga ikut dibakar. Keadaan baru terkendali setelah pasukan Brimob memasuki wilayah kampus. Pada Senin 15 Mei 1999 anggota DPRD Sumut meninjau kampus USU untuk melihat seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan, Ketua DPRD Sumut waktu itu, H.M Yunus Harahap sangat terkejut melihat keadaan kampus itu. 43 Untuk mengatasi akibat bentrokan ini Politeknik Negeri Medan membentuk 4 komisi yakni: Komisi Pencari Fakta, Komisi Pendata Kerugian, Komisi Rekonsiliasi Damai dan Komisi Untuk mencegah kerusuhan yang lebih meluas, maka terhitung sejak tanggal 15 Mei hingga 20 Mei semua kegiatan perkuliahan di kampus USU diliburkan. Selanjutnya, khusus mahasiswa Teknik dan Politeknik, libur diperpanjang sampai 27 Mei. Seluruh pintu memasuki kampus kemudian dijaga ketat aparat kepolisian dan satpam. Tanpa terkecuali seluruh mahasiswa yang ingin memasuki kampus diperiksa identitasnya 43 Ibid,. Universitas Sumatera Utara 73 Posko Informasi. 44 44 Wawancara dengan bapak Armien Arifin Siregar, Medan, 4 Juli 2013. Fakultas Teknik sendiri merupakan fakultas yang lumayan sering tawuran dengan Fakultas lain di USU. Sebelum bentrok dengan Politeknik, Fakultas yang didominasi laki-laki ini pada akhir tahun 1999 juga bentrok dengan Fakultas Hukum. Pada saat itu seluruh kaca FH dirusak mahasiswa Teknik yang menyerbu FH. Empat tahun sebelumnya, FT juga pernah menyerbu Fakultas Sastra. Sementara dengan Politeknik, tawuran yang terjadi pada tahun 1999 tersebut bukanlah yang pertama. Kampus yang bertetangga ini pada tahun 1997 juga pernah bentrok akibat mahasiswa Teknik salah memarkirkan sepeda motor. Akibat peristiwa bentrok 1999 maka banyak arsip politeknik yang ikut juga terbakar karena banyak disimpan di lantai 1 gedung administrasi Politeknik yang hangus terbakar. Universitas Sumatera Utara 74

BAB IV KONTRIBUSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN

TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN DAN DUNIA KERJA Hakekat perguruan tinggi adalah untuk meningkatkan kadar ilmu pengetahuan dan pengamalan bagi mahasiswa dan lembaga di mana upaya itu bergulir menuju sasaran dan tujuan yang ditetapkan. Tujuan tersebut adalah turut memelihara keseimbangan wacana kehidupan sistem kelembagaan masyarakat yang berarah menuju penyelesaian masalah yang ada di tengah- tengah masyarakat. Perguruan tinggi yang mendidik para mahasiswa dituntut untu mengamalkan nilai tambah intelektual yang diperlukan untuk diabdikan kepada masyarakat. Di sisni lah peran dan kontribusi nyata yang diharapkan dari perguruan tinggi. 4.1 Pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi Pendidikan tinggi mengemban misi Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu: a. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran dalam rangka meneruskan ilmu pengetahuan oleh dosen kepada mahasiswa. b. Melakukan penelitian dalam rangka menggali dan mengembangkan ilmu pengetahuan oleh sivitas akademik dan c. Mengabdikan ilmu pengetahuan hasil penelitian oleh perguruan tinggi untuk kepentingan masyarakat. Tidak terkecuali dengan Politeknik Negeri Medan, lembaga pendidikan yang berdiri pada tahun 1982 ini telah melaksankan misi Tridarma Perguruan Tinggi tersebut. Sesuai dengan latar belakang atau gagasan awal berdirinya politeknik adalah untuk mengisi kekurangan dan penyediaan tenaga-tenaga ahli yang mempunyai keterampilan dalam bidangnya masing-masing. Universitas Sumatera Utara