Strategi Peningkatan Mutu Lulusan Pada Politeknik Negeri Lhokseumawe

(1)

STRATEGI PENINGKATAN MUTU LULUSAN PADA

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

G E L A D I K A R Y A

Oleh :

NURLAILA

087007067

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Geladikarya : Strategi Peningkatan Mutu Lulusan Pada Politeknik Negeri Lhokseumawe

Nama : Nurlaila

NIM : 087007067

Program Studi : Magister Manajemen

Menyetujui : Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Nazaruddin, MT Ketua

Ir. Syahrizal, MT Anggota

Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Geladikarya yang berjudul :

“STRATEGI PENINGKATAN MUTU LULUSAN PADA POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE “

Adalah benar hasil karya saya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas.

Medan, Juli 2012 Yang Membuat Pernyataan


(4)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurlaila

Tempat/ Tanggal Lahir : Kampung Raya Dagang, 1 Mei 1970 Status : Menikah , 2 Anak (Suci Qurratul Aini,M.

Fathurrahman) Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam

Alamat : Komplek Bukit Mutiara Indah Lhokseumawe – Aceh RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendiidikan Formal

1. Tahun 1982 : SD Negeri No. 2 Matang Glumpang Dua 2. Tahun 1985 : SMP Negeri No. 2 Matang Glumpang Dua 3. Tahun 1988 : SMEA Negeri Lhokseumawe

4. Tahun 1996 : Universitas Malikussaleh

5. Tahun 2008 : Terdaftar sebagai Mahasiswa pada Program Pasca Sarjana (S2)Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara Medan sampai dengan saat ini

RIWAYAT PEKERJAAN

1. Tahun 1990 – 1994 Staf Bagian Keuangan Politeknik Negeri Lhokseumawe 2. Tahun 1994 – 1997 Bendaharawan SPP Politeknik Negeri Lhokseumawe 3. Tahun 1998 – 2004 Bendaharawan Proyek Peningkatan Politeknik Negeri Lhokseumawe


(5)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Mengenai mutu pendidikan ini dijelaskan pada pasal 1 ayat 17 UU RI Nomor 20 Tahun 2003, dan untuk mencapai mutu yang standar dari pendidikan itu bukan hanya unsur tenaga kependidikan yakni dosen, tetapi bagaimana pengelolaan perguruan tinggi itu atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan, yang dapat dilaksanaakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan (Pasal 35 ayat 3 UU RI Nomor 20 Tahun 2003).

Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) sebagai salah satu lembaga pendidikan tentunya berupaya menghasilkan lulusan terbaik setiap tahunnya. Salah satu indikator adalah dengan melihat masa tunggu lulusan memperoleh pekerjaan dan penghasilan. Strategi dalam meningkatkan mutu lulusan dapat dilakukan dengan cara memperbaiki, sistem perekrutan/penerimaan mahasiswa baru, perlu adanya penambahan tenaga teknisi dan peralatan laboratorium, kurikulum maupun silabus diharapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan pengguna tenaga kerja dan selain itu perlunya melengkapi peralatan pendukung dalam proses belajar mengajar, perlunya perbaikan terkait dengan metode pembelajaran, meliputi proses belajar mengajar yang menyenangkan, melengkapi peralatan laboratorium dan tenaga sumber daya dan melengkapi buku-buku yang ada diperpustakaan, perlu ditingkatkannya sistem promosi ketingkat sekolah-sekolah sedini mungkin, sehingga para lulusan sekolah-sekolah tersebut faham dengan keberadaan Politeknik Negeri Lhokseumawe dan fasilitas yang ada didalamnya serta peluang kerja apa yang akan diperoleh setelah lulus kuliah.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas berkat dan rahmat Allah S.W.T. , penulis dapat menyelesaikan Usulan Geladikarya ini dengan judul : ”Strategi Peningkatan Mutu Lulusan Pada Politeknik Negeri Lhokseumawe ”

Usulan geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr.Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara .

2. Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M. Eng selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT, selaku Ketua Komisi Pembimbing 4. Bapak Ir. Syahrizal, MT , selaku Anggota Komisi Pembimbing 5. Kedua orang tua, suami dan anak-anak tercinta.

6. Seluruh rekan-rekan staff dan pengajar di Politeknik Negeri Lhokseumawe.

7. Seluruh dosen pengajar dan staf Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh rekan-rekan peserta Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga Geladikarya ini dapat diselesaikan.


(7)

Akhirnya penulis menyadari bahwa Geladikarya ini masih banyak memiliki kekurangan dan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak untuk kesempurnaan laporan ini.

Medan, Maret 2012 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Pernyataan ... ii

Ringkasan Eksekutif ... iii

Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... Vii Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Batasan Penelitian ... 4

BAB II KERANGKA TEORITIS ... 5

2.1.Mutu ... 5

2.2.Mutu Pendidikan ... 5

2.3.Pengertian Strategi ... 7

2.4.Kelompok Diskusi Terarah (Focus Group Discussion/ FGD) ... 8

2.5. Analisis SWOT ... 10


(9)

Effect Diagram ... 11

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 16

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 18

4.1.Metode Penelitian ... 20

4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

4.3.Populasi dan Sampel ... 19

4.4.Data Yang Dibutuhkan ... 19

4.5.Metode Pengumpulan Data ... 20

4.6.Defenisi Operasional Variabel ... 21

4.7.Analisis Data ... 24

BAB V GAMBARAN UMUM LEMBAGA ... 25

5.1. Sejarah Politeknik Negeri Lhokseumaweh ... 25

5.2.Visi, Misi Dan Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan di Politeknik Negeri Lhokseumawe ... 26

5.3. Struktur Organisasi ... 28

5.4. Sarana dan Prasarana ... 29

5.5. Sumber Daya Manusia ... 29

5.6. Rencana Pengembangan ... 30

5.7. Sumber Dana ... 30

BAB VI ANALISIS MASALAH ... 31

6.1. Analisis Data ... 31

6.2. Evaluasi Kepuasan Pengguna Lulusan dan Keberlanjutan Penyerapan Lulusan………. 32

6.3. Evaluasi Variabel Standar Akreditasi Program Studi Diploma ……… 34

6.4 Diagram Ishikawa ………. 58


(10)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 63 7.1. Kesimpulan ... 63 7.2. Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Data Jumlah Lulusan, Rata-Rata Masa Tunggu Kerja

Politeknik Negeri Lhokseumawe

Tahun 2008 – 2010 ………... 1 Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel ... 23 Tabel 6.1 Hasil Evaluasi Lulusan oleh Pihak Pengguna Lulusan ... 34 Tabel 6.2 Rata-Rata Masa Studi Dan Rata-Rata IPK Lulusan Dari

Mahasiswa Reguler Bukan Transfer Tiap Program Studi

2008-2010 ………. . 45

Tabel 6.3 Jumlah Dosen Tetap, Berdasarkan Jabatan Fungsional Dan

Pendidikan Tertinggi 2008-2010……… 47 Tabel 6.4 Banyaknya Pengembangan Dosen Tetap Yang Bidang

Keahliannya Sesuai Dengan Program Studi Pada Unit Pengelola Program Studi Diploma Dalam Tiga Tahun

Terakhir 2008-2010………...………… 48

Tabel 6.5 Tenaga kependidikan yang ada di unilt pengelola Program

Studi Diploma 2008-2010 ………... 49 Tabel 6.6 Jumlah Dana Termasuk Gaji Yang Diterima Di Unit Pengelola

Program Studi Diploma 2008 s/d 2010 ……….. 52 Tabel 6.7 Data Penggunaan Dana Kegiatan Tridarma Per Program

Studi 2008 s/d 2010 ……….. 52 Tabel 6.8 Sarana dan Investasi Tambahan Mulai Tahun 2008 s/d

2010……….. 54

Tabel 6.9 Investasi Prasarana Pada Semua Program Studi Mulai Tahun

2008 s/d 2010……….. 55

Tabel 6.10 Data Informasi/Kebijakan Untuk Sivitas Akademika Dan Tenaga Kependidikan Di Unit Pengelola Program Studi


(12)

Tabel 6.11 Jumlah dan Dana Penelitian oleh Dosen Pada Masing-Masing

Program Studi Mulai Tahun 2008 s/d 2010 ……… 58 Tabel 6.13 Matriks SWOT ……… 64


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Analisis SWOT ……… 15

Gambar 2.2 Diagram Ishikawa ……… 16

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 19


(14)

DAFTA LAMPIRAN

1. Daftar Wawancara FGD (Focus Grouf Discussion)

2. Angket Penelitian Lulusan Diploma Politeknik Negeri Lhokseumawe Yang Sesuai Dengan Kebutuhan Dunia Kerja

3. Daftar Mata Kuliah Program Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumaweh

4. Data Perusahaan Pengguna Tenaga Kerja Lulusan Politeknik Negeri Lhokseumawe Tahun 2010


(15)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Mengenai mutu pendidikan ini dijelaskan pada pasal 1 ayat 17 UU RI Nomor 20 Tahun 2003, dan untuk mencapai mutu yang standar dari pendidikan itu bukan hanya unsur tenaga kependidikan yakni dosen, tetapi bagaimana pengelolaan perguruan tinggi itu atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan, yang dapat dilaksanaakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan (Pasal 35 ayat 3 UU RI Nomor 20 Tahun 2003).

Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) sebagai salah satu lembaga pendidikan tentunya berupaya menghasilkan lulusan terbaik setiap tahunnya. Salah satu indikator adalah dengan melihat masa tunggu lulusan memperoleh pekerjaan dan penghasilan. Strategi dalam meningkatkan mutu lulusan dapat dilakukan dengan cara memperbaiki, sistem perekrutan/penerimaan mahasiswa baru, perlu adanya penambahan tenaga teknisi dan peralatan laboratorium, kurikulum maupun silabus diharapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan pengguna tenaga kerja dan selain itu perlunya melengkapi peralatan pendukung dalam proses belajar mengajar, perlunya perbaikan terkait dengan metode pembelajaran, meliputi proses belajar mengajar yang menyenangkan, melengkapi peralatan laboratorium dan tenaga sumber daya dan melengkapi buku-buku yang ada diperpustakaan, perlu ditingkatkannya sistem promosi ketingkat sekolah-sekolah sedini mungkin, sehingga para lulusan sekolah-sekolah tersebut faham dengan keberadaan Politeknik Negeri Lhokseumawe dan fasilitas yang ada didalamnya serta peluang kerja apa yang akan diperoleh setelah lulus kuliah.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lulusan Perguruan Tinggi (PT) yang direkrut oleh perusahaan serta institusi-institusi ternama pada gilirannya akan meningkatkan reputasi Perguruan Tinggi (PT). Kualitas lulusan Perguruan Tinggi (PT) ditentukan oleh berbagai faktor-faktor pendukung, seperti gedung, fasilitas belajar-mengajar, perpustakaan, dan manajemen pendidikan. Namun hal yang paling utama adalah ketersediaan sumber daya manusia berupa staf akademis yang qualified dan berkomitmen. Kemampuan perguruan tinggi untuk menarik dan mempertahankan staf akademis yang berkualitas merupakan salah satu faktor kunci untuk meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi (PT) tersebut.

Perguruan tinggi (PT) di Indonesia sudah seharusnya melakukan reorientasi tujuan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi bukan sekedar menghasilkan lulusan sebanyak-banyaknya tanpa peduli terhadap kepuasan pengguna lulusan, melainkan juga harus bertanggung jawab menghasilkan lulusan yang kompetitif yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini menjadi tantangan bagi perguruan tinggi sebagai salah satu institusi penyedia tenaga kerja yang mampu berkompetisi di masa mendatang.

Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) merupakan satu – satunya Politeknik Negeri di Nanggroe Aceh Darussalam yang berlokasi di kota Lhokseumawe yang di selenggarakan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kerja profesional pada level supervisi di industri. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan


(17)

pendidikan pada pasal 1 di sebutkan bahwa Politeknik adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.

Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) tentunya berupaya menghasilkan lulusan terbaik setiap tahunnya. Salah satu indikator dalam upaya meningkan mutu lulusan adalah dengan melihat berapa lama lulusan diterima oleh pengguna jasa tenaga kerja (perusahaan pemerintah ataupun swasta), kemudian berapa besar penghasilah yang diterima para lulusan setelah selesai masa percobaan (training).

Pada Tabel 1.1 dibawah ini menjelaskan mengenai data mulai dari tahun 2008 sampai dengan 2010 yang terkait dengan besar julah lulusan setiap tahunnya dan lama masa tunggu lulusan memperoleh pekerjaan.

Tabel 1.1 Data Jumlah Lulusan, Rata-Rata Masa Tunggu Kerja Politeknik Negeri Lhokseumawe Tahun 2008 – 2010

Tahun

Jumlah Lulusan

Rata-Rata Masa Tunggu Kerja (bulan)

2008 367 4

2009 365 7

2010 466 12

Sumber : Politeknik Negeri Lhokseumawe, 2011

Berdasarkan Tabel 1.1 selama tiga tahun terakhir rata-rata masa tunggu lulusan Politeknik Negeri Lhokseumawe semakin lama, hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan mutu lulusan. Apabila kondisi ini tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan akan berakibat pada daya saing Politeknik Negeri Lhokseumawe dimasa yang akan datang.


(18)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dialami oleh Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) selama 3 (tiga) tahun terakhir adalah masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan semakin lama, sehingga perlu diketahui faktor apa yang menjadi penyebab lamanya masa tunggu untuk memperoleh pekerjaan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang diteliti, maka tujuan dari penelitian yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

a. Menemukan faktor yang menyebabkan penurunan mutu lulusan Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL).

b. Merekomendasikan strategi yang sesuai guna memperbaiki mutu lulusan di Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL).

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : a. Bagi Pimpinan PNL, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi saran

tentang upaya meningkatkan kualitas lulusan.

b. Bagi program Magister Manajemen USU, diharapkan dapat menjadi tambahan bahan bacaan.

c. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di program Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara.


(19)

bidang penelitian yang sejenis. 1.5 Batasan dan Ruang Lingkup

a Batasan

Batasan penulisan geladikarya ini dibatasi hanya pada pengkajian tentang strategi untuk menghasilkan lulusan Jurusan Teknik Elektro yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif dan kemudian diambil sebuah kesimpulan dan memberikan usulan saran.

b Ruang Lingkup

Ruang lingkup geladikarya ini difokuskan pada unsur - unsur yang ada di Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), seperti :

1. Metode 2. Manusia 3. Material 4. Lingkungan


(20)

BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1 Mutu

Mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama baiknya.

Secara luas mutu dapat diartikan sebagai agregat karakteristik dari produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen/pelanggan. Karakteristik mutu dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendidikan, mutu adalah suatu keberhasilan proses belajar yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan. Pelanggan bisa berupa mereka yang langsung menjadi penerima produk dan jasa tersebut atau mereka yang nantinya akan merasakan manfaat produk dan jasa tersebut (slamet, 1999).

2.2Mutu Pendidikan

Koswara (2002), menyatakan bahwa tujuan peningkatan mutu pendidikan adalah untuk mengidentifikasi secara akurat, lengkap dan tepat kebutuhan akan kompetensi dan profesionalisme oleh individu atau kelompok. Kesadaran akan perlunya pendidikan bermutu lahir dari kesadaran akan pentingnya mutu itu sendiri.

Mengenai mutu pendidikan ini dijelaskan pada pasal 1 ayat 17 UU RI Nomor 20 Tahun 2003, bahwa : “Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara


(21)

Kesatuan Republik Indonesia”. Mengenai kriteria minimal standar nasional pendidikan ini terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana.

Badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan inilah yang harus disiapkan oleh pemerintah, sehingga mutu pendidikan itu memiliki kriteria minimal yang senantiasa harus dipenuhi oleh pengelola pendidikan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

Kemudian akreditasi adalah merupakan suatu proses dan hasil. Sebagai proses, akreditasi merupakan suatu upaya BAN-PT untuk menilai dan menentukan status mutu program studi di perguruan tinggi berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Sebagai hasil, akreditasi merupakan status mutu perguruan tinggi yang diumumkan kepada masyarakat.

Dengan demikian, tujuan dan manfaat Akreditasi Program Studi adalah sebagai berikut :

1. Memberikan jaminan bahwa program studi yang terakreditasi telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT, sehingga mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggaraan program studi yang tidak memenuhi standar.

2. Mendorong program studi/perguruan tinggi untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi

3. Hasil akreditasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam transfer kredit, usulan bantuan dan alokasi dana, serta mendapat pengakuan dari badan atau instansi yang berkepentingan.


(22)

Terkait dengan Standar Akreditasi Program Studi Diploma mencakup komitmen Program Studi Diploma untuk memberikan layanan prima dan efektivitas pendidikan yang terdiri atas tujuh standar seperti berikut :

1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian

2. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu 3. Mahasiswa dan Lulusan.

4. Sumber Daya Manusia.

5. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik.

6. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi.

7. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama.

2.3 Pengertian Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir, untuk lebih jelas perkembangannya adalah sebagai berikut: Menurut Porter (2001), ”strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keuntungan bersaing”. Menurut Hamel dan Prahalad dalam Porter (2001), ”strategi merupakan tindakan yang bersifat inkremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi”. Menurut Porter (2001), strategi yang berhasil biasanya memiliki empat unsur utama yaitu :


(23)

1. Strategi tersebut harus ditujukan untuk mencapai tujuan yang jelas dan dalam jangka waktu yang panjang.

2. Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap lingkungan eksternal.

3. Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam mengenai kemampuan internal organisasi maupun individu.

4. Strategi dilaksanakan dengan resolusi, koordinasi, serta pemanfaatan yang efektif terhadap kemampuan dan komitmen dari semua anggota organisasi.

Tujuan utama strategi adalah untuk membimbing keputusan manajemen dalam rangka membentuk dan mempertahankan keunggulan kompetitif perusahaan, sehingga merupakan proses manajemen yang komprehensif dan berkelanjutan yang ditunjukkan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi yang efektif. Strategi yang efektif adalah strategi yang mendorong terciptanya keselarasan yang sempurna antara organisasi dengan lingkungannya guna pencapaian tujuan strateginya.

2.4 Kelompok Diskusi Terarah (Focus Group Discussion/FGD)

Kelompok Diskusi Terarah (Focus Group Discussion /FGD) merupakan bentuk penelitian kualitatif di mana sekelompok orang yang bertanya tentang sikap mereka terhadap produk, layanan, konsep, iklan, ide, atau kemasan. Pertanyaan diminta dalam grup pengaturan interaktif dimana peserta bebas untuk berbicara dengan anggota kelompok lainnya.

Dalam FGD biasanya terdapat suatu topik yang dibahas dan didiskusikan bersama. Prinsip-prinsip FGD di antaranya:


(24)

metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitaif lainnya (wawancara mendalam atau observasi) adalah interaksi, Hidup mati sebuah FGD terletak pada ciri ini. Tanpa interaksi sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview). 2. FGD adalah group bukan individu. Prinsip ini masih terkait dengan prinsip

sebelumnya. Agar terjadi dinamika kelompok, moderator harus memandang para peserta FGD sebagai suatu group, bukan orang per orang. Selalu melemparkan topik ke “tengah” bukan melulu tembak langsung ke peserta FGD.

3. FGD adalah diskusi terfokus bukan diskusi bebas. Prinsip ini melengkapi prinsip pertama di atas. Diingatkan bahwa jangan hanya mengejar interaksi dan dinamika kelompok, kalau hanya mengejar hal tersebut diskusi bisa berjalan ngawur. Selama diskusi berlangsung moderator harus fokus pada tujuan diskusi, sehingga moderator akan selalu berusaha mengembalikan diskusi ke “jalan yang benar”. Moderator memang dituntut untuk mencairkan suasana (ice breaking) agar diskusi tidak berlangsung kaku, namun kadang-kadang proses ice breaking ini kelamaan, moderator ikut larut dalam “keceriaan” kelompok, ber ha-ha-hi-hi, dan baru tersadar ketika masih banyak hal yang belum tergali, sementara para peserta sudah mulai kehilangan “energi”. FGD seringkali digunakan dalam diskusi produk pemasaran. Namun beberapa kali FGD gagal menghasilkan produk baru. Kegagalan tersebut disebabkan beberapa faktor.


(25)

2.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesess) dan ancaman (Threats).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.

Dengan demikian perencanaan strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi yaitu model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.

SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan

Weaknesses serta lingkungan External Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

(Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan

(Strengths) dan kelemahan (Weaknesess), Rangkuti (2008)


(26)

2.6 Diagram Ishikawa /diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram). Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada diagram fishbone tersebut (Heizer dan Render (2006).

Diagram Ishikawa (disebut juga diagram tulang ikan atau diagram sebab-akibat) adalah diagram yang menunjukkan penyebab peristiwa tertentu. umum yang menggunakan diagram Ishikawa adalah untuk desain produk, kontrol kualitas dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor potensial yang menyebabkan efek keseluruhan. Setiap penyebab atau alasan ketidaksempurnaan merupakan sumber dari permasalahan.

Penyebab umumnya dikelompokkan ke dalam kategori utama untuk mengidentifikasi sumber-sumber masalahnya. Kategori biasanya meliputi:

Manusia : Siapa saja yang terlibat dengan proses.

Metode : Bagaimana proses yang dilakukan dan persyaratan khusus untuk melakukannya, seperti kebijakan, prosedur, aturan, peraturan dan hukum Mesin: Peralatan, komputer, peralatan dan lain-lain yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Material : bahan baku, suku cadang, pena, kertas, dll yang digunakan untuk menghasilkan produk akhir.


(27)

Pengukuran: Data yang dihasilkan dari proses yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas

Lingkungan: Kondisi, seperti lokasi, waktu, suhu, dan budaya di mana proses tersebut beroperasi.

Diagram Ishikawa berbentuk fishbone yang menunjukkan faktor Peralatan, Proses, Manusia, Bahan, Lingkungan dan Manajemen. Itu semua merupakan masalah yang mempengaruhi keseluruhan. Panah kecil menghubungkan sub-penyebab sub-penyebab utama. Ishikawa diagram yang diajukan oleh Kaoru Ishikawa pada tahun 1960. Ia mempelopori proses manajemen mutu di galangan kapal Kawasaki, dan merupakan salah satu pencetus teori manajemen modern.

Diagram Ishikawa pertama kali digunakan pada tahun 1960, dan dianggap sebagai salah satu dari tujuh alat dasar kontrol kualitas. Diagram ini dikenal sebagai diagram fishbone karena bentuknya mirip dengan kerangka dasar ikan.

Diagram tulang ikan dapat di lihat berdasarkan gambar dibawah ini :


(28)

Untuk mendapatkan diagram ishikawa yang baik, penyusunan yang lancar dan mendapatkan hubungan sebab akibat yang rumit, maka beberapa hal perlu diperhatikan dalam rangka penyusunannya :

a. Nyatakan masalah yang akan ditelusuri penyebabnya, pastikan semua peserta memahami dan menyetujui permasalahan itu sebagai akibat utama. b. Tuliskan akibat utama (masalah utama) tersebut di dalam segi-empat pada

posisi kepala ikan .

c. Tuliskan ke 4 faktor penyebab primer yaitu SDM, metoda, material dan mesin pada masing-masing 4 cabang utama tulang ikan (jika proses yang dianalisis adalah proses manufacturing).

d. Kembangkan tiap faktor primer tersebut ke dalam faktor penyebab sekunder. Kemudian faktor penyebab sekunder yang ditemukan dituliskan sebagai ranting pada cabang tulang ikan.

e. Ulangi hal yang sama terhadap masing-masing ranting, yaitu kembangkan kemungkinan penyebab tersier dan susunlah ke dalam grafik berupa anak ranting dan seterusnya.

f. Pertimbangkan untuk melakukan pemecahan ranting apabila anak ranting yang terbentuk terlalu bertumpuk. Periksa kembali semua penyebab yang telah dituliskan, hilangkan hal-hal yang mungkin merupakan suatu akibat (dengan demikian menjadi masalah lain), atau merupakan suatu gejala (dengan demikian menjadi tidak nyata karena tidak dapat diukur, dikontrol atau tidak spesifik).

g. Ulangi pemeriksaan terhadap grafik yang diperoleh, eliminasi penyebab yang tidak dapat atau belum dapat diukur dan dikonrtrol atau dengan kata


(29)

lain tidak dapat dilakukan perbaikan atas penyebab tersebut karena tidak spesifik. Selain itu lakukan penggantian istilah apabila ada istilah yang kurang tepat atau kurang spesifik.

h. Usahakan agar penyebab-penyebab teridentifikasi yang tersisa juga merupakan proses variabel. Sehingga peningkatan dan perbaikan terhadap proses variabel tersebut akan dapat dipastikan memberikan masukan. Sebab dalam diagram seringkali disebut dengan 4 M yang akan dijelaskan di bawah ini. Diagram sebab akibat dapat mengungkapkan hubungan penting dalam sebuah variabel dan penyebab yang mungkin memberikan informasi tambahan ke dalam perilaku proses.

Penyebab dapat diturunkan atau di “brainstorming” dimasukan dalam label kategori tulang ikan tersebut. Teknik untuk membuatnya dengan pertanyaan “mengapa?”

Kategori dan tipe umum diagram sebab-akibat ini antara lain : 4 M (digunakan dalam manufaktur), adalah :

- Machine (Mesin/teknologi)

- Method (proses / inspeksi)

- Material (Bahan baku, bahan habis pakai dll)

- Man power (Tenaga kerja fisik / Pikiran (kerja otak): Kaizens, Saran 8 P (digunakan dalam industri jasa), adalah :

- Product/Service (Layanan)

- Price (Harga)

- Place (Tempat)


(30)

- People (Orang)

- Process (Proses)

- Physical Evidence ( Bukti)

- Productivity & Quality (Produktivitas dan kualitas) 4 S(digunakan dalam industri jasa), adalah :

Surroundings (Terdekat) Suppliers (Pemasok) Systems (Sistem) Skills (Keterampilan) M yang lain adalah :

Mother Nature /Environment (Lingkungan) Measurement /Inspection (Pengukuran) Maintenance (Pemeliharaan)

• Money Power (Uang) • Management (Manajemen)


(31)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Berdasarkan kerangka teori diatas peneliti bermaksud meneliti mengenai peningkatan kualitas lulusan dari Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), yang terkait dengan peningkatan waktu masa tunggu penerimaan lulusan oleh pengguna jasa tenaga kerja dan besarnya penghasilan berdasarkan tahun yang dimulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

Kerangka konseptual atau pemikiran dalam geladikarya ini dimulai dengan pengumpulan data dari Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) untuk mengetahui gambaran Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) mengenai beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi, diantaranya adalah :

1. Metode 2. Manusia 3. Material 4. Lingkungan

Setelah diketahui faktor – faktor apa saja yang paling berpengaruh, kemudian penulis akan melakukan analisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyusun kerangka konseptual seperti terlihat pada gambar 3.1 dibawah ini.


(32)

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Metode

Manusia

Material

Lingkungan

Mutu Lulusan Politeknik Negeri


(33)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang bersifat sistematis, terencana, mengikuti konsep ilmiah yang bertujuan ingin mendapatkan atau mengumpulkan keterangan atau data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi penelitian sebagai berikut :

a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan isi pembahasan dari buku-buku, majalah ilmiah, serta bahan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

b. Penelitian Lapangan (field research), yakni dengan mengunjungi langsung lapangan, yaitu Politeknik Negeri Lhokseumawe dan beberapa lokasi perusahaan maupun instansi yang dipilih sebagai sampel.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

a.Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Politeknik Negeri Lhokseumawe yang berada di

Jalan Medan-Banda Aceh, Km 280 Lhokseumawe pada Jurusan Teknik

Elektro.

b.Waktu Penelitian

Kemudian waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan April 2012.


(34)

4.3 Populasi dan sampel a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian Arikunto (1997). Senada dengan pendapat diatas Zainul Mustofa (1991), memberi batasan tentang populasi yaitu semua individu yang menjadi objek penelitian dan sesuai dengan hal tersebut yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa atau manufaktur serta instansi pemerintah maupun swasta yang menjadi pemakai tenaga kerja lulusan Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) atau Institusi sejenis dan . Direktur, Pembantu Direktur bagian Akademik, Ketua Jurusan (5 Jurusan), Kabag. Akademik dan Kemahasiswaan serta Kabag. Adm. Umum dan Keuangan. Adapun jumlah populasi adalah sebanyak 13 (tiga belas) perusahaan dan 9 (Sembilan) orang dari Politeknik Negeri Lhokseumawe. Total populasi adalah 22 orang responden.

b. Sampel

Sampel Djarwanto (1996) adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Maka yang menjadi sampel adalah 6 (enam) pimpinan perusahaan dan 9 (Sembilan) orang dari pihak Politeknik Negeri Lhokseumawe dengan total 15 orang sampel.

4.4 Data Yang Dibutuhkan

Data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi kemampuan sumber daya dan analisis strategi organisasi pendidikan ini ialah:


(35)

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil pengamatan serta keterangan yang diberikan langsung oleh pimpinan, dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe, yakni data mengenai penerapan standar mutu sesuai dengan UU RI No 23 Tahun 2003 atau standar BAN-PT. Untuk mengetahui mutu dari lulusan yang dipekerjakan, dikumpulkan data dari beberapa perusahaan yang telah menggunakan jasa tenaga kerja. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari Politeknik Negeri

Lhokseumawe, perusahaan yang bekerjasama dengan Politeknik Negeri Lhokseumawe dan melalui kepustakaan berupa literatur dan buku kepustakaan untuk melengkapi data primer.

4.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara antara lain:

a. Observasi, yaitu turun ke lokasi (Politeknik Negeri Lhokseumawe) untuk mengamati dan melihat langsung bagaimana keadaan dilapangan.

b. Wawancara, yaitu dengan menggunakan metode Focus Grup Discussion

(FGD), dimana Focus Grup Discussion (FGD) ini adalah sebuah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut kelompok. Pada penelitian ini kelompok FGD terdiri dari pihak-pihak yang terlibat dalam peningkatan mutu lulusan Politeknik Negeri Lhokseumawe, antara lain Direktur/Pembantu, Direktur/Ketua dan Jurusan.


(36)

c. Angket, dalam hal ini penulis memberikan sejumlah pertanyaan tertentu secara tertulis kepada sejumlah responden, yakni para manajer perusahaan sampel, mereka memberikan pillihan, mengisi jawaban dan memberikan pendapat atau saran.

4.6 Definisi Operasional Variabel.

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional

Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi

pencapaian

- Kejelasan,kerealistikan, dan keterkaitan antar visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi.

-Strategi pencapaian sasaran: kejelasan rentang waktu dan dukungan dokumen.

- Pemahaman pemangku kepentingan internal (sivitas akademika dan tenaga kependidikan) terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran program studi.

Tata pamong, kepemimpinan, sistem

pengelolaan, dan penjaminan mutu

- Jaminan tata pamong untuk mewujudkan visi, melaksanakan misi, mencapai tujuan dengan menggunakan strategi secara kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil.

- Karakteristik kepemimpinan di program studi yang mencakup: kepemimpinan operasional, kepemimpinan organisasi, dan kepemimpinan publik.

- Efektivitas sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup: Perencanaan, pengorganisasian, pengembangan staf, penga-wasan, operasi, representasi, dan penganggaran yang dilaksanakan secara efektif.

- Pelaksanaan penjaminan mutu program studi. - Umpan balik untuk peningkatan mutu proses

pembelajaran. Informasi mencakup: sumber umpan balik, keberlanjutan pelaksanaan, dan tindak lanjutnya.

- Upaya-upaya yang telah dilakukan penyelenggara program studi untuk menjamin keberlanjutan (sustainability) program studi.

Mahasiswa dan lulusan

-Efektivitas implementasi sistem rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa untuk menghasilkan calon mahasiswa yang bermutu


(37)

mahasiswa

-Tingkat kelulusan tepat waktu dan persentase drop out (DO)/mengundurkan diri

-Layanan kepada mahasiswa

-Usaha-usaha program studi/jurusan mencarikan tempat kerja bagi lulusannya.

-Evaluasi lulusan

-Partisipasi alumni dalam mendukung pengembangan akademik dan non-akademik program studi

Sumber Daya Manusia

-Sistem rekrutmen, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan untuk menjamin mutu penyelenggaraan

-Sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja dosen dan tenaga kependidikan

-Kualifikasi akademik, kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional), dan jumlah (rasio dosen mahasiswa, jabatan akademik) dosen tetap dan tidak tetap (dosen mata kuliah, dosen tamu, dosen luar biasa dan/atau pakar, sesuai dengan kebutuhan) untuk menjamin mutu program akademik.

-Jumlah, kualifikasi, dan pelaksanaan tugas dosen tidak tetap

-Upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam tiga tahun terakhir.

-Jumlah, rasio, kualifikasi akademik dan kompetensi tenaga kependidikan (pustakawan, laboran, analis, teknisi, operator, programer, staf administrasi, dan/atau staf pendukung lainnya) untuk menjamin mutu penyelenggaraan program studi.

Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik

-Kurikulum: kompetensi dan struktur, deskripsi mata kuliah, silabus dan SAP.

-Pelaksanaan proses pembelajaran: Mekanisme monitoring perkuliahan, Jumlah jam real yang digunakan untuk kegiatan praktikum/ praktek/ PKL, Mutu soal ujian, Peninjauan kurikulum selama 5 tahun terakhir: mekanisme, pihak yang terlibat, hasil peninjauan

-Sistem pembimbingan akademik: banyaknya mahasiswa per dosen PA, pelaksanaan kegiatan, rata-rata pertemuan per semester, efektivitas kegiatan perwalian

-Karya/tugas akhir : bentuk karya/tugas akhir, ketersediaan panduan, rata-rata mahasiswa per dosen pembimbing karya/tugas akhir, rata-rata jumlah pertemuan/ pembimbingan, kualifikasi akademik dosen pembimbing karya/tugas akhir Tabel 4.1 Lanjutan


(38)

-Upaya perbaikan sistem pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga tahun terakhir.

-Peningkatan suasana akademik: Kebijakan tentang suasana akademik, ketersediaan dan jenis prasarana, sarana dan dana, program dan kegiatan akademik untuk menciptakan suasana akademik, interaksi akademik antara dosen-mahasiswa, serta pengembangan perilaku kecendekiawanan.

-Pembekalan lulusan program studi dengan etika profesi.

-Budaya keselamatan kerja dalam kegiatan praktikum/praktek: ketersediaan pedoman, keefektifan pelaksanaan, dan kelengkapan peralatan. Pembiayaan, Sarana

dan Prasarana, Serta Sistem Informasi

-Keterlibatan program studi dalam perencanaan target kinerja, perencanaan kegiatan/ kerja dan perencanaan alokasi dan pengelolaan dana.

-Biaya operasional dalam lima tahun terakhir untuk mendukung kegiatan program akademik (pendidikan, penelitian, danpelayanan/pengabdian kepada masyarakat).

-Prasarana: ruang kerja dosen yang memenuhi kelayakan dan mutu untuk melakukan aktivitas kerja, pengembangan diri, dan pelayanan akademik. -Akses dan pendayagunaan sarana yang

dipergunakan dalam proses administrasi dan pembelajaran serta penyeleng-garaan kegiatan tridarma PT secara efektif.

-Akses dan pendayagunaan sistem informasi dalam pengelolaan data dan informasi tentang penyelenggaraan program akademik di program studi.

Penelitian, Pelayanan/Pengabdian

Kepada Masyarakat, dan Kerjasama

- Produktivitas dan mutu hasil penelitian dosen dalam kegiatan penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama, dan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan tersebut.

- Kegiatan pelayanan/

pengabdian kepada masyarakat dosen dan mahasiswa program studi yang bermanfaat bagi pemangku kepentingan(kerjasama, karya, penelitian, dan pemanfaatanjasa/

produk kepakaran).

- Jumlah dan mutu kerjasama yang efektif yang mendukung pelaksanaan misi program studi dan institusi dan dampak kerjasama untuk penyelenggaraan dan pengembangan program studi. Strategi Peningkatan

Mutu Pendidikan

Merasa puas melakukan pendidikan di Politeknik Tabel 4.1 Lanjutan


(39)

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Lhokseumawe

Negeri Lhokseumawe

Sumber : Data diolah 2011 4.7 Analisis Data

Untuk menganalisis data yang sudah terkumpul penulis menggunakan metode antara lain :

a. Peneliti mengumpulkan data mengenai keadaan Politeknik Negeri Lhokseumawe terkait dengan penyusunan standar akreditasi oleh BAN-PT, di Jurusan yaitu dengan cara menggunakan kelompok diskusi terarah (Focus Group Discussion /FGD). Kemudian Evaluasi menggunakan kuesioner dilakukan terhadap perusahaan sebagai pengguna jasa.

b. Peneliti menyusun faktor penting penyebab penurunan mutu dengan menggunakan diagram Ishikawa /diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) dan diagram SWOT (Strenghts, Weaknesess, Oppurtunitie, Threats). Analisis data dilakukan dengan membandingkan dengan standar dan prosedur akreditasi Program Studi Diploma (sesuai BAN-PT Tahun 2009).

c. Kemudian penulis menggunakan Diagram Ishikawa, yang mana berguna untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang berpengaruh pada kualitas (Heizer dan render 2006). Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor (faktor internal maupun eksternal), secara sistematis untuk merumuskan strategi (Rangkuti, 2008).


(40)

BAB V

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

5.1 Sejarah Politeknik Negeri Lhokseumawe

Sejarah berdirinya Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) tidak dapat dipisahkan dari peran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sebagai induk dan cikal bakal lahirnya PNL. Gedung dan fasilitas PNL awalnya dibangun pada tahun 1985 dengan bantuan dana dari Bank Dunia melalui proyek LOAN XII. Penyelenggaraan pendidikan dimulai pada tanggal 5 Oktober 1987. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 100/0/1997, tanggal 9 Mei 1997 Politeknik Unsyiah menjadi mandiri dan berubah nama menjadi Politeknik Negeri Lhokseumawe. PNL berdiri pada area seluas 148.221,5 m2, yang terletak di jalan Banda Aceh Medan kilometer 280 Buketrata, 7 km sebelah timur kota Lhokseumawe propinsi Nanggro Aceh Darussalam. Saat awal penyelenggaraan pendidikannya, PNL memiliki tiga jurusan yaitu jurusan Teknik Sipil, Teknik Mesin dan Teknik Kimia. Seiring dengan tuntutan dan perubahan paradigma pendidikan tinggi disertai kebutuhan pasar kerja, PNL hingga saat ini memiliki 5 jurusan yang terdiri dari 10 program studi D3 dan 3 program studi D4. Hingga tahun akademik 2006/2007, PNL telah menghasilkan lulusan sebanyak 5.362 orang. Lulusan yang telah dihasilkan merupakan tenaga trampil yang kompeten dibidangnya. Mereka tersebar di seluruh wilayah Indonesia maupun luar negeri.

Sejalan dengan perkembangan jurusan dan program studi baru yang diselenggarakan, PNL terus melakukan pembenahan yang berkesinambungan


(41)

baik dari struktur organisasi, peraturan, sumber daya fisik dan manusia serta peningkatan dan pengembangan kerja sama yang saling menguntungkan dengan semua pihak yang terkait. Rencana pengembangan PNL sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) dan Rencana Strategis (RENSTRA) diarahkan pada terbentuknya Badan Layanan Umum (BLU) dan Standar Pelayanan Minimum (SPM). Pengembangan ini juga akan disinergikan dengan Rencana Pengembangan kota Lhokseumawe dan propinsi Nanggro Aceh Darussalam untuk menjamin keberlangsungan PNL sebagai lembaga pendidikan vokasi yang menghasilkan lulusan yang kompeten dan siap bersaing dalam pasar kerja global.

5.2 Visi, Misi dan Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Di Politeknik Negeri Lhokseumawe

a. Visi

PNL (Politeknik Negeri Lhokseumawe) adalah pada tahun 2018 menjadi lembaga pendidikan tinggi vokasi mandiri yang memiliki keunggulan dalam menyelenggarakan program pendidikan vokasi, serta sebagai pusat penelitian dan penyebarluasan teknologi terapan untuk mendukung pembangunan nasional berlandaskan keTuhanan, berwawasan kerakyatan dan lingkungan.

b. Misi

Menyelenggarakan pendidikan vokasi untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), berdasarkan Iman dan Taqwa


(42)

(IMTAQ), memberi kesempatan bagi masyarakat luas untuk memperoleh pendidikan vokasi yang menunjang kemampuan penelitian serta penguasaan dan penyebarluasan teknologi terapan. Membangun dan mengembangkan diri dengan memegang teguh pada nilai-nilai religiusitas, etika akademik, dan terbuka terhadap dinamika perkembangan lingkungan internal dan eksternal.

c. Tujuan

o Menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

o Mengembangkan pendidikan vokasi sejumlah program studi dengan berlandaskan pada kompetensi profesi setiap bidang yang dipilih, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang siap berprofesi dalam bidang masing-masing dengan kompetensi yang tinggi menurut Standar Nasional dan Internasional.

o Memberi kesempatan kepada masyarakat luas khususnya dari keluarga kurang mampu untuk menempuh pendidikan vokasi yang sesuai dengan disiplin keilmuan yang terdapat pada setiap Program Studi. o Memberdayakan segenap potensi yang ada pada Jurusan dan

Program Studi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat secara profesional dan beretika.

o Menyediakan wadah pengembangan disiplin ilmu pendidikan vokasi yang kondusif untuk staf pengajar dan mahasiswa sehingga dapat


(43)

memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

o Menciptakan dan mengembangkan suasana kehidupan kampus yang etis dan demokratis sehingga menunjang terciptanya kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, serta otonomi keilmuan yang kondusif untuk melahirkan pemikiran kreatif-konstruktif-inovatif yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu, dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

o Meningkatkan dan menjamin kualitas proses, produk dan sarana pembelajaran serta layanan akademik yang memadai sehingga dapat diciptakan atmosfir akademik yang sehat menuju Badan Layanan Umum (BLU).

5.3 Struktur Organisasi

Manajemen PNL dipimpin oleh seorang Direktur yang dibantu oleh 4 orang Pembantu Direktur, yaitu Pembantu Direktur Bidang Akademik, Pembantu Direktur Bidang Keuangan dan Administrasi, Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Pembantu Direktur Bidang Kerjasama dan Hubungan Masyarakat. Manajemen tersebut didukung oleh 2 orang Kepala Bagian (Kabag) dan 4 orang Kepala Sub Bagian (Kasubbag). Struktur Kabag terdiri dari Kabag Administrasi Umum dan Keuangan serta Kabag Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.

Sementara Kasubbag terdiri dari Kasubbag Akademik dan Kemahasiswaan, Kasubbag Perencanaan dan Sistem Informasi, Kasubbag Kepegawaian dan Kasubbag Tata Usaha. Lebih lanjut, PNL


(44)

mempunyai 7 Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu UPT Perpustakaan, UPT Perawatan dan Perbaikan, UPT Komputer, UPT Bahasa, UPT Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, UPT Inkubasi Bisnis dan UPT Badan Kerjasama Industri. Disamping itu, terdapat pula 5 unit pembantu lainnya, yaitu HaKI, P2AK, Monitoring dan Evaluasi, Satuan Penjaminan Mutu serta Badan Pengendali Dana Sosial.

5.4 Sarana dan Prasarana

Saat ini gedung PNL terdiri atas 20 bangunan besar yang tersebar sesuai

site plan diatas areal seluas 148.221,5 m2. Bangunan-bangunan tersebut difungsikan sebagai :

1. Gedung Kuliah

2. Laboratoriumdan Bengkel 3. Ruang Studio

4. Gedung Administrasi 5. Perpustakaan

6. Perumahan Dosen 7. Asrama Mahasiswa 8. Auditorium

9. Fasilitas Olah Raga 10.Kantin dan Masjid 5.5 Sumber Daya Manusia

Pada tahun akademik 2008/2010, PNL memiliki mahasiswa sebanyak 1523 orang yang tersebar pada 5 jurusan, dengan rincian 213 orang pada jurusan Teknik Mesin, 289 orang pada jurusan Teknik Sipil, 155 orang pada


(45)

jurusan Teknik Kimia, 493 orang pada jurusan Teknik Elektro dan 373 orang pada jurusan Tata Niaga.

PBM dilayani oleh 273 orang tenaga pengajar dengan kualifikasi pendidikan S1/D4 sebanyak 166 orang, S2 sebanyak 106 orang dan S3 sebanyak 1orang.

Kegiatan di laboratorium/bengkel dan UPT didukung oleh 76 orang teknisi, sedangkan kegiatan administrasi didukung oleh 83 orang tenaga administrasi.

5.6 Rencana Pengembangan

Rencana pengembangan PNL tertuang di dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) PNL 2006-2018. Penyusunan RIP merujuk pada visi, misi dan tujuan penyelenggaraan pendidikan di PNL. Disamping itu juga dipertimbangkan kekuatan, kelemahan internal dan nilai-nilai manajemen organisasi PNL, mengenali ancaman dan peluang eksternal serta kewajiban sosial PNL.

5.7 Sumber Dana

Sumber keuangan Politeknik Negeri Lhokseumawe adalah dari uang kuliah mahasiswa Politeknik Negeri Lhokseumawe (tingkat satu, dua dan tiga), DIPA, NAD, Pengelolaan Asrama dan Kerjasama dengan Industri.


(46)

BAB VI

ANALISIS MASALAH

6.1 Analisis Data

Seperti yang telah diuraikan pada landasan teori bahwa mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama baiknya, (Selamet, 1999).

Secara luas mutu dapat diartikan sebagai agregat karakteristik dari produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen/pelanggan. Karakteristik mutu dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif.

Pelanggan bisa berupa mereka yang langsung menjadi penerima produk dan jasa tersebut atau mereka yang nantinya akan merasakan manfaat produk dan jasa tersebut.

Untuk mengetahui strategi meningkatkan mutu lulusan pada Politeknik Negeri Lhokseumawe sesuai dengan yang diharapkan, Maka data dikumpulkan melalui Direktur, Wakil Direktur, Ketua jurusan Politeknik Negeri Lhokseumawe dan kepala bidang terkait dan perusahaan pengguna jasa lulusan.

Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan tabulasi data kedalam bentuk tabel frekwensi. Kemudian data tersebut dianalisis dengan berpedoman kepada langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menghitung masing-masing jawaban responden untuk setiap item berdasarkan opsi yang dipilih.

2. Membuat persentase setiap opsi yang dihitung dengan menggunakan rumus: P=F/Nx100%


(47)

3. Setelah data dari jawaban responden kemudian ditabulasi dalam tabel frekwensi, secara kualitatif data dianalisis.

6.2Evaluasi Kepuasan Pengguna Lulusan dan Keberlanjutan Penyerapan Lulusan

Untuk mengetahui kinerja karyawan berpendidikan Diploma dengan pihak pengguna jasa tenaga kerja, dilakukan dengan penyampaian kuesioner secara tertulis ke pada pimpinan perusahaan-perusahaan pengguna lulusan.

Kriteria kinerja karyawan yakni sangat baik, baik, cukup dan kurang. Indikator yang digunakan untuk mengukur adalah Daftar Penilaian Prestasi Kerja (DP3). Sangat baik apabila nilai DP3>100, baik apa bila nilai DP3=94-85 dan cukup apabila nilai DP3=84-75 dan kurang apabila nilai DP3 < 74.

Hasil studi pelacakan dirangkum dalam Tabel 6.1 dibawah ini. Tabel 6.1 Hasil Evaluasi Lulusan oleh Pihak Pengguna Lulusan No Jenis Kemampuan Tanggapan

Kepuasan

Frekwensi (f)

Persentase (%) 1 Integritas (Etika dan

Moral) Sangat Baik Baik Cukup Kurang - 2 3 1 - 33.33 50.00 16.17 2 Keahlian Berdasarkan

Bidang ilmu

(profesionalisme)

Sangat Baik Baik Cukup Kurang 1 1 1 3 16.17 16.17 16.17 50.00 3 Bahasa Inggris Sangat Baik

Baik Cukup Kurang - 1 2 3 - 16.17 33.33 50.00 4 Penggunaan

Teknologi Informasi Sangat Baik Baik Cukup Kurang 1 1 1 3 16.17 16.17 16.17 50.00


(48)

Baik Cukup Kurang 1 1 3 16.17 16.17 50.00 6 Kerjasama Tim Sangat Baik

Baik Cukup Kurang - 1 1 4 - 16.17 16.17 66.67 7 Pengembangan Diri Sangat Baik

Baik Cukup Kurang - - 2 4 - - 33.33 66.67 Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil evaluasi lulusan oleh pengguna lulusan yang terdapat pada tabel 6.1, terkait dengan jenis kemampuan yang dianggap paling lemah, adalah sebagai berikut :

1. Penilaian terkait keahlian berdasarkan bidang ilmu (profesionalisme), data frekwensi terbesar adalah 3 atau (50,00%) dari total responden dengan tanggapan kepuasan kurang.

2. Penilaian terhadap kemampuan Bahasa Inggris, data frekwensi terbesar adalah 3 atau (50,00%) dari total responden dengan tanggapan kepuasan kurang.

3. Penilaian kemampuan penggunaan Teknologi Informasi, data frekwensi terbesar adalah 3 atau (50,00%) dari total responden dengan tanggapan kepuasan kurang.

4. Penilaian terkait dengan kemampuan komunikasi, data frekwensi terbesar adalah 3 atau (50,00%) dari total responden dengan tanggapan kepuasan kurang.

Berdasarkan evaluasi kinerja lulusan tersebut diatas, maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan kurikulum dan silabus mata kuliah serta kerjasama


(49)

industri dalam mendukung peningkatan mutu lulusan dimasa yang akan datang. Tindak lanjut dari kegiatan pelacakan ini adalah menjadi masukan positif bagi program studi untuk lebih meningkatkan kualitas atau mutu lulusan secara menyeluruh sehingga tercapai kepuasan pengguna lulusan yang maksimal.

6.3Evaluasi Variabel Standar Akreditasi Program Studi Diploma

Ada tujuh standar berdasarkan Badan Akreditasi Nasional (BAN-PT) dan dianggap mempengaruhi dalam menjamin mutu sebuah perguruan tinggi, antara lain :

a. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Serta Strategi Pencapaian

Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran di tingkat unit pengelola program studi diploma atau dalam hal ini adalah Jurusan dilakukan dengan mengumpulkan para Ketua Program Studi di lingkungan Jurusan dalam suatu pertemuan yang dikoordinasikan oleh Ketua Jurusan. Pertemuan ini bertujuan untuk menyamakan pandangan dalam hal perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran Jurusan ke depan. Hasilnya adalah suatu rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran yang mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran ke-5 Progam Studi yang ada di lingkungan Jurusan, yang dalam hal ini telah disesuikan dengan kebutuhan stakeholder serta pasar kerja. Visi, misi, tujuan dan sasaran Jurusan juga dirumuskan sejalan dengan visi, dan misi serta tujuan Institusi Politeknik Negeri Lhokseumawe.

1. Visi Jurusan

Menjadi pusat pengkajian dan pengembangan dalam bidang teknologi: Kelistrikan, Telekomunikasi, Elektronika, Informatika, dan Instrumentasi


(50)

Otomasi Industri yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

2. Misi Jurusan

Menyelenggarakan pendidikan profesional untuk menghasilkan lulusan yang mampu berpartisipasi aktif dalam merespon isu perkembangan teknologi.

Menjadi pusat riset dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa dengan menghasilkan produk-produk berteknologi mutakhir serta ramah lingkungan.

Menjadi pusat pelatihan dan uji kompetensi dalam bidang teknologi: Kelistrikan, Telekomunikasi, Elektronika, Informatika, dan Instrumentasi Otomasi Industri dengan sertifikasi nasional.

Membina dan meningkatkan hubungan kerja sama yang baik dengan

stakeholder.

Membina budaya kewirausahaan bagi lulusan. 3. Tujuan Jurusan

Mengakomodir kebutuhan tenaga kerja bagi stakeholder baik di tingkat nasional maupun internasional. Mewujudkan masyarakat yang memiliki keahiian dalam bidang teknologi: Kelistrikan, Telekomunikasi, Elektronika, Informatika, dan Instrumentasi Otomasi Industri melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan.

4. Sasaran dan strategi pencapaian

Meningkatkan penyerapan lulusan oleh stakeholder untuk bidang kompetensi teknologi: Kelistrikan, Telekomunikasi, Elektronika, Informatika, dan


(51)

Instrumentasi Otomasi Industri. Beberapa strategi yang ditempuh Jurusan untuk mencapai tujuan adalah:

Meningkatkan kemampuan keterampilan bagi mahasiswa.

Meningkatkan kemampuan staf pengajar sesuai dengan bidang keahhannya. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

Melakukan peninjauan dan perbaikan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri sesuai dengan kurikulum yang berbasis kompetensi. Meningkatkan fasilitas laboratorium.

Meningkatkan kemampuan riset dalam kerangka pengembangan IPTEK. Meningkatkan profesionalisme manajemen pengelola jurusan dan program studi.

Terkait dengan, visi misi, tujuan sasaran serta strategi pencapaian, dalam hal ini dirasakan mampu mendukung system pendidikan Politeknik Negeri Lhkseumawe.

b.Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan Mutu 1. Tata Pamong

Tata pamong jurusan tercermin dalam struktur organisasi. Jurusan dipimpin oleh Ketua Jurusan yang bertanggung jawab melaksanakan proses PBM pada program studi. Ketua Jurusan dipilih secara langsung oleh staf pengajar dan teknisi yang bernaung di bawah Program Studi. Proses pemilihan diawali dengan pendaftaran calon pada panitia pemilihan ketua jurusan. Pemilihan dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu tahap penyampaian visi dan misi serta program kerja calon dan tahap pemilihan langsung melalui pemungutan suara. Hasil pemilihan akan dikirim ke Direktur Politeknik oleh


(52)

panitia pelaksana. Direktur akan menyatakan calon ketua jurusan hasil pemilihan sebagai Ketua Jurusan yang disahkan melalui Surat Keputusan Direktur. Masa jabatan ketua jurusan 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut atau berselang. Ketua Jurusan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Politeknik. Pada saat melaksanakan kegiatan administrasi Ketua Jurusan dibantu oleh Sekretaris Jurusan, Ketua Program Studi dan Kepala Laboratorim Proses pengangkatan Sekretaris Jurusan dan Ketua Program Studi diusulkan oleh Ketua Jurusan kepada Direktur. Masa jabatan Sekretaris Jurusan dan Ketua Program Studi masing-masing 1 (satu) tahun berjalan, dan dapat diusulkan kembali untuk tahun berikutnya jika prestasi kerjanya memuaskan. Untuk kegiatan perkuliahan pada setiap semester baru, beban mengajar dan jadwal kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) disusun oleh Ketua Program Studi berdasarkan bidang keahlian masing-masing staf pengajar. Dengan persetujuan ketua jurusan beban mengajar diserahkan ke bagian akademik untuk diproses menjadi surat keputusan Direktur. Setiap staf pengajar diberi beban mengajar yang ditugaskan melalui Surat Keputusan Direktur untuk setiap semester yang berjalan Bagi staf pengajar yang mempunyai prestasi yang baik akan diberikan penghargaan sebagai dosen berprestasi di tingkat Polilteknik Negeri Lhokseumawe. Struktur organisasi yang ada didalam Jurusan, antara lain:

 Ketua Jurusan  Sekretaris Jurusan  Ketua Program Studi


(53)

 Kepala Laboratorium  Staf Pengajar (Dosen)  Pembimbing Akademik  Staf Teknisi

 Staf Administrasi Program Studi 2. Kepemimpinan

Jurusan dipimpin oleh seorang Ketua Jurusan yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang Sekretaris Jurusan. Ketua Jurusan juga dibantu oleh para Ketua Program Studi dan Kepala Laboratorium serta Tenaga Kependidikan. Didalam memimpin Jurusan, Ketua Jurusan harus selalu menerapkan prinsip kekeluargaan, sehingga diharapkan ikatan kebersamaan yang selama ini sudah terjalin dengan baik dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan.

3. Sistem Pengelolaan

Tugas dan Sistem pengelolaan fungsional serta operasional Jurusan yang dikelola oleh Ketua Jurusan, terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengembangan staf, pengawasan, pengarahan, representasi dan penganggaran agar tercapai efektivitas dan efisiensi dalam penyeienggaraan proses belajar mengajar di Jurusan. Ketua Jurusan sebagai pengelola ditingkat Jurusan melalui sekretaris Jurusan menyusun perencanaan penggunaan ruang kuliah dan laboratorium sebagai acuan bagi Ketua Program Studi untuk menyusun jadwal perkuliahan dan praktikum. Ketua Jurusan juga melakukan pemetaan terhadap staf pengajar untuk peningkatan kualitas dan kualifikasi sebagai dosen profesional. Mengorganisir setiap unit


(54)

kerja sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas dalam melaksanakan proses pembelajaran dilingkungan jurusan yang akhirnya akan terbentuk suasana akademik yang kondusif. Pengembangan staf yang meliputi studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi, pelatihan bersertifikasi dan magang industri dilingkungan Jurusan juga ditetapkan oleh Ketua Jurusan, dengan mempertimbangkan usulan dari Ketua Program Studi. Ketua Jurusan dalam menjalankan fungsinya juga melakukan pengawasan secara terkoordinir dan sistematik terhadap Sekretaris Jurusan, Ketua Program Studi, Kepala Laboratorium dan Tenaga Kependidikan serta sumber daya pendidikan (materi perkuliahan, tingkat kedisiplinan staf dan kecakapan staf dalam menjalankan fungsi Tridarma Perguruan Tinggi) dilingkungan jurusan. Pengarahan diberikan secara terkoordinir, sistematik dan kontiniu terhadap Sekretaris Jurusan, Ketua Program Studi dan Kepala Laboratorium untuk meningkatkan motivasi dalam melaksanakan tugas secara efektivitas dan efisien sehingga Visi dan Misi Jurusan dapat tercapai dengan baik. Representasi Jurusan ditingkat institusi dalam bentuk keanggotaan senat. Jurusan memberikan masukan kepada anggota senat untuk disampaikan ke tingkat institusi. Demikian juga representasi Jurusan di luar institusi diberikan sesuai dengan kinerja dan prestasi staf dalam melaksanakan tugas yang didelegasikan kepada mereka dengan mempertimbangkan azas keadilan dan pemerataan disamping aturan yang sudah ditentukan secara tertulis oleh institusi. Penganggaran dana pada Jurusan secara umum diatur oleh institusi. Jurusan hanya memberikan draft, perencanaan anggaran pengembangan sarana dan prasarana, kebutuhan Alat Tulis Kantor (ATK)


(55)

dan bahan habis pakai untuk keperluan praktikum. Dalam hal tersebut, Jurusan juga mengakomodir usulan-usulan yang diberikan oleh Ketua Program Studi dan Kepala Laboratorium untuk disampaikan ke tingkat institusi.

4. Sistem Penjaminan Mutu Unit Pengelola Program Studi Diploma.

Sistem Penjaminan Mutu pada Jurusan terus dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi lulusan. Dalam upaya tersebut, salah satunya Jurusan terus berupaya meningkatkan daya tampung untuk mengakomodir meningkatnya minat masyarakat untuk mengikuti pendidikan dari tahun ke tahun. Demikian juga fasilitas laboratorium juga terus dikembangkan yang meliputi pengembangan fasilitas fisik dan peralatan laboratorium. Disisi lain juga akan dilakukan suatu kajian untuk dapat membuat laboratorium lapangan yang bekerja sama dengan stake holder (swasta dan pemerintah) dalam bentuk kunjungan industri. Penjaminan mutu proses PBM pada Jurusan dilakukan dengan cara monitoring dan evaluasi proses PBM, masukan-masukan dari staf pengajar dan umpan balik dari mahasiswa baik secara langsung maupun melalui kuisioner. Evaluasi proses pembelajaran bagi mahasiswa dengan niiai, tugas, kuis, ujian tengah semester dan Ujian Akhir Semester (UAS). Penerapan sistem drop out (DO) terhadap mahasiswa yang tidak dapat memenuhi standar nilai yang telah diterapkan sebagai bagian dari sistem kendali mutu yang pada Program Studi. Untuk kesesuaian kurikulum dengan stake holder, maka diadakan kajian kurikulum dengan melibatkan seluruh staf pengajar. Proses monitoring dan evaluasi proses Proses Belajar Mengajar (PBM) dilakukan Program Studi di bawah


(56)

koordinasi Jurusan. Media rujukan monitoring perkuliahan adalah melalui

form control perkuliahan yang harus diisi setiap selesai melaksanakan perkuliahan. Data tersebut digunakan untuk memantau kesesuaian materi yang diajarkan dengan silabus, GBPP dan SAP yang diserahkan oleh staf pada awal perkuliahan. Politeknik Negeri Lhokseumawe dalam upaya untuk meningkatkan Sistem Penjaminan Mutu sudah mempunyai bagian

monitoring dan penjaminan mutu (MONEV) yang bertugas untuk mengarahkan proses penjaminan mutu lulusan, dan memberikan saran-saran agar menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di pasar kerja

global. Berdasrkan hasil evaluasi FGD, disebutkan bahwa system penjaminan mutu sudah tersusun dengan baik.

c. Mahasiswa dan Lulusan 1. Mahasiswa

Sistem Rekrutmen Mahasiswa Baru

Sistem rekrutmen mahasiswa baru dilakukan langsung oleh institusi dengan 2 cara, yaitu : USMP (Undangan Seleksi Masuk Politeknik) dan Ujian Masuk Politeknik Negeri. Jumlah mahasiswa yang diterima setiap tahun di Politeknik Negeri Lhokseumawe berdasarkan usulan Direktur dan disesuaikan dengan Keputusan Menteri adalah sebagai berikut :

Calon mahasiswa yang diterima harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Lulusan SMU, SMK dan sederajat.


(57)

Pada saat pendaftaran, calon mahasiswa berumur tidak lebih dari 24 Tahun.

Beberapa Prosedur Penerimaan mahasiswa baru :  Memenuhi persyaratan calon mahasiswa.

 Mengikuti ujian masuk yang diselenggarakan oleh politeknik,  Membayar biaya ujian masuk saat pendaftaran.

 Materi ujian masuk dan penilainnya akan dilakukan berdasarkan ketentuan Dirjen Dikti Depdiknas.

 Melalui Undangan Seleksi Masuk Politeknik (USMP) yang diatur dengan keputusan direktur

 Mengikuti tes kesehatan dan wawancara

- Khusus bidang Rekayasa (Tek.Sipil, Tek. Kimia, Tek. Mesin dan Tek. Elektro) tidak boleh buta wama (sehat fisik).

- Wawancara dilaksanakan di Jurusan masing-masing.

 Membuat perjanjian resmi yang ditanda tangani oleh orang tua/wali mahasiswa adalah :

- Bertanggung jawab pada sikap dan tingkah laku mahasiswa yang bersangkutan selama masa pendidikan.

- Mengganti setiap kehilangan atau kerusakan peralatan/barang di Politeknik Negeri Lhokseumawe atau dilingkungan kampus yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut.

- Menerima segala keputusan Direktur dalam menjalankan peraturan-peraturan pendidikan, terutama pada saat


(58)

anak/tanggungannya harus dikeluarkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

- Bersedia tidak menikah selama pendidikan.

Terkait dengan perekrutan/penerimaan calon mahasiswa Politeknik Negeri Lhokseumawe melaksanakan Ujian Masuk Politeknik Negeri (UMPN), masih terasa perlu dilakukan peningkatan. Hal ini berdampak kepada kualitas atau mutu dari para calon mahasiswa yang telah diterima di Politeknik Negeri Lhokseumawe.

2. Lulusan

Rata-rata masa studi dan rata-rata IPK lulusan dari mahasiswa reguler bukan transfer untuk tiap Program Studi diploma yang sejenjang yang dikelola oleh unit pengelola Program Studi Diploma dapat dilihat berdasarkan Tabel 6.2 dibawah ini.

Tabel 6.2 Rata-Rata Masa Studi Dan Rata-Rata IPK Lulusan Dari Mahasiswa Reguler Bukan Transfer Tiap Program Studi 2008-2010

No Program Studi

Rata-rata Masa Studi

(tahun)

Rata-rata IPK Lulusan

Keteranga n

1 Teknik Listrik 3.16 2.75

2 Teknik Telekomunikasi 3.10 2.85

3 Teknik Elektronika 3.09 2.95

4 Teknik Informatika - 2.80

5 Instrumentasi dan Otomasi Industri

- 2.90

Rata-rata di unit pengelola 3.12 2.94 Sumber : Politeknik Negeri Lhokseumawe 2011

Berdasarkan pandangan unit pengelola Program Studi Diploma tentang rara-rata masa studi dan rara-rata-rara-rata IPK lulusan, yang mencakup aspek : kewajaran, upaya pengembangan, dan upaya peningkatan mutu. Masa studi


(59)

efektif di Jurusan untuk jenjang Diploma Tiga (DIII) yang meliputi Program Studi Teknik Listrik, Program Studi Teknik Telekomunikasi dan Program Studi Teknik Elektronika adalah 3 (tiga) tahun. Bagi mahasiswa yang mengambil salah satu dari program studi tersebut diperbolehkan mengambil cuti akademik selama 1 (satu) tahun. Sehingga mahasiswa untuk jenjang ini dimungkinkan untuk lulus dengan masa studi 3-4 tahun. Masa studi efektif untuk jenjang Diploma Empat (DIV) yang meliputi Program Studi Teknik Informatika dan Program Studi Instrumentasi Otomasi Industri adalah 4 (empat) tahun. Bagi mahasiswa yang mengambil salah satu dari program studi tersebut juga diperbolehkan mengambil cuti akademik selama 1 (satu) tahun. Sehingga mahasiswa untuk jenjang ini dimungkinkan untuk lulus dengan masa studi 4-5 tahun. IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) lulusan untuk masing-masing jenjang tersebut minimal adalah 2 (dua) dan maksimal adalah 4 (empat). Dalam pelaksanaannya, selama ini masa studi lulusan untuk setiap program studi jenjang Diploma Tiga (DIII), dalam kurun waktu 3-4 tahun yaitu rata-rata 2,80 tahun. Mengenai rata-rata IPK lulusan tertinggi mencapai sebesar 2,94. Terkait dengan hal ini masih dianggap kurang karena rata-rata perusahaan sudah mulai menetapkan IPK rata-rata pelamar tenaga kerja adalah 3,00.

d.Sumber Daya Manusia 1. Dosen Tetap

Dosen tetap dalam borang akreditasi BAN-PT adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga tetap pada PT yang bersangkutan; termasuk dosen penugasan Kopertis, dan dosen yayasan pada PTS dalam bidang yang


(60)

relevan dengan keahlian bidang studinya. Seorang dosen hanya dapat menjadi dosen tetap pada satu perguruan tinggi, dan mempunyai penugasan kerja minimum 36 jam/minggu. Dosen tetap dipilah dalam 2 kelompok, yaitu:

a. Dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan prodi. b. Dosen tetap yang bidang keahliannya di luar prodi

Tabel 6.3 dibawah ini adalah jumlah dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan masing-masing Program Studi di lingkungan unit pengelola Program Studi Diploma, berdasarkan jabatan fungsional dan pendidikan tertinggi.

Tabel 6.3 Jumlah Dosen Tetap, Berdasarkan Jabatan Fungsional Dan Pendidikan Tertinggi 2008-2010

A Jabatan Fungsio-nal

Jumlah Dosen Tetap Yang Bertugas

Pada Program Studi Total

di Instit-usi Teknik Listrik Teknik Teleko- munika si Teknik Elektro- nika Tekni k Infor masi Instrume-ntasi Otomasi Industri No

1 Asisten Ahli 5 8 8 5 2 28

2 Lektor 15 11 6 2 4 39

3 Lektor Kepala 4 1 1 1 2 8

4 Guru

Besar/Profesor

- - - -

TOTAL 24 20 15 8 8 75

B Pendidikan Tertinggi

1 S1/D4 11 14 9 3 - 37

2 S2/Profesi/Sp-1

13 6 6 6 8 39

3 S3/Sp-2 - - - -

TOTAL 24 20 15 9 8 76


(61)

Tabel 6.4 dibawah ini adalah data yang menunjukkan, banyaknya pengembangan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan program studi pada unit pengelola program studi diploma dalam tiga tahun terakhir. Tabel 6.4 Banyaknya Pengembangan Dosen Tetap Yang Bidang Keahliannya

Sesuai Dengan Program Studi Pada Unit Pengelola Program Studi Diploma Dalam Tiga Tahun Terakhir 2008-2010

N

o Hal

Teknik Listrik Teknik Teleko- munikas i Tekni k Elek- tronik a Teknik Infor- matika Instrumenta si Otomasi Industri Total di Institus i 1 Banyaknya

dosen tugasa belajar S2/profesi/S p-1

7 7 3 - - 17

2 Banyaknya dosen tugas belajar S3/Sp-2

- 1 - 1 - 2

Sumber : Politeknik Negeri Lhokseumawe 2011

Kendala yang ada dalam pengembangan tenaga dosen tetap. Dari tabel 6.3 dan tabel 6.4 dapat dilihat bahwa berdasarkan banyaknya staf pengajar yang memiliki jabatan fungsional dan jenjang pendidikan ditingkat jurusan sudah sangat baik. Hanya beberapa staf pengajar yang masih menduduki jabatan fungsional sebagai Asisten Ahli, akan tetapi sebagian dari jumlah tersebut sedang mengurus kenaikan jabatan fungsional. Demikian juga dengan jenjang pendidikan, masih ada beberapa dosen yang tingkat pendidikannya Strata-1(S1), dari jumlah tersebut juga sebagiannya sedang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Adapun kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan jabatan fungsional dan jenjang pendidikan adalah kurangnya sumber dana yang tersedia untuk kedua hal tersebut.


(62)

2. Tenaga Kependidikan

Tabel 6.5 dibawah ini adalah data tenaga kependidikan yang ada di unit pengelola Program Studi Diploma, dimana jumlah tenaga studi Strata-1 (S1) sebanyak 10 orang, D4 sebanyak 3 orang, D3 sebanyak 3 orang dan SMK 6 orang. Sedangkan pustakawan hanya yang memiliki pendidikan formal dalam bidang perpustakaan.

Tabel 6.5 Tenaga kependidikan yang ada di unilt pengelola Program Studi Diploma 2008-2010

No Jenis Tenaga Kependidikan

Jumlah Tenaga Kependidikan di Unit Pengelola Program Studi Diploma dengan Pendidikan

Terakhir

S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1

SMA/ SMK

1 Pustakawan - - 1 - 3 - - -

2 Laboran/teknisi/Analis is/

Operator/Programmer

- - 7 3 1 - - 6

3 Tenaga administrasi - - 3 - - - - -

4 Lainnya: Tenaga honorer

- - - - 2 - - -

Total - - 11 3 6 - - 6

Sumber : Politeknik Negeri Lhokseumawe 2011

Pandangan unit pengelola program studi tentang data diatas adalah mencakup aspek; kecukupan dan kualifikasi. Sedangkan kendala yang ada dalam pengembangan adalah tenaga kependidikan. Secara struktural Perpustakaan berada dibawah Institusi, Jurusan tidak memiliki perpustakaan sendiri, akan tetapi Jurusan memiliki sejumlah koleksi buku teks dan jurnal-jurnal ilmiah serta buku SNI (Standar Nasional Indonesia) yang dapat dipinjam oleh staf pengajar dan mahasiswa. Tenaga kependidikan


(1)

6.5 Analisis SWOT

Berdasarkan evaluasi perkembangan dan implementasi seluruh aktivitas akademik dan non akademik pada Program Studi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir menunjukan adanya potensi dan hambatan yang masih terjadi. Hal ini berdampak pada pencapaian akhir dari realisasi visi dan misi Jurusan, Oleh sebab itu, diperlukan suatu analisis yang dapat memetakan semua permasalahan yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap keberlanjutan pencapaian visi dan misi Jurusan. Analisis ini terungkap dalam bentuk Analisis SWOT.

Analisis ini menjelaskan tentang titik kelemahan, kualitas dan kondisi Jurusan selama 3 tahun terakhir. Pemetaan permasalan program studi ini berdasarkan Analisis SWOT ditunjukkan pada Tabel 6.13 dibawah ini.

Tabel 6.14 Matriks SWOT

Internal

Eksternal

Strengths (S) 1. Misi dan Visi

Sudah Tersusun dengan baik. 2. Lokasi

Politeknik Negeri

Lhokseumawe di Zona Industri (strategis). 3. Sumber Dana

Yang Mencukupi 4. Dukungan

Pemerintah

Weaknesess (W)

1. Keahlian berdasarkan bidang ilmu mahasiswa kurang.

2. Pengetahuan bahasa inggris mahasiswa kurang.

3. Pengetahuan teknologi informasi mahasiswa kurang.

4. Ilmu komunikasi mahasiswa kurang.

5. Kerjasama tim mahasiswa kurang. 6. Pengembangan diri mahasiswa

kurang.

7. Sistem seleksi lemah

8. Peralatan lab dan bengkel kurang perawatan.

9. Tenaga teknisi kurang 10.Jumlah dosen kurang 11.Kurikulum belum maksimal 12.PBM kurang maksimal


(2)

Opportunities (O) 1. Meningkatnya Pertumbuhan Dunia Industri. 2. Banyaknya peluang Dana Hibah Untuk Penelitian. 3. Otonomi Daerah. Strategi (S-O) 1. Melakukan upaya untuk mendapatkan dana hibah oleh pengambil kebijakan. (S2,O2,O3) 2. Melakukan kerjasama dengan industri. (S1,S2,O1) Strategi (W-O)

1. Penyusunan kurikulum berbasis kebutuhan

Industri.(W1,W2,W3,W4,W5,W6, W6,O1)

2. Pemagangan dengan industri (W1,W2,W3,W4,W5,W6, O1) Threats(T) 1. Kompetisi lulusan merebut peluang pasar tinggi. 2. Kompetisi antar Politeknik/Uni versitas Tinggi. 3. Perkembangan Teknologi yang semakin cepat. Strategi (S-T) 1. Kebijakan terhadap sumber daya dan alokasi dana yang tepat sasaran (sesuai dengan kebutuhan jurusan). (S1,T1,T2,T3). 2. Meningkatkan Promosi (S3, S4, T2,) Strategi (W-T)

1. Evaluasi atau pengontrolan oleh bagian pendidikan terkait dengan materi yang disampaikan.

(W1,W2,W3,W4,T1).

2. Melengkapi perlengkapan alat belajar dan perbaikan alat

laboratorium,(W1, W7, T1, T2,T3).

Evaluasi Faktor Internal (EFI) dan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dari matriks SWOT (Strengths,Weaknesess, Opportunities),Threats), diperoleh sebuah usulan strategi yang menjadi prioritas dalam meningkatkan mutu lulusan pada Jurusan di Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), antara lain :

a. Evaluasi Faktor Internal (EFI), meliputi :

1. Strategi SO, adalah merupakan strategi yang menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada yaitu dengan acara antara Tabel 6.14 Lanjutan


(3)

-Melakukan upaya untuk mendapatkan dana hibah oleh pengambil kebijakan.

-Melakukan kerjasama dengan industri.

2. Strategi ST, yaitu merupakan strategi yang menggunakan semua kekuatan yang dimiliki Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), dimana strategi ini terdiri dari :

-Kebijakan terhadap sumber daya dan alokasi dana yang tepat sasaran (sesuai dengan kebutuhan jurusan).

-Meningkatkan promosi dengan cara melalui kerjasama dengan sekolah-sekolah.

b. Evaluasi Faktor Eksternal (FE) meliputi :

1. Strategi WO, adalah merupakan strategi yang berfungsi mengatasi kelemahan dan memanfaatkan peluang yang ada, strategi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

-Penyusunan kurikulum berbasis kebutuhan Industri.

-Membentuk program magang diperusahaan bagi mahasiswa.

2. Strategi WT, yaitu merupakan strategi yang ditujukan untuk mengatasi kelemahan yang ada serta menghindari ancaman-ancaman yang dihadapi Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), strategi tersebut adalah :

- Evaluasi atau pengontrolan oleh bagian pendidikan terkait dengan materi yang disampaikan (proses belajar mengajar) agar lebih menyenangkan. - Melengkapi perlengkapan alat belajar.


(4)

-BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi seperti yang telah diuraikan, maka diperoleh sebuah kesimpulan, terkait dengan faktor-faktor penyebab lamanya masa tunggu lulusan Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), memperoleh pekerjaan dan memberikan saran strategi yang dapat di pergunakan, antara lain: 1. Faktor pada manusia yang mana didalamnya antara lain kurang maksimalnya

sistem perekrutan, masih rendahnya pendidikan dosen, minimnya tenaga laboratorium, yang terkait dengan tenaga operator dan teknisi alat.

2. Faktor terkait dengan material yang mana didalamnya, kurikulum yang mana terkait dengan tidak sesuai dengan standar visi dan misi perguruan tinggi dan pelanggan, minimnya perlengkapan ruangan kuliah.

3. Faktor yang terkait dengan metode pembelajaran yang meliputi, kurangnya perawatan alat laboratorium, kurangnya peralatan laboratorium dan sumber daya, perpustakaan yang belum maksimal, hal ini terkait dengan minimnya jumlah buku, proses Belajar Mengajar (PBM) yang kurang nyaman dan menyenangkan.

4. Faktor Lingkungan yang kurang maksimal, hal ini terkait dengan, banyaknya minat masyarakat lebih cenderung ke universitas negeri terdekat, kebutuhan dunia kerja lebih cenderung kepada sarjana dari pada diploma.


(5)

7.2 Saran

1. Sebelum dilaksanakannya strategi, perlu adanya sosialisasi kepada anggota organisasi dalam perencanaan strategi, guna memperoleh komitmen dari setiap anggota organisasi dan menghindari adanya aspek-aspek negatif.

2. Sebaiknya jadwal ujian masuk dilaksankan sebelum atau sama dengan ujian SNMPTN dan perlu adanya penambahan tenaga teknisi dan peralatan laboratorium.

3. Kurikulum maupun silabus diharapkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan pengguna tenaga kerja dan selain itu perlunya melengkapi peralatan pendukung dalam proses belajar mengajar.

4. Perlunya perbaikan terkait dengan metode pembelajaran, meliputi proses belajar mengajar yang menyenangkan, melengkapi peralatan laboratorium dan tenaga sumber daya dan melengkapi buku-buku yang ada diperpustakaan. 5. Perlu ditingkatkannya sistem promosi ketingkat sekolah-sekolah sedini

mungkin, sehingga para lulusan sekolah tersebut faham dengan keberadaan Politeknik Negeri Lhokseumawe dan fasilitas yang ada didalamnya serta peluang kerja apa yang akan diperoleh setelah selesai kuliah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Djarwanto Ps dan Pangestu, Subagyo.1996. Statistik Induktif Edisi Empat. Yogyakarta: Badan Percetakan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Heizer, Jay and Barry Render. 2006. Operations Management (Manajemen

Operasi). Jakarta : Salemba Empat.

Indrawijaya, Adam, 1998. Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Penerbit Sinar Baru, Bandung

Jauch, Laurende R. dan William F. Gluech, 1999, Manajemen Strategi dan

Kebijakan Perusahaan, Edisi Ketiga, Alih : Murtad, Penerbit Erlangga,

Jakarta

Koswara, HS dan Ade Yeti Nuryantini, 2002, Manajemen Lembaga Pendidikan, Patragading, Jakarta

Rangkuti, Freddy. 2008. Analisis SWOT Teknik Membelah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Robbins, Stephen P., 1994, Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi. diterjemahkan Yusuf Udaya, Penerbt Arcan, Jakarta

Slamet, Margono, 1999. Filosofi Mutu dan Penerapan Prinsip-Prinsip

Manajemen Mutu, Terpadu, IPB Bogor.

Suharsini Arikunto, 1997, Prosedur Penelitian, Bina Aksara, Jakarta.

Tilaar, H.A.R., 1998, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam

Perspektif Abad 21, Tera Indonesia, Malang.

Zainal Mustofa, 1991, Prosedur Penelitian , CV. Persada, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

BAN-PT, Standard dan Prosedur Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi, Tahun 2009.