yang baik dan menyebarnya panas yang diberikan memungkinkan tercapainya tingkat pengeringan yang tinggi Voigt, 1984.
Faktor yang mempengaruhi pengeringan adalah kecepatan penguapan air dari permukaan solid, kecepatan migrasi air dari dalam permukaan, kelembaban
relatif ruangan, kecepatan penggantian udara, luas permukaan solid, tekanan udara, lama waktu pengeringan, suhu pengeringan dan kemampuan membawa uap
dari udara. Kemampuan pembawa ini tidak hanya menentukan laju pengeringan, tetapi juga tingkat pengeringan yaitu kandungan lembab terendah untuk bahan
tertentu dapat dikeringkan. Untuk mendapatkan pengeringan yang merata, temperatur harus konstan dan aliran udara yang merata pada bahan yang
dikeringkan Rankell dkk, 1986.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian tentang perbedaan waktu pengeringan granul pada proses pembuatan tablet untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap kadar air serta sifat fisis granul dan tablet yang berguna dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana pengaruh waktu pengeringan granul terhadap kadar air dalam granul dan tablet?
2. Bagaimana pengaruh waktu pengeringan granul terhadap sifat fisis granul dan tablet?
commit to user
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menentukan efektifitas waktu pengeringan granul dalam proses pembuatan tablet. Secara khusus penelitian ini
bertujuan: 1. Mempelajari pengaruh proses pengeringan granul terhadap kadar air dalam
granul dan tablet. 2. Mempelajari pengaruh proses pengeringan granul terhadap sifat fisis granul dan
tablet sehingga diperoleh granul dan sediaan tablet dengan sifat fisis yang memenuhi syarat.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapakan penelitian ini yaitu: a.
Diperoleh sediaan tablet dengan kadar air yang memenuhi syarat. b.
Diperoleh sediaan tablet dengan sifat fisis tablet yang memenuhi syarat. c.
Diperoleh informasi tentang proses pengeringan granul. d.
Dengan penelitian ini diharapkan akan dihasilkan suatu metode pembuatantablet dengan waktu pengeringan granul yang paling efektif dan
efisien. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Tablet
Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu atau lebih jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. Zat tambahan yang digunakan berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok Anonim, 1979.
Kelebihan sediaan tablet dibanding sediaan lain antara lain: ketepatan ukuran dan variabilitas kandungan yang paling rendah, ringan dan kompak,
mudah dan murah untuk dikemas serta dikirim, bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, biaya produksi tablet murah dan dapat diproduksi secara
besar-besaran serta memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik Banker dan Anderson, 1986.
Pada umumnya tablet kempa mengandung zat aktif dan bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan warna
yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis Anonim, 1995.Bahan pembantu tablet harus netral, tidak berbau, tidak berasa dan jika mungkin tidak
berwarna Voigt, 1984. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Bahan tambahan yang biasa dipakai dalam pembuatan tablet adalah: a. Bahan Pengisi filler
Bahan pengisi ditambahkan dalam tablet berfungsi untuk menambah berat tablet dan memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk
memacu aliran Banker dan Anderson, 1986.Bahan pengisi yang sering digunakan antara lain laktosa, pati dan selolusa mikrokristal Anonim, 1995.
b. Bahan pengikat binder Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu
granulasi dan pada tablet sewaktu dikempa serta menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk
kering, tetapi lebih efektif jika ditambahkan dalam larutan Anonim, 1995. Bahan pengikat sebaiknya digunakan sedikit mungkin karena apabila terlalu berlebihan
menjadi penabletan yang keras sehingga tidak mudah hancur dan waktu pengempakannya membutuhkan tenaga yang lebih. Bahan pengikat yang biasa
digunakan yaitu gula, jenis pati, gelatin turunan selulosa, gom arab dan tragakan Voigt, 1984.
c. Bahan penghancur disintergrant Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau
hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan saluran pencernaan. Bahan penghancur dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan
menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian Banker dan Anderson, 1986. Kerja bahan penghancur adalah melawan kerja bahan pengikat dan kekuatan fisik
tablet sebagai akibat tekanan mekanik pada proses pengempaan. Makin kuat kerja perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
bahan pengikat maka diperlukan bahan penghancur yang lebih efektif. Bahan penghancur yang umum digunakan adalah amilum, alginat dan selulosa Voigt,
1984. d. Bahan Pelicin
Bahan pengatur aliran glidant berfungsi memperbaiki sifat alir massa atau granul yang akan ditablet dan mengurangi penyimpangan massa sehingga
meningkatkan ketepatan dosis dari tablet. Bahan pelicin lubricant berfungsi memudahkan mendorong tablet ke atas keluar cetakan melalui pengurangan
gesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak dengan permukaan sisi tablet. Bahan pemisah bentuk anti adherent berfungsi mengurangi lekatnya massa
tablet pada dinding ruang cetak dan permukaan punch serta menghasilkan kilap pencetakan pada tablet Voigt, 1984.
e. Bahan pewarna dan perasa Penggunaan zat warna dalam tablet memberikan keuntungan yaitu
menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi dan membuat suatu produk lebih menarik. Zat pemberi rasa biasanya dibatasi pada tablet
kunyah atau tablet lainnya yang ditujukan untuk larut di dalam mulut Banker dan Anderson, 1986.
2. Metode pembuatan tablet
Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering mesin rol atau mesin slag dan kempa langsung Anonim, 1995.
commit to user
a. Metode Granulasi Basah Wet Granulation Granulasi basah merupakan suatu proses perubahan dari bentuk serbuk
halus menjadi granul dengan bantuan larutan bahan pengikat. Pada granulasi basah ini bahan pengikat yang ditambahkan agar dihasilkan massa lembab
jumlahnya harus relatif cukup, karena kekurangan atau kelebihan bahan pengikat akan menyebabkan granul yang tidak sesuai dengan yang diinginkan dan akan
mempengaruhi hasil akhir tablet. Keuntungan metode granulasi basah: 1 Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan
tablet yang dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu akan menjadi massa yang kompak, mempunyai penampilan bagus,
keras dan tidak rapuh. 2 Obat yang mempunyai tekanan tinggi, sifat alir dan kompaktibilitas yang jelek
dengan metode granulasi basah dapat menghasilkan sifat alir dan kompaktibilitas yang baik untuk dicetak.
3 Sistem granul basah mencegah terjadinya segregasi komponen penyusunan tablet yang telah homogen selama proses pengempaan.
4 Granulasi basah dapat memperbaiki kecepatan pelarutan obat dengan memilih pengikat dan pelarut yang sesuai.
Kelemahan pada granulasi basah yaitu dibutuhkan tempat kerja yang luas dengan suhu dan kelembaban yang dikontrol karena banyak tahapan dalam proses
granulasi basah ini Siregar Saleh, 2010. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
b. Metode Granulasi Kering Dry Granulation Granulasi kering dilakukan dengan cara menekan massa serbuk pada
tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang
diinginkan. Keuntungan granulasi kering adalah tidak diperlukan panas dan kelembaban dalam proses granulasi Anonim, 1995.
Granulasi kering dilakukan apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi basah karena tidak stabil atau peka terhadap panas danatau lembab atau juga
tidak mungkin dikempa langsung menjadi tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas, danatau dosis efektif zat aktif terlalu besar untuk kempa
langsung. Sebagai contoh asetosal dan vitamin pada umumnya dibuat menjadi tablet dengan granulasi kering Siregar Saleh, 2010.
c. Metode kempa langsung Metode cetak langsung ini digunakan untuk bahan-bahan yang memiliki
sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang
memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering Ansel, 1989.Kempa langsung juga memiliki
keuntungan yaitu tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak, prosesnya kering, dan tahapan prosesnya pun sedikit Banker dan Anderson, 1986.
3. Pengeringan
Pengeringan diartikan sebagai hilangnya air atau hilangnya pelarut organik. Sebagai bahan pengering dapat udara yang mampu menyerap lembab
commit to user
sampai tercapai kondisi jenuhnya Voigt, 1984. Pengeringan meliputi operasi pemindahan panas maupun massa. Panas harus dipindahkan kepada bahan yang
akan dikeringkan untuk memasok panas laten yang diperlukan untuk penguapan dari lembab. Perpindahan massa dilibatkan dalam difusi air melalui bahan ke
permukaan, dan dalam difusi dari uap resultan ke dalam aliran udara yang lewat. Faktor kritis dalam pekerjaan pengeringan adalah kemampuan membawa uap dari
udara, nitrogen, atau aliran gas lain melalui bahan yang sedang dikeringkan. Kemampuan membawa ini tidak hanya menentukan laju pengeringan, tetapi juga
tingkat pengeringan, yaitu kandungan lembab terendah untuk bahan tertentu dapat dikeringkan. Sistem uap air udara adalah sistem yang paling banyak digunakan
dalam pengeringan farmasi Rankell dkk, 1986. Pengeringan yang berlangsung pada tekanan uap dan suhu rendah disebut
sebagai pengeringan menguapan sebaliknya jika suhu dan tekanan uap mendekati titik didih lembab disebut pengeringan penguapan.Panas yang diberikan dan yang
dipindahkan dapat berlangsung secara konveksi, penyinaran atau penghantaran. Untuk penyebaran panas berlaku prinsip dasar, bahwa arah energi panas secara
alamiah berlangsung dari suhu tinggi ke suhu yang rendah. Agar pengeringan dapat tercapai sebaiknya bahan berada pada kondisi sedemikian sehingga
memiliki luas permukaan yang tinggi, jadi dalam bentuk lapisan yang tipis. Ini dimaksudkan agar panas yang diberikan dengan segera berubah lembab menjadi
uap yang kemudian berdifusi melalui bahan yang dikeringkan dan akhirnya bergerak menuju udara bebas. Perbedaan sifat ikatan antara air dengan zat padat
sangat menentukan dalam proses pengeringan. Sebagai ukuran ikatan berlaku perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
besarnya panas ikatan. Ini diartikan sebagai besarnya energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan. Proses pengeringan membutuhkan panas penyerapan
yang tinggi sekali yang merupakan gabungan kebutuhan panas untuk ikatan air dan untuk penguapan Voigt, 1984.
Jika suatu zat padat basah mula-mula diletakkan pada oven pengering, mulai menyerap panas dan meningkat temperaturnya. Pada waktu yang sama,
lembab mulai menguap sehingga cenderung mendinginkan zat padat yang mengering. Sesudah suatu periode penyesuaian awal, laju pemanasan dan
pendinginan menjadi sama dan temperatur bahan yang mengering menjadi stabil. Selama jumlah perpindahan panas oleh radiasi relatif kecil, temperatur menjadi
sama dengan temperatur bola basah dari udara yang mengering Rankell dkk, 1986.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pengeringan antara lain: kecepatan penguapan air dari permukaan solid, kecepatan migrasi air dari dalam
permukaan, kelembaban relatif ruangan, kecepatan pergantian udara, luas permukaan solid, tekanan udara, dan jumlah kalori yang digunakan Rankell dkk,
1986.
4. Pemeriksaan Uji Mutu Fisis Granul
Pemeriksaan granul dilakukan untuk mendapatkan tablet yang baik. Pemeriksaan kualitas granul meliputi: kadar air, waktu alir, sudut diam, dan
pengetapan. Uji pemeriksaan kualitas granul perlu dilakukan sebelum proses penabletan.
commit to user
4.1. Kadar Air Banyak teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui kandungan
lembab dari granul atau serbuk. Metode standart yang biasa digunakan adalah menggunakan oven pengering dengan waktu pengeringan tertentu. Kandungan
lembab bisa diukur dengan kehilangan berat dengan adanya pengeringan menggunakan udara panas hingga didapat berat konstan dari bahan yang
dikeringkan Fuchs et al., 2009. Kelembaban di dalam zat padat dinyatakan berdasarkan berat basah atau berat kering. Berdasarkan berat basah, kandungan air
dari suatu bahan dihitung sebagai persen berat dari bahan basah, sedangkan berdasarkan berat kering, air dinyatakan sebagai persen berat dari bahan kering.
Istilah susut pengeringan umumnya disebut LOD loss on drying, yaitu suatu pernyataan kadar kelembaban berdasarkan berat basah, yang dihitung sebagai
berikut:
LOD dari suatu zat padat basah sering ditentukan dengan menggunakan neraca kelembaban, yang mempunyai sumber panas untuk pemanasan cepat dan
skala yang dikalibrasi dalam LOD. Suatu sampel yang telah ditimbang diletakkan pada neraca dan dibiarkan kering sampai beratnya konstan. Air yang
hilang karena penguapan dibaca langsung pada skala LOD Rankell dkk,1986.
LOD= x100
commit to user
Pengukuran lain untuk kelembaban dalam zat padat basah ialah suatu perhitungan berdasarkan berat kering. Angka ini dianggap sebagai kandungan
lembab moisture content, atau MC:
Nilai LOD dalam setiap campuran zat padat-cairan dapat bervariasi dari sedikit di atas 0 sampai sedikit di bawah 100 , tetapi nilai MC dapat berubah
sedikit di atas 0 dan mendekati tidak terhingga Rankell dkk,1986. 4.2. Waktu Alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan serbuk atau granul untuk mengalir melalui corong. Sifat aliran dipengaruhi oleh bentuk partikel, ukuran
partikel, melalui gaya kohesi diantara partikel. Sifat aliran ini dapat diperbaiki melalui penambahan bahan pelicin yang menurunkan gesekan antar partikel. Uji
dilakukan dengan menimbang 100 g granul, dimasukkan kedalam alat penguji waktu alir yang berupa corong yang ditutup pada lubang keluarnya. Penutup
dibuka kemudian alat pencatat waktu dihidupkan sampai semua serbuk atau granul keluar dari corong. Begitu semua granul keluar stopwatch dimatikan.
Waktu yang diperlukan untuk keluarnya serbuk atau granul dicatat sebagai waktu alirnya, kemudian dihitung kecepatan alirnya sebagai banyaknya serbuk yang
mengalir tiap satuan waktu Banker Anderson, 1986. Kecepatan alir granul yang baik adalah tidak kurang dari 10 gram per detik untuk 100 gram granul
Parrott, 1971.
MC= x 100
commit to user
4.3. Sudut Diam
Sudut diam adalah sudut maksimum yang dibentuk permukaan serbuk dengan permukaan horizontal pada waktu berputar. Bila sudut diam lebih kecil atau sama
dengan 30 biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas,
bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40
biasanya daya mengalirnya kurang baik Banker dan Anderson, 1986. Suatu granul memiliki sifat alir yang baik apabila
mempunyai sudut diam 25-45º Siregar Saleh, 2010. Untuk mengetahui besarnya sudut diam digunakan rumus:
Keterangan: α = sudut diam
h = tinggi dari kerucut granul r = jari-jari permukaan dasar kerucut
4.4. Pengetapan Indeks pengetapan granul ditentukan setelah dilakukan penghentakan
terhadap sejumlah granul sehingga diperoleh volume yang konstan. Pada saat volume konstan partikel serbuk berada pada kondisi yang paling mampat. Sifat
fisik massa granul yang baik jika memiliki harga pengetapan lebih kecil dari 20 Lachman dkk., 1994.
5. Pemeriksaan Kualitas Tablet
Pemeriksaan kualitas tablet meliputi: Kadar air, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet.
Tan α = hr
commit to user
5.1. Kadar air Ditimbang 10 tablet satu persatu, lalu dimasukkan ke dalam oven sampai
tercapai berat konstannya. Kadar air dalam tablet diperoleh dengan rumus: Kadar air =
konstan Berat
konstan berat
- n
pengeringa sebelum
et Berat tabl
x 100 5.2. Memenuhi keseragaman bobot
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut: Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu
persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh
satutablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga kolom B, jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet yang
bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B:
Tabel I. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet Anonim, 1979
Bobot rata-rata Penyimpanan bobot rata-rata dalam
Kolom A Kolom B
25 mg atau kurang 15
30 26 mg
– 150 mg 10
20 151 mg
– 300 mg 7,5
15 Lebih dari 300 mg
5 10
Suatu formulasi tablet dikatakan memenuhi keseragaman bobot jika nilai untuk tablet tidak bersalut dengan bobot rata-rata lebih dari 300 mg,
commit to user
tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang bobotnya lebih besar dari 5 dan tidak satupun yang menyimpang dari 10 dihitung dari bobot rata-
rata tablet Anonim, 1979. 5.3. Kekerasan Tablet
Kekerasan tablet merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan
terjadinya keretakan tablet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian Banker Anderson, 1986. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan tablet diperiksa dengan alat yang dinamakan Hardness Tester.
Kekerasan tablet yang baik adalah 4-8 kg Parrott, 1971.
5.4. Kerapuhan Tablet Kerapuhan tablet berhubungan dengan ketahanan tablet terhadap goncangan
dan abrasi tanpa adanya serpihan selama proses produksi, pengepakan, pengiriman dan pada saat telah digunakan oleh konsumen. Kerapuhan juga
merupakan salah satu cara untuk mengukur kekuatan tablet, dipengaruhi oleh kandungan air dari granul Parrott, 1971.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerapuhan tablet yaitu bentuk, ukuran dan sifat mengembang dari bahan
penghancur. Kerapuhan tablet masih diterima adalah kurang dari 1,0. Kerapuhan di atas 1,0 menunjukkan bahwa tablet rapuh dan dianggap kurang
baik Banker dan Anderson, 1986.
Kerapuhan tablet diperiksa dengan alat yang dinamakan Friability Tester.
commit to user
5.5. Memenuhi waktu hancur Lima tablet dimasukkan ke dalamkeranjang dan diturun-naikkan secara
teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat
penyalut.Tablet dikatakan baik apabila waktu hancurnya kurang dari 15 menit Anonim, 1979.Waktu hancur suatu tablet dipengaruhi oleh sifat dan
konsentrasi bahan tambahan. Bahan-bahan tambahan tersebut bukan merupakan bahan penghancur melainkan hanya meningkatkan kerja bahan
penghancur menjadi optimal Voigt, 1984.
6. Tinjauan Bahan
a. Parasetamol Mengandung tidak kurang dari 98,0 dan tidak lebih dari 101,0
C
8
H
9
NO
2,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit. Kelarutan larut dalam 70 bagian
air, dalam 7 bagian etanol 95 P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali
hidroksida Anonim, 1979. b. Amylum Manihot
Merupakan pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utilissima Pohl atau beberapa spesies Manihot lain. Pemerian serbuk halus, kadang-kadang
berupa gumpalan kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa.Kelarutan praktis tidak perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
larut dalam air dingin dan dalam etanol 95 P. Khasiat dan penggunaan zat tambahan Anonim, 1979.
c. Laktosa Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah
menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa. Pemerian serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis. Kelarutan larut dalam 6
bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol 95 P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam eter P. Khasiat dan
penggunaan sebagai zat tambahan Anonim, 1979. d.
Mg Stearat Mengandung tidak kurang dari 6,5 dan tidak lebih dari 8,5 MgO,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian serbuk halus, putih, licin, dan mudah melekat pada kulit, bau lemah khas. Kelarutan praktis tidak
larut dalam air, dalam etanol 95 P dan dalam eter P. Khasiat dan penggunaan sebagai zat tambahan Anonim, 1979.
e. Aquadest Merupakan air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat
diminum. Pemerian cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa Anonim, 1979.
B. Kerangka Pemikiran
Pembuatan tablet melewati berbagai tahap pengerjaan, salah satunya yaitu pengeringan granul untuk memperoleh granul kering sehingga mudah dikempa
commit to user
menjadi tablet. Pengeringan granul basah dapat dilakukan dengan menggunakan oven pengering. Banyaknya air yang hilang selama proses pengeringan
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah lama pengeringan. Lama pengeringan yang berbeda akan diperoleh kadar air yang berbeda pula yang
terkandung di dalam granul. Untuk dapat menghasilkan tablet dengan sifat fisis yang baik dan kadar air yang memenuhi syarat perlu adanya proses pengeringan
dengan waktu yang sesuai. Formulasi tablet dengan variasi waktu pengeringan granul diharapkan dapat diketahui pengaruhnya terhadap kadar air dalam granul
serta terhadap sifat fisis granul dan tablet. Dengan mengetahui pengaruh waktu pengeringan granul terhadap kadar air serta sifat fisis granul dan tablet akan
diketahui waktu pengeringan granul yang paling efektif dan efisien sehingga dapat dihasilkan tablet dengan sifat fisis yang baik.
Tahap penelitian dimulai dengan pembuatan granul metode granulasi basah dengan larutan bahan pengikat yaitu mucilago amily 10. Granulasi basah
digunakan karena campuran bahan yang digunakan dapat kontak dengan cairan pengikat sehingga massa granul mudah terbentuk. Granul basah kemudian
dikeringkan dengan variasi waktu pengeringan dan pengendalian suhu pengeringan kemudian dilakukan pengujian kadar air dalam granul dan sifat fisis
granul. Granul kering kemudian dicetak menjadi tablet dengan kedalaman punch yang dibuat sama. Tablet kemudian dilakukan pengujian sifat fisis tablet untuk
mengetahui kelayakan tablet. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
C. Hipotesis