24 rentang nilai antara 0 sampai dengan 100. Pada kelas non-intervensi
peningkatan kompetensi berbeda signifikan 0,004 pada taraf nyata 5 dengan peningkatan nilai posttest sebesar 4,5. Hal ini membuktikan bahwa
peningkatan kompetensi siswa kelas intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan kelas non-intervensi. Proses belajar mengajar menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah dan media Trainer PLC Festo lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional dan media Trainer
PLC Omron yang selama ini dipakai oleh guru. Judul penelitian ini adalah “ Efektivitas Model Pembelajaran berbasis Masalah dalam Meningkatkan
Kompetensi Merakit Sistem Kendali Berbasis PLC Siswa Kelas XII SMK Negeri Depok”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi exsperimen.
Hasil penelitian Budi Utomo 2011 menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar pada kelompok eksperimen sebesar 37,06 dan
kelompok kontrol sebesar 26,67. Dari hasil t hitung menunjukkan bahwa t hiung - t tabel -3,546 -1.997 dengan taraf signifikansinya 0,001 0,005,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan pretest dan posttest.Dalam penelitian ini menggunakan media Fluidsim untuk kelas
ekperimen. Judul pada penelitian ini adalah “ Pengaruh Penggunaan Media Software Fluidsim Dalam Pembelajaran Pneumatik Terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Di SMK Negeri 2 Kebumen “.
C. Kerangka Berfikir
Sesuai dengan latar belakang dan kajian teori dapat dijelaskan bahwa proses belajar mengajar merencanakan sistek kendali elektronik sederhana
25 di SMK Boedi Oetomo 3 Maos yaitu masih menggunakan media
pembelajaran konvensional. Hampir semua guru masih menggunakan media pembelajaran tersebut, sehingga proses belajar mengajar berjalan kurang
efektif karena keterbatasan media yang digunakan oleh guru. Siswa menggunakan media pembelajaran dengan cara berkelompok, dengan waktu
yang terbatas belum tentu siswa dapat mempraktekkan tugas yang telah diberikan oleh guru. Usai proses belajar mengajar di kelas siswa tidak dapat
belajar dirumah, dengan keadaan seperti ini siswa yang aktif akan semakin aktif dan siswa yang pasif akan semakin tertinggal. Perlu dilakukan sebuah
usaha perbaikan yang dapat meningkatkan kompetensi siswa. Pemilihan media pembelajaran Automation Studio 5.2 didasarkan pada
alasan bahwa akan lebih meningkatakan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar, dapat mengerjakan tugas secara efektif, dapat belajar kapan saja
tanpa risau karena keterbatasan media pembelajaran serta waktu dan siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sendiri dan tidak
ketergantungan dengan teman yang lebih aktif. Media pembelajaran Automation Studio 5.2 diharapkan dapat membantu siswa dalam
meningkatkan kompetensi. Kompetensi siswa sangat penting untuk ditingkatkan karena menjadi penentu keberhasilan dalam sebuah proses
belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Penerapan media pembelajaran Automation Studio 5.2 untuk
meningkatkan kompetensi merencanakan sistem kendali elektronik sederhana kelas XII Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Boedi Oetomo 3
Maos belum banyak diketahui dan belum banyak yang meneliti tentang permasalahan tersebut. Dengan keadaan yang demikian maka diperlukan
26 suatu penelitian mengenai penggunaan Automation Studio 5.2 untuk
meningkatkan kompetensi merencanakan sistem kendali elektronik sederhana kelas XII Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Boedi Oetomo 3
Maos.
Gambar 4. Ilustrasi Kerangka Berfikir
D. Pertanyaan Penelitian