pedagogik guru pada 299 guru SMK Negeri se-Kota Salatiga bergerak dari 52,7373 ke 58,2027 dengan tingkat kesalahan 5 Lampiran 5 .
1.4 Analisis lanjut
Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis korelasi sederhana dan
korelasi berganda antara variabel kompetensi pedagogik dengan kinerja guru X1-Y, variabel motivasi kerja dengan kinerja guru X2-Y, dan variabel
kompetensi pedagodik dan motivasi kerja guru dengan kinerja guru Y-X1,X2 yang disajikan pada Tabel berikut:
Tabel 4.7 Hasil Analisis Korelasi antara Kompetensi P
e
dagogik dan Motivasi Kerja Guru dengan Kinerja Guru SMK Negeri se-Kota Salatiga Tahun 2013
No. Variabel
N Koefisien
Korelasi Signifikansi
1. 2.
3. Kompetensi
pedagogik dengan kinerja guru.
Motivasi kerja guru dengan kinerja guru.
Kompetensi pedagogik guru dan motivasi kerja secara
bersama-sama
dengan kinerja guru.
75
75
75 0,691
0,768
0,699 0,000
0,000
0,000 Sumber : Hasil Olah Data Berdasarkan Angket, 2013
1.4.1 Hasil uji korelasi antara kompetensi pedagogik dengan kinerja guru
Berdasarkan hasil uji korelasi pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa
koefisien korelasi antara kompetensi pedagogik dan kinerja mengajar guru sebesar 0,691 dengan signifikan 0,000. Berpedoman pada taraf signifikansi 5 maka
diperoleh signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05, maka H ditolak dan H
1
diterima. Hal ini menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dengan kinerja guru, semakin tinggi tingkat penguasaan
tingkat kompetensi pedagogik guru, maka akan semakin tinggi pula kinerja guru, sebaliknya semakin semakin rendah tingkat penguasaan kompetensi pedagogik
guru, maka akan semakin rendah kinerja guru. Besarnya nilai koefiien korelasi sebesar 0,722 menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tergolong kuat.
1.4.2 Hasil uji korelasi antara motivasi kerja dengan kinerja guru
Berdasarkan hasil uji korelasi pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa
koefisien korelasi antara motivasi dan kinerja mengajar guru sebesar 0,768 dengan signifikan 0,000. Berpedoman pada taraf signifikansi 5 maka diperoleh
signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05, maka H ditolak dan H
1
diterima. Hal ini menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja guru
dengan kinerja guru, semakin tinggi tingkat penguasaan tingkat motivasi kerja guru, maka akan semakin tinggi pula kinerja guru, sebaliknya semakin semakin
rendah tingkat motivasi kerja guru, maka akan semakin rendah kinerja guru. Besarnya nilai koefiien korelasi sebesar 0,757 menunjukkan bahwa hubungan
kedua variabel tergolong kuat.
1.4.3 Hasil uji korelasi berganda antara kompetensi pedagogik guru dan
motivasi kerja guru dengan kinerja mengajar guru
Hasil uji korelasi berganda pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja dengan kinerja mengajar
guru diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,699 dengan signifikansi 0,000. Berpedoman pada taraf signifkansi 5 maka diperoleh signifikansi 0,000 kurang
dari 0,05, maka H ditolak dan H
1
diterima. Hal ini menunjukkan secara bersama- sama kedua variabel bebas yang digunakan memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan kinerja guru. Nilai koefisien korelasi tersebut berada pada
kategori kuat. Hasil ini menunjukkan bahwa bahwa jika penguasaan kompetensi pedagogik dan motivasi kerja ada secara bersama-sama berdampak baik kepada
kinerja mengajar guru. Nilai
ρ menunjukkan koefisien korelasi, yaitu kemampuan variabel bebas menjelaskan perubahan variabel terikat. Hasil uji tabel diatas menunjukkan
besarnya nilai ρ sebesar 0,699, hal ini berarti 69,9 perubahan kinerja guru
ditentukan oleh perubahan komptensi pedagogik dan motivasi kerja. Selebihnya 30,1 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
1.5 Uji hipotesis