33
tidak menggunakan sampel. Hal ini digunakan karena penelitian ini menggunakan setting kelas dan menggunakan seluruh anak kelompok A menjadi subjek
penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh kelompok A di TK ABA Pantisiwi Serut yang merupakan kelompok A1 sebagai kelompok
kontrol yang berjumlah 21 anak dan kelompok A2 sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 19 anak.
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Suharsimi Arikunto 2006: 43 mengatakan bahwa metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data. Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Berdasarkan instrumen pengamatan yang digunakan, maka peneliti melakukan observasi langsung dengan menggunakan observasi tidak terstruktur,
Sugiyono, 2007 : 205 yakni observasi yang tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Adapun rambu-rambu
pengamatan dalam pelaksanaan observasi dapat dilihat dalam tabel yang berisi kisi-kisi pedoman observasi.
34
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berbicara Usia 4-5 Tahun
Variabel Sub
Variabel Sub-sub Variabel
Instrumen Jumlah
butir
Kemampuan Berbicara
Kemampuan menyampaik
an maksud
ide, pikiran, gagasan dan
perasaan dalam bentuk
katabahasa dengan
artikulasi yang jelas.
1. Anak mampu
menyampaikan idegagasan
2. Anak mampu
menyampaikan isi
perasaannya 3. Anak
dapat menceritakan
kembali a Lembar
Observasi 5 butir
1, 2,3, 4, 5
Kemampuan memberi
jawaban dan tanggapan
dengan pilihan kata
dan kalimat yang tepat
1. Anak mampu
memberi salam 2. Anak
mampu menjawab salam
3. Anak mampu
menjawab pertanyaan
4. Anak mampu
mengajukan pertanyaan
a Lembar Observasi
7 butir 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12
2. Tes
Menurut Sukardi 2007:138 tes merupakan prosedur sistematik dimana individual yang dites direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban mereka
yang dapat menunjukkan ke dalam angka. Dalam tes telah direncanakan sesuai dengan pilihan hati dan pikiran subjek guna menggambarkan respons yang
kemudian diolah oleh peneliti secara sistematis menuju suatu arah kesimpulan yang menggambarkan tingkah laku dari subjek tersebut. Tes merupakan
pengumpul informasi adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelas.
35
Pada penelitian ini peneliti menggunakan tes lisan di kelas. Nurgiyantoro 2010: 141 menjelaskan bahwa tes lisan dikelas dimaksudkan sebagai tes yang
yang dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Adapun instrumen yang digunakan peneliti adalah tes melakukan metode show and tell.
Tugas ini digunakan pada saat pre-tes dan post tes yang bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan awal dan kemampuan akhir anak setelah diberi
perlakuan. Berikut pedoman penilaian Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A di TK ABA Pantisiwi Serut Bantul, yang telah dikonsultasikan kepada dosen ahli
yaitu Dr. Slamet Suyanto, M.Ed. Tabel 3. Penilaian Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A
No. Indikator
Skor Deskripsi
1. Anak mampu menyampaikan
idegagasan tentang alat piknik dengan pengucapan yang jelas
1 Anak mampu menyampaikan
idegagasan dengan
pengucapan fonem
huruf
dengan jelas. Contoh : huruf b bekal, baju, d duduk, r
permen, tikar, s tas, m minuman, makanan, t topi.
2. Anak
menyampaikan idegagasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan dan dapat dipahami oranglain
1 Anak mampu menyampaikan
idegagasan dengan kata yang dapat
dipahami oranglain.
Seperti “aku ingin jalan-jalan, berenang, bermain.”
3. Anak mampu menyampaikan isi
perasaannya tentang
pengalamannya pada saat piknik dengan pengucapan yang jelas
1 Anak mampu menyampaikan
isi perasaan senangnya dengan pengucapan yang jelas. Contoh
: huruf s Aku sangat senang sekali, r Aku gembira bisa
pergi ke KidFun.
4. Anak dapat menceritakan
kembali pengalaman piknik dengan jelas
1 Anak
dapat menceritakan
kembali pengalaman piknik dengan jelas. Contoh : Aku
pernah pergi ke KidFun dengan Ibuku dan bu guru. Aku piknik
naik bis.
36
5. Anak dapat menceritakan
kembali isi cerita dengan runtut tentang perjalanan piknik
1 Anak
dapat menceritakan
kembali isi
cerita dengan
runtut. Contoh mulai dari anak berangkat menggunakan bis
bersama teman dan gurunya dan bermain bersama.
6. Anak mampu memberi salam
dengan pilihan kata yang tepat sebelum anak melakukan cerita
tentang pengalaman piknik 1
Anak mampu memberi salam dengan pilihan kata yang tepat.
Contoh : assalamu’alaikum, selamat pagi, hallo, hai.
7. Anak mampu menjawab salam
dengan pilihan kata yang tepat pada saat oranglain memberi
salam. Anak mampu menjawab salam
dengan pilihan kata yang tepat. Contoh
: terimakasih,
wassalamu’alaikum.
8. Anak
mampu menjawab
pertanyaan tentang
kegiatan yang dilakukannya pada saat
piknik dengan tepat sesuai topik 1
Anak mampu
menjawab pertanyaan dengan tepat sesuai
dengan topik yang dibicarakan. Contoh : Aku berenang di
kolam renang yang besar, naik kereta
mini, dan
mobil-
mobilan.
9. Anak
mampu menjawab
pertanyaan tentang dengan siapa anak piknik dengan pilihan kata
yang tepat 1
Anak mampu
menjawab pertanyaan dengan pilihan kata
yang tepat. Contoh : Aku pergi dengan
teman-teman, bu guru dan ibuku.
10. Anak mampu
menjawab pertanyaan tentang kendaraan
yang digunakannya pada saat pergi piknik dengan struktur
kalimat yang benar 1
Anak mampu
menjawab pertanyaan
dengan struktur
kalimat yang benar. Contoh : Aku pergi piknik naik bis.
11. Anak mampu
mengajukan pertanyaan dengan pilihan kata
yang tepat ketika anak diminta bertanya
jika anak
ingin membeli makanan pada saat
piknik 1
Anak mampu
mengajukan pertanyaan dengan pilihan kata
yang tepat. Contoh : ”Bu bolehkah aku
membeli makanan itu?” 12. Anak
mampu mengajukan
pertanyaan dengan
struktur kalimat yang benar ketika anak
diminta bertanya jika anak ingin bermain dengan salah satu
wahana permainan. 1
Anak mampu
mengajukan pertanyaan
dengan struktur
kalimat yang benar. Contoh : Bu, bolehkah aku naik
kereta itu?
37
a. Uji Validitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 219 validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa
yang akan diukur. Sedangkan menurut Sugiyono 2007: 173 valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas konstrak construct validity sebagai pengukur tingkat validitasnya. Menurut
Sugiyono 2007: 177, mengemukakan bahwa untuk menguji validitas konstrak, dapat menggunakan pendapat dari ahli. Dalam penelitian ini, peneliti menunjuk
seorang dosen ahli yaitu Dr. Slamet Suyanto, M.Ed., untuk diujikan berdasar pengalaman empiris di lapangan dan uji coba instrumen.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Muhammad Idrus 2009: 167 berpendapat bahwa reliabilitas dalam pendekatan kuantitatif, dilakukan dengan cara mencari harga reliabilitas
instrument, yaitu instrumen terlebih dahulu diujicobakan dan data hasil uji coba dihitung secara statistik dengan menggunakan beberapa formula statistik. Perlu
dipahami bahwa yang dimaksud dengan reliabilitas instrumen adalah tingkat keajekan instrumen saat digunakan kapan dan oleh siapa saja sehingga akan
cenderung menghasilkan data yang hampir sama dengan sebelumnya. Reliabilitas merupakan ketepatan atau consistency atau dapat dipercaya.
Artinya instrumen yang akan digunakan dalam penelitian tersebut akan memberikan hasil yang sama meskipun diulang-ulang dan dilakukan oleh siapa
dan kapan saja. Mengetahui reliabilitas isntrumen harus dilakukan berkali-kali uji
38
coba. Hasil percobaan dilihat apakah menunjukkan adanya ketepatan atau keseragaman. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien
Cronbach Alpha dengan taraf signifikansi 5 dengan rumus sebagai berikut: � = [
� � − 1] [1 −
∑ � ]
Keterangan: �
: Reliabilitas instrumen �
: Jumlah butir pertanyaan ∑
: Jumlah varian butir �
: Jumlah varian total Suharsimi Arikunto, 2006: 196
Proses perhitungan realibilitas ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 for windows. Uji coba reliabilitas instrumen dilakukan pada 10 anak
kelompok A di TK Jebugan Baru Trirenggo, Bantul . Butir soal dinyatakan reliabel jika koefisien alpha lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi 5,
dan dinyatakan tidak reliabel apabila koefisien alpha lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikansi 5. Langkah selanjutnya adalah menafsirkan hasil dari
koefisien reliabilitas dengan berpedoman pada penggolongan dari Suharsimi Arikunto dengan menggunakan interpretasi terhadap koefisien korelasi yang
diperoleh, atau nilai r. Penafsiran koefisien realibilitas ini bepedoman pada penggolongan Suharsimi Arikunto 2006: 276, yaitu:
Tabel 4. Interpretasi nilai r :
Besarnya Nilai r Interpretasi Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0, 00 sampai dengan 0,200 Sangat rendah tak berkorelasi
Sumber: Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit Rineka Cipta. 2006. Hal-276
39
Setelah dilakukan pengolahan data maka didapatkan nilai reliabilitas. Nilai reliabilitas sebesar 0,857 yang masuk dalam interpretasi tinggi, sehingga dengan
nilai r tersebut maka instrument tersebut dapat digunakan dalam penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono 2007 : 207 bahwa, analisis data adalah kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan. Data dalam penelitian ini diperoleh data dari mulai observasi langsung pada obyek penelitian untuk mengungkapkan kemampuan berbicara anak.
Observasi langsung dilaksanakan pada kondisi awal pembelajaran di dalam kelas dan pada saat diberikan perlakuan.
Tujuan analisis dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data kepastian apakah terjadi Pengaruh Penggunaan Metode Show and Tell Terhadap
Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A di TK ABA Pantisiwi Serut Bantul. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kuantitatif. Pada akhir pembelajaran, dilakukan penilaian terhadap hasil tes yang dicapai oleh peserta didik. Seperti yang dinyatakan oleh Sugiyono 2007: 207,
bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
40
Dalam penelitian ini, setelah data dari nilai tes awal pre-test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol telah terkumpul, maka langkah awal adalah data
kemampuan berbicara kedua kelas ditabulasikan pada tabel. Kemudian langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai rata-rata mean yang dimiliki oleh kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Sugiyono 2007: 42 mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok
tersebut. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan :
X : mean nilai rata-rata
ΣfX : jumlah skor seluruh responden N
: jumlah responden
Apabila mean tes akhir kelas eksperimen X
e
lebih besar dari kelas kontrol X
k
, maka terdapat pengaruh positif variabel bebas terhadap variabel terikat. Namun apabila mean dari kelas eksperimen X
e
sama dengan atau lebih kecil dari mean kelas kontrol X
k
maka tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Maka dapat disimpulkan bahwa apabila :
1. X
e
X
k
, maka ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. 2. X
e
≤ X
k
, maka tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
� = �� �
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK ABA Pantisiwi pada kelompok A yang terletak di desa Serut, Peni, Palbapang, Bantul, Yogyakarta. Lokasi yang strategis
dan mempermudah akses dalam penelitian menjadi alasan utamanya. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok A semester II TK ABA Pantisiwi Serut tahun
ajaran 20152016. Kelompok A terdiri dari dua kelas paralel, yaitu A1 dan A2. Kelompok A1 terdiri dari 21 anak dan kelompok A2 terdiri dari 19 anak. Rincian
siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5. Daftar Siswa Kelompok A TK ABA Pantisiwi Serut
No. Kelompok
Laki-laki Perempuan
Jumlah 1.
Kelompok A1 13
8 21
2. Kelompok A2
10 9
19 Jumlah
23 17
40 Sumber: Daftar Siswa Kelompok A TK ABA Pantisiwi Serut
Dalam penelitian ini ada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen dalam pengembangan kemampuan
berbicara menggunakan metode show and tell. Sedangkan dalam kelompok kontrol dengan metode konvensional yang dilakukan biasanya oleh guru. Setelah
dilakukan pengundian terhadap kelompok A1 dan A2, hasilnya kelompok A1 menjadi kelompok kontrol dan kelompok A2 menjadi kelompok eksperimen.
Masing-masing kelompok diberi pretest dan post test.
42
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Kelompok Kontrol a. Data Pretest Kelompok Kontrol
Hasil penelitian yang dilakukan di kelompok kontrol menghasilkan dua data, yaitu data pretest dan posttest. Data hasil pretest kemampuan berbicara anak
kelompok kontrol dideskripsikan didasarkan pada jumlah intrumen sebanyak 12 butir, jumlah skor diperoleh sebesar 142. Data hasil penelitian dianalisis dengan
skor tertinggi 11, skor terendah 3, mean sebesar 6,7, median 7, standar deviasi 1,972.Distribusi frekuensi hasil pre test kelas kontrol dapat dilihat pada tabel di
bawah ini : Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pretest Anak Kelas Kontrol
Interval kelas Frekuensi Frekuensi
Frekuensi Kumulatif
Frekuensi Kumulatif
2-3 2
9,5 2
9,5 4-5
1 4,8
3 14,3
6-7 12
57,1 15
71,4 8-9
4 19,0
19 90,5
10-11 2
9,5 21
100,0 21
100
Berdasarkan distribusi frekuensi hasil kemampuan berbicara anak pretest kontrol dapat digambarkan dalam bentuk histogram berikut :
Gambar 1. Histogram Hasil Pretest Kontrol
10 20
30 40
50 60
2_3 4_5
6_7 8_9
10_11
43
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa pretest kelas kontrol dengan data bergolong yaitu untuk skor 2-3 sebanyak 2 anak, skor 4-5
sebanyak 1 anak, skor 6-7 sebanyak 12 anak, skor 8-9 sebanyak 4 anak, dan skor 10-11 sebanyak 2 anak.
b. Data Post Test Kelas Kontrol
Pembelajaran pada kelas kontrol materinya yaitu sama dengan kelas eksperimen yaitu tentang tempat-tempat rekreasi. Perbedaannya adalah pada kelas
eksperimen menggunakan metode show and tell sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional yang biasa digunakan oleh guru untuk
melihat pengaruh kemampuan berbicara anak. Pada kelas kontrol, guru lebih dominan dalam pembelajarannya. Guru yang berperan sebagai teacher centered
dalam kelas kontrol membuat anak kurang tergali kemampuan berbicaranya. Anak cenderung hanya mendengarkan dan sedikit sekali menyampaikan pendapatnya.
Data hasil kemampuan berbicara anak pada posttest kelas kontrol dideskripsikan dari jumlah instrumen sebanyak 12 butir, jumlah skor yang
diperoleh 162. Data hasil penelitian dianalisis dengan skor tertinggi 12, skor terendah 3, mean sebesar 7,7, median sebesar 7, dan standar deviasi sebesar 2,512.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Posttest Anak Kelas kontrol Interval kelas
Frekuensi Frekuensi
Frekuensi Kumulatif
Frekuensi Kumulatif
3-4 1
4,8 1
4,8 5-6
7 33,3
8 38,1
7-8 7
33,3 15
71,4 9-10
2 9,6
17 81,0
11-12 4
19,2 21
100 21
100
44
Berdasarkan distribusi frekuensi hasil kemampuan berbicara anak posttest kontrol dapat digambarkan dalam bentuk histogram berikut :
Gambar 2. Histogram Hasil Posttest Kontrol Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa pretest kelas
kontrol dengan data bergolong yaitu untuk skor 3-4 sebanyak 1 anak, skor 5-6 sebanyak 7 anak, skor 7-8 sebanyak 7 anak, skor 9-10 sebanyak 2 anak, dan
skor 11-12 sebanyak 4 anak.
3. Deskripsi Data Hasil Penelitian Kelompok Eksperimen a. Data Pretest Kelompok Eksperimen