Pembelajaran Untuk Keterampilan Berbicara

17

4. Pembelajaran Untuk Keterampilan Berbicara

Slamet Suyanto 2005: 172 menyatakan bahwa untuk melatih anak berkomunikasi secara lisan dapat dilakukan dengan memberi kegiatan yang memungkinkan anak berinteraksi dengan teman dan orang lain. Guru dapat mendisain berbagai kegiatan yang memungkinkan anak mengungkapkan ide, perasaan, dan emosinya. Berikut beberapa contoh kegiatan untuk melatih komunikasi lisan. a. Bermain Drama dramatic play Bermain drama untuk mengembangkan kemampuan bicara anak dapat dilakukan seperti bermain antara dokter-pasien, bermain keluarga, bermain jual beli dan sebagainya. b. Show and Tell menunjukkan dan menceritakan Show and tell dapat dilakukan setiap hari, secara bergilir, guru menyuruh satu-dua anak untuk bercerita tentang pengalamannya. Pengalaman tersebut meliputi berbagai hal yang menurut anak perlu diceritakan. Sebagai contoh anak dapat bercerita tentang acara TV yang ia tonton, makan makanan yang ia sukai, gambar yang ia buat, pengalaman yang berkesan dan sebagainya. c. Bermain Paralel Paralel Play Bermain dengan pasir, air dan balok di mana anak bermain sendiri-sendiri di tempat yang sama dengan media yang sama akan memungkinkan anak bermain paralel. Anak melihat bagaimana temannya bermain dan ikut menirukannya. Anak biasanya akan bercakap-cakap sambil bermain. 18 d. Bermain Kooperatif Cooperative Play Bermain secara kooperatif amat baik untuk mengembangkan kemampuan anak berkomunikasi lisan seperti guru memberi tugas kepada anak untuk membuat gambar pada kertas poster dalam kelompok. Kemudian mengajak anak berdiskusi mengenai gambar yang akan mereka buat dan mengajak mereka membuat bersama-sama. Kemudian mengajak anak untuk mempresentasikan dan menceritakan gambar yang telah mereka buat. Usahakan semua anak berbicara dalam kegiatan presentasi tersebut. Dari uraian diatas metode pengembangan kemampuan berbicara anak dapat menggunakan metode bermain drama, bermain parallel, bermain kooperatif dan metode show and tell. Dari beberapa metode tersebut, peneliti menggunakan metode show and tell untuk melihat pengaruhnya terhadap kemampuan berbicara anak kelompok A. C. Perkembangan Bicara Anak Usia Taman Kanak-kanak 1. Karakteristik Kemampuan Berbicara Anak Usia 4-5 Tahun Pada anak usia TK yaitu 4-5 tahun, kemampuan bahasa yang paling efektif digunakan adalah kemampuan berbicara. Terdapat beberapa faktor yang dijadikan ukuran untuk melihat perkembangan kemampuan berbicara anak. Nurbiana 2008, 3.6 mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat dijadikan ukuran kemampuan berbicara seseorang yang terdiri dari aspek kebahasaan dan non kebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang disesuaikan, pilihan kata dan ketepatan sasaran pembicaraan. 19 a. Ketepatan ucapan Ukuran kemampuan berbicara pada indikator ketepatan ucapan pada anak dapat diukur dari anak berbicara atau mengucapkan beberapa dengan tepat, jelas dan baik. b. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai Indikator penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai diukur dengan melihat pengucapan kata dengan benar tidak celat dan dengan nada yang lantang atau jelas dengan tidak terbata-bata atau gagap dalam berbicara. Pada indikator ini pengucapan atau berbicara anak dapat berbicara dengan jelas dan lancar. c. Pilihan kata Pemilihan kata dalam pengucapan ini anak memilih kata yang telah dipahaminya, tidak hanya sekedar anak meniru ucapan dari oranglain. Anak telah memahami makna dari kata-kata yang diucapkannya. d. Ketepatan sasaran pembicaraan. Pada indikator ketepatan sasaran pembicara ini anak mampu mengeluarkan pendapat, mengekspresikan isi hati, serta mampu mengeluarkan gagasan yang tepat dan benar. Dalam indikator ini anak juga mampu berpartisipasi dalam sebuah percakapan sesuai topik, anak mampu memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Aspek non kebahasaan meliputi: a sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh, dan mimik yang tepat b kesediaan menghargai pembicaraan maupun 20 gagasan orang lain; c kenyaringan suara dan kelancaran dalam berbicara; d relevansi, penalaran dan penguasaan terhadap topik tertentu. Maidar Umi Faizah, 2010: 9 mengemukakan bahwa dalam mengevaluasi kemampuan berbicara anak pada prinsipnya juga harus memperhatikan dua aspek yaitu aspek kebahasaan dan juga aspek non kebahasan. Aspek kebahasan meliputi : a pengucapan vokal; b penempatan tekananpersendiannadairama; c pilihan kata, pilihan ungkapan, variasi kata, tata bentukan; d struktur kalimatragam kalimat. Sedangkan untuk aspek non kebahasaan meliputi : a keberanian; b kelancaran; c kenyaringan suara; d pandangan mata; e gerak- gerik dan mimik; f keterbukaan; g penalaran; h penguasaan topik. Sependapat dengan kedua ahli diatas, Sabarti Akhadiah, dkk 1992: 154- 60 menjelaskan bahwa kemampuan berbicara anak dapat dilihat dari aspek kebahasaan dan aspek non kebahasaan. Aspek kebahasaan menurut Sabarti Akhadiah, dkk adalah : a ketepatan ucapan; b penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme yang sesuai; c penggunaan kata dan kalimat. Aspek non kebahasaan meliputi : a sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku; b pandangan yang diarahkan kepada lawan; c kesediaan menghargai pendapat orang lain; d gerak-gerik dan mimik yang tepat; e kenyaringan suara; f kelancaran; g penalaran dan relevansi. Mary Renck Jalongo 2007: 114 juga menyebutkan bahwa kemampuan berbicara anak diukur dari dua aspek. Yang pertama adalah aspek Kebahasaan, yaitu : a ketepatan ucapan, b alasan untuk berbicara, c cara berinteraksi dengan oranglain, d bagaimana pembicara menampilkan diri sendiri, e Penguasaan 21 terhadap topik, f ketepatan sasaran pembicaraan, g konsep kesopanan, h ekspresi, i penempatan ritme dan jangka yang sesuai, dan j tata cara akhir pembicaraan. Aspek yang kedua yaitu non kebahasaan yang meliputi : a pandangan mata, b kedekatan dengan pendengar, c postur tubuh, d mimik, serta e sikap. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi merupakan suatu kemampuan untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan atau mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun perasaan. Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang dan dipengaruhi oleh keterampilan menyimak. Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosa kata yang diperoleh anak dari kegiatan menyimak dan membaca. Dari beberapa penjabaran tentang karakteristik kemampuan bicara di atas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa aspek yang diamati pada indikator kemampuan berbicara, yaitu : a. Aspek Kebahasaan Aspek kebahasaan meliputi ketepatan ucapanvokal, penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme yang sesuai,pilihanpenggunaan kata dan kalimat yang tepat dan bervariasi. b. Aspek Non Kebahasaan : Aspek non kebahasaan meliputi sikap tubuh, keterbukaan dan kesediaan menghargai pendapatpembicaraan oranglain, kenyaringan suara dan kelancaran, gerak-gerik dan mimik yang tepat, penalaran dan penguasaan terhadap topik. 22

2. Tahap Perkembangan Bicara Anak