menyebutkan, terdapat 2 pandangan atas aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, dapat membangun nilai positif dikalangan pemangku
kepentingan dan dukungan keuntungan serta kepercayaan dari beragam kelompok stakeholder. Kedua, adanya dampak positif terhadap reputasi perusahaan dan
membawa keuntungan
ekonomi dari
pandangan strategis.
Sehingga, pengungkapan perusahaan terkait kegiatan sosial dan lingkungannya merupakan
salah satu usaha manajemen perusahaan untuk menjalin hubungan baik kepada para stakeholder karena dalam hal ini, perusahaan telah menyediakan salah satu
dari beberapa informasi yang sekiranya dibutuhkan oleh para stakeholder terkait aktivitas perusahaan.
2.3. Teori Keagenan
Teori keagenan didefinisikan sebagai hubungan antara agen, yaitu manajemen perusahaan dengan principal, yaitu pemilik usaha Putri 2013. Teori
keagenan menjelaskan adanya kontrak antara agent manajemen dan principal pemegang saham yang mana agen menerima mandat untuk mengelola
perusahaan dari principal Jensen Mekling, 1976 dalam Yesika dan Chariri 2013. Dalam pelimpahan wewenang tersebut dapat memunculkan masalah
agensi, yaitu agen mungkin akan bertindak tidak sesuai dengan kepentingan prinsipal, sebab manajer mungkin saja bertindak untuk memaksimalisasi
kepentingannya sendiri Susanti dan Riharjo 2013:155. Oleh karena itu, perusahaan perlu malakukan strategi dan pengawasan untuk menjamin tindakan
manajemen dalam mengelola perusahaan sesuai dengan harapan principal. Dewan komisaris memiliki prinsip bahwa dewan komisaris bertanggung jawab
mengawasi tindakan direksi dan memberikan nasihat kepada direksi jika dipandang perlu Emirzon 2012.
Menurut Sembiring 2005 berdasarkan teori keagenan, dewan komisaris dianggap sebagai mekanisme pengendalian intern tertinggi, yang bertanggung
jawab untuk memonitor tindakan manejemen puncak. Menurut Rifa‟i 2009,
komisaris independen sangat dibutuhkan agar tata kelola perusahaan lebih baik sehingga kemungkinan perusahaan melakukan kecurangan lebih sedikit. Selain
itu, keberadaan dewan komisaris yang independen diharapkan dapat mewakili kepentingan pemegang saham minoritas
Susanti dan Riharjo 2013:155. Penelitian yang dilakukan Sembiring 2005 mendukung teori agensi
sesuai dengan pendapat Coller dan Gregory 1999 yang menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk
mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif.
2.4. Pengungkapan Sosial dan Lingkungan Perusahaan
Ghozali dan Chariri 2007, salah satu aspek yang diungkapkan sukarela dalam pelaporan keuangan adalah informasi tentang aspek sosial dan lingkungan
berkaitan dengan kegiatan bisnis yang dijalankan perusahaan. Kegiatan bisnis yang lakukan perusahaan pasti memiliki danpak sosial dan lingkungan. Secara
konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi
yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh laporan keuangan Suwardjono 2005, Ikbal 2012.
Definisi pengungkapan sosial dan lingkungan Ghozali Chariri 2007 merupakan proses yang diguakan oleh perusahaan untuk mengungkapkan
informasi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan. Seiring dengan perkembangan dunia
usaha, praktik pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan ikut berperan penting dalam membangun image perusahaan. Adanya pengungkapan yang
transparan merupakan keinginan para stakeholder. Setyorini 2012:152 menyatakan bahwa pelaporan sosial dan lingkungan
juga dikenal sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, hal itu juga dapat didefinisikan sebagai strategi pengelolaan lingkungan untuk menjalin hubungan
dengan stakeholder sehingga perlu diungkapkan dengan melakukan pelaporan sosial dan lingkungan perusahaan atas aktivitas yang telah dilakukannya.
Melaksanakan praktik pengungkapan sosial dan lingkungan dapat dijadikan sebagai investasi oleh perusahaan karena untuk memperoleh legitimasi dari
masyarakat dalam jangka panjang. O‟Donovan, 2002 dalam Ghozali dan Chariri
2007 menyebutkan ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam melakukan pengungkapan kegiatan sosial dan lingkunganya, yaitu:
a. membangun keselaran nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai sosial; b. menghindari tekanan dari kelompok tertertentu;
c. meningkatkan image dan dan reputasi perusahaan; d. menunjukan prinsip-prinsip manajerial;