mendatangkan masalah bagi perusahaan yang akhirnya dapat mengarah pada perampasan hak untuk beroperasi Joshi dan Gao 2009:30.
Berdasarkan uraian tersebut, teori legitimasi adalah salah satu teori yang dapat mendasari pengungkapan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan.
Pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk menunjukkan kepada para stakeholder
bahwa perusahaan telah berusaha menjalankan kegiatan usahanya dan juga memperhatikan lingkungan sosialnya. Sayekti dan Wondabio 2007 dalam
Djuitaningsih dan Erista 2011 berpendapat bahwa pengungkapan CSR dalam laporan keuangan diharapkan mampu membantu perusahaan untuk memperoleh
legitimasi sosial dan memaksimalkan keuangannya dalam jangka panjang, serta terjadi keseimbangan antara sistem nilai perusahaan dengan nilai masyarakatm,
karena apabila terjadi ketidakseimbangan maka perusahaan akan kehilangan legitimasinya dan akan mengancam keberlangsungan perusahaan tersebut.
2.2. Teori Stakeholder
Kaidah teori stakeholder menjelaskan bahwa keberadaan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari stakeholder Hadi 2011. Stakeholder theory mengatakan
bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya Ghazali dan
chariri, 2007. Keberhasilan perusahaan juga tergantung dari kesuksesan pihak manajemen dalam menjalin hubungan dengan stakeholder. Stakeholder
perusahaan, yaitu terdiri atas pemegang saham, kreditor, konsumen, pemasok, karyawan, masyarakat, dan pemerintah. Teori stakeholders mengasumsikan
bahwa eksistensi perusahaan memerlukan dukungan stakeholders, sehingga aktivitas perusahaan juga mempertimbangkan persetujuan dari stakeholders
Djuitaningsih dan Erista 2011. Teori Stakeholder, secara eksplisit dalam dunia borjuis dilihat dari perspektif manajemen perusahaan yang berfokus terhadap
strategi perusahaan untuk dapat melanjutkan kesuksesan perusahaan Grey, et al. 1995:53. Ketersediaan informasi terkait aktivitas perusahaan merupakan cara
manajemen perusahaan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para stakeholder tersebut dan tentu saja hal ini dapat mempengaruhi keberlangsungan
hidup perusahaan. Grey, et al. 1994: 53 dalam Ghozali Chariri 2007: 409 mengatakan
bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk
mencari dukungan tersebut. Semakin powerful stakeholder, makin besar usaha yang harus dilakukan perusahaan untuk beradaptasi. Informasi terkait
pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan merupakan cara perusahaan untuk membangun hubungan dengan para stakeholdernya. Grey, et al. 1995:53,
Ghozali Chariri 2007: 409, Joshi dan Gao 2009:31 Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antar perusahaan dengan stakeholdernya.
Salama, et al. 2010:684 menyatakan aktivitas pertanggungjawaban sosial perusahaan diharapkan dapat meningkatkan hubungan dengan para stakeholder,
pemasok, kreditor, dan oleh stakeholder lainnya. Teori stakeholder merupakan salah satu teori yang dapat digunakan untuk
menjelaskan pengungkapan sosial perusahaan. Salama, et al. 2010:684
menyebutkan, terdapat 2 pandangan atas aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan. Pertama, dapat membangun nilai positif dikalangan pemangku
kepentingan dan dukungan keuntungan serta kepercayaan dari beragam kelompok stakeholder. Kedua, adanya dampak positif terhadap reputasi perusahaan dan
membawa keuntungan
ekonomi dari
pandangan strategis.
Sehingga, pengungkapan perusahaan terkait kegiatan sosial dan lingkungannya merupakan
salah satu usaha manajemen perusahaan untuk menjalin hubungan baik kepada para stakeholder karena dalam hal ini, perusahaan telah menyediakan salah satu
dari beberapa informasi yang sekiranya dibutuhkan oleh para stakeholder terkait aktivitas perusahaan.
2.3. Teori Keagenan